Senin, 27 Februari 2023

Home » , » BINTANG TAMU SERAMBI ISLAMI KH Mahrus Iskandar

BINTANG TAMU SERAMBI ISLAMI KH Mahrus Iskandar

KH Mahrus Iskandar (Peci putih) foto bersama Syaikh Akbar M Fathurahman
Ternyata kajian Tasawuf bisa disajikan dalam bentuk talk show dan tematis


Mafaza-Online | KH Mahrus Iskandar, BSc, hadir sebagai bintang tamu dalam shooting Serambi Islami, Senin (30/01), di Studio TVRI Nasional, Jakarta. Menurutnya, banyak hal-hal yang bisa dipelajari dari  shooting bersama Syaikh Akbar Muhammad Fathurahman ini.  


"Ternyata kajian Tasawuf bisa disajikan dalam bentuk talk show dan dibahas tematis," ungkapnya.


Kajian Tasawuf Serambi Islami di TVRI Nasional, acara ini biasa tayang setiap Kamis bada Subuh.


Alhamdulillah, Kiai Mahrus menyempatkan waktunya untuk hadir. "Saya sekadar menambahkan kajian tentang Imam Al Ghazali dari sudut ilmu fiqih yang saya ketahui, itulah yang saya pelajari selama ini", ujarnya merendah. 


Putra almarhum KH Nur Muhammad Iskandar, SQ, dai kondang asal Jawa Timur ini begitu kagum dengan cara Syaikh Akbar M Fathurahman, dalam menjabarkan materi dan menjawab pertanyaan. 


"Saya ingin mengunjungi Pondok Idrisiyyah di Tasikmalaya untuk menimba pengalaman lebih jauh," ujarnya penasaran.


Selesai acara KH Mahrus sempat berbincang sebentar dengan Syaikh Akbar di ruang tunggu. Dia menyadari kesibukan Syaikh yang harus menghadapi shooting yang padat (empat episode) hingga sore hari. Sehingga ia memutuskan tak ingin berbincang lebih banyak. 


Sekilas Gus Mahrus


Penampilan Gus Mahrus kelahiran tahun 1986 dengan tubuh mungilnya, sering dikira santri. 


Gus Mahrus, sempat mendarat di Amerika untuk meneruskan cita-citanya menjadi astronot. Ia suka dengan ilmu-ilmu sains dan teknologi. Tapi baru beberapa bulan saja mengenyam pendidikan di sana, ia sudah dipanggil Abahnya untuk pulang. Rupa-rupanya Abahnya kurang setuju dengan pendidikan anaknya itu. 


Abahnya khawatir, nanti bagaimana kalau kamu meneruskan pesantren ini. Masak dipimpin oleh orang keluaran Amerika? Apa kata orang. Abahnya menginstruksikan untuk melanjutkan pendidikan ke Timur Tengah, "Silakan pilih mau di Madinah atau Yaman'!" tegasnya. 


Selepas arahan Abahnya, iapun meneruskan pendidikannya di Yaman. Di Ahqaf University, ia melanjutkan pendidikan ilmu-ilmu fiqih dan ushulnya selama 5 tahun. Empat tahun kuliah, setahun mengabdi.


Walhasil, Lima tahun kemudian sesuai arahan Abahnya ia lulus. Begitu pulang langsung memimpin pesantren. Abahnya sudah meninggal sejak 2 tahun lalu. Kini Ash Shiddiqiyyah telah memiliki banyak cabang. 


Pusat Ashshidiqiyyah di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menempati lahan seluas 1 hektar ia memimpin 1300 santri. Kini pesantren yang berada di area bisnis tersebut menjadi rebutan konglomerat besar. Karenanya Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tanah pesantren yang berada di pinggir jalan sepanjang 500 m itu sudah mencapai 45 juta. 


Pesantren Ash Shidiqiyyah menjalin hubungan erat dengan Idrisiyyah. Jalinan itu berkat kehadiran Mahad Aly yang telah memiliki asosiasi yang terbentuk beberapa tahun lalu. Bahkan dalam waktu terdekat, Ash Shiddiqiyah menjadi tuan rumah raker Asosiasi Ma'had Aly (AMALI) yang diadakan oleh Kementerian Agama RI. 

MafazaTV👇

Baca juga:




Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: BINTANG TAMU SERAMBI ISLAMI KH Mahrus Iskandar . All Rights Reserved