Senin, 09 Desember 2013

Home » » Prospek Perbankan Syariah di 2014

Prospek Perbankan Syariah di 2014

Oleh: Ahmad Ifham Sholihin, Praktisi Bank Syariah

Mafaza-Online.Com | EKONOMI - Industri perbankan syariah terus mengalami pertumbuhan organik yang signifikan. Dalam kurun 5 tahun terakhir, pertumbuhan perbankan syariah konsisten berada di kisaran 38-45 persen yoy (year on year).

Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah per Agustus 2013, terdapat 11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 160 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Dari jumlah tersebut, perbankan syariah berhasil meraup aset sebesar Rp.228,9 T.

Bank Syariah juga berhasil mengumpulkan dana masyarakat sebesar Rp.173,6 T dan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp.178,8 T. Dari total pembiayaan tersebut, sebesar Rp.107,2 T (60 persen) pembiayaan disalurkan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Jumlah rekening yang ada di Bank Syariah juga meningkat 28 persen dari 12,5 juta menjadi 16 juta rekening.

Pelaku industri dan pihak BI masih optimis bahwa pada 2014 perbankan syariah akan tumbuh minimal di angka 35 persen. Untuk mewujudkan hal tersebut, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh Perbankan Syariah. 


Pertama, Permodalan. CAR (Capital Adequacy Ratio) atau rasio kecukupan modal BUS saat ini mengalami sedikit penurunan dari 15,3 persen menjadi 14,7 persen.

Rencana Spin Off (pemisahan) beberapa Bank Syariah perlu didorong lebih cepat agar bank syariah menjadi lebih mandiri, permodalan lebih kuat dan kapasitas bisnis semakin bertambah. Beberapa BUS yang sudah ada diharapkan bisa menambah modalnya agar semakin kuat dan ekspansif. Upaya-upaya ini juga akan meningkatkan jumlah kantor, jaringan dan layanan Bank Syariah.

Kedua, Sumber Daya Insani (SDI). Dari sisi kuantitas, industri perbankan masih membutuhkan sekitar 30.000 SDI sampai dengan 2015. Dari sisi kualitas, harus terus dilakukan peningkatan kompetensi, baik hard skill maupun soft skill. SDI Bank Syariah harus lebih cerdas dan bijak dalam mengampanyekan produk, operasional dan layanan khas Syariah.

Ketiga, Kondisi Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat mengalami perlambatan. BI Rate pun terus meningkat, saat ini mencapai angka 7,5 persen. Hal ini menyebabkan kenaikan Bunga di Bank Konvensional. Sebagian besar nasabah Dana akan cenderung menempatkan/memindahkan dananya ke Bank Konvensional.

Atas kondisi tersebut, Bank Syariah menaikkan tingkat bagi hasil nasabah DPK dengan cara menaikkan marjin/bagi hasil/fee di sisi Pembiayaan agar kompetitif. Kondisi ini bisa memicu meningkatnya pembiayaan bermasalah, risiko gagal bayar, risiko operasional dan risiko reputasi.

Kondisi ekonomi yang terjadi saat ini juga berdampak pada likuiditas Bank Syariah sehingga Bank Syariah cenderung selektif dalam menyalurkan pembiayaan. Namun Bank Syariah bisa sedikit lega dengan rencana penempatan Dana Haji sekitar Rp.12.5 T dari Kementerian Agama.

Keempat, Inovasi Produk. Bank Syariah harus terus melakukan inovasi produk yang kompetitif dan bisa diterima oleh pasar. Di tengah kompetisi yang sangat ketat, Bank Syariah harus bisa menunjukkan bahwa Bank Syariah lebih menguntungkan dibandingkan dengan Bank Konvensional.

Kelima, Edukasi dan Sosialisasi yang belum maksimal. Pada 17 November 2013 lalu, Presiden SBY meresmikan Gerakan Ekonomi Syariah (GRES). Ini merupakan momen berharga dan harus ditindaklanjuti dengan langkah nyata oleh perbankan syariah dengan melakukan edukasi, sosialisasi, kampanye dan aktivasi ke publik.

Keenam, Hukum dan Regulasi. Perbankan syariah secara karakteristik berbeda dengan sistem perbankan konvensional, sehingga diperlukan penyesuaian antara hukum syariah dengan hukum positif. Secara nasional dan global juga perlu adanya standar regulasi untuk menjembatani perbedaan fikih muamalah.

Ketujuh, Rate Bank Syariah. Industri perbankan syariah seringkali melakukan penyetaraan imbal hasil dengan Rate atau tingkat suku bunga. Adanya Rate Bank Syariah akan semakin mempertegas perbedaan dan keunggulan  Bank Syariah dibandingkan dengan Bank Konvensional.

Optimisme Pertumbuhan

Jika kita cermati, ada beberapa hal yang mendukung optimisme tumbuh kembang industri perbankan syariah, di antaranya adalah faktor jumlah penduduk muslim yang besar menjadi potensi nasabah Bank Syariah). Indonesia juga memiliki sumber daya alam yang melimpah yang dapat dijadikan sebagai underlying transaksi industri keuangan syariah.

Di sisi lain, meskipun sempat mengalami perlambatan, pertumbuhan ekonomi mulai bangkit (secara kumulatif, per Januari-September 2013 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,83 persen yoy). Secara umum, Indonesia telah mampu menyeimbangkan tuntutan atas pertumbuhan dan penguatan fundamental ekonomi.

Secara internal, Bank Syariah juga terus melakukan ekspansi jaringan kantor secara berkesimbungan, melakukan program edukasi dan sosialisasi yang gencar kepada masyarakat, terus berupaya meningkatkan kualitas layanan (excellence service) secara konsisten.

Nasabah perbankan syariah juga bersifat market driven  dan dorongan bottom up dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga lebih bertumpu pada sektor riil. Bank syariah lebih dekat dengan sektor riil karena produk yang ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor riil sehingga dampaknya lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan fenomena yang ada, ke depan Bank Syariah akan terus bertumbuh pada segmen yang selama ini terbukti memiliki kinerja baik, seperti pembiayaan mikro produktif, konsumtif yang didukung pendapatan tetap dan sektor usaha yang industrinya masih “aman”.

Dari sisi pendanaan, Bank Syariah harus lebih kreatif dalam mencari sumber dana “murah” serta meningkatkan pelayanan untuk mencari diferensiasi dalam industri. Bank Syariah juga harus melakukan konsolidasi dengan strategi yang baik sehingga biaya operasional dapat ditekan dengan maksimal.

Akhirnya, tumbuh kembang perbankan syariah pada 2014 diperkirakan masih positif dan berkelanjutan dengan tetap harus didasarkan atas prinsip kehati-hatian, agar terhindar dari peningkatan risiko yang ada.

Sumber: Harian KONTAN, Kamis 28 November 2013 Hlm 23




Silakan di Klik
  ⌣»̶•̵̭̌•̵✽̤̈M-STORE LengkapiKebutuhanAnda✽̤̈•̵•̵̭̌«̶⌣

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Prospek Perbankan Syariah di 2014 . All Rights Reserved