Selasa, 06 Desember 2022

Home » » Lika Liku Mencari Mursyid

Lika Liku Mencari Mursyid

 

Lika Liku Mencari Mursyid

Berapa jarak Kayu Agung - Tasikmalaya? Berapa lama waktu yang harus ditempuh? Jarak dan waktu tak akan berarti bagi orang yang sudah berniat; azzam!

  

Mafaza-Online | Mursyid Tarekat Idrisiyyah, Syaikh Akbar Muhammad Fathurahman, Selasa pagi 15 November 2022, berkenan menerima rombongan dari Kayu Agung, Sumatera Selatan.


Ustadz Akmal sudah lama menginginkan talqin dzikir. 


Meski sebelum ke Jawa telah mampir di Pondok Tarekat Idrisiyyah, tapi kesempatan bertemu belum juga terpenuhi. Karena bersama rombongan, dia melanjutkan perjalanan. Tapi hatinya dia tinggalkan di Tasikmalaya.  Tetap berusaha datang ke pesantren karena berharap bisa ditalqin. 


Alhamdulillah, melalui perjalanan berliku-liku. Doa dan usaha yang tak kenal lelah berbuah hasil dengan diterima oleh Syaikh Akbar di ruang talqin.


Kepadanya, Syaikh Akbar memberikan penjelasan tentang  urgensi memiliki seorang Mursyid. 


Dikisahkan Ulama besar Syekh Abdul Wahab Asy Sya'rani ketika berawal menimba ilmu tasawuf ia beli kitab2 tasawuf dan ia pelajari satu persatu. 


Pada akhirnya ia malah kebingungan. Seperti masuk ke dalam sebuah ruangan gelap, semakin masuk ia semakin sulit menemukan jalan keluarnya. 


Imam Ath Thibbi menyatakan bahwa seseorang harus menemukan ahlul Qulub (Mursyid) walau ilmunya telah melaut. 


Melalui Mursyid ia dibimbing mujahadah dan riyadhah-nya. Ia diajarkan bagaimana membersihkan dan mengasah batin di majelis dzikir Mursyidnya. 


Dengan wasilah Mursyid ilmu yang disampaikan akan terasa dalam batin. Hati yang dzauq adalah tanda hakikat.


Dalam penuturannya ustadz Akmal dan Ustadz Jumratul Yadi merasa hampa meski banyak berdzikir dan membaca Quran. 


"Saya juga membaca kitab Al Hikam hingga khatam," ungkapnya. 


Tapi tidak juga menentramkan batinnya, begitu pengakuannya. 


Lalu ia mantapkan hati untuk bertemu dengan Mursyid. Sejak di Kayu Agung ia membaca Fatihah untuk menyambung batin dengan Syekh Akbar. 


Namun dalam perjalanannya ia diuji dengan banyak hal. 


Sesampainya di Tasik, rombongan ikut Dzikrul Makhsus berharap dapat menjadi murid, tapi ia belum berhasil bertatap muka langsung dengan Syekh Akbar. 


Rombongan melanjutkan perjalanan ke Jawa dan Madura untuk menghadiri suatu acara dan berniat kembali ke Tasik.


Saat masa pencariannya itu batinnya terus berdzikir fi kulli lamhatin. Hatinya terus berdzikir, anehnya hal itu bukan karena usahanya, alias muncul dengan sendirinya. 


Ia sempat mencari Buya Yahya, Habib Novel, dll tapi tidak berhasil bertemu. Ia sempat bertanya-tanya apakah ini karena sebab dosa-dosanya di masa lalu. Ia terus melakukan introspeksi.


Saat ia tiba kedua kalinya di pesantren ia sulit tidur. Jam 3 ia bangun dan bersegera ke masjid. Ia khawatir tertinggal subuh di Mesjid, karena ia berharap berjumpa dengan Syaikh Akbar.


Ujian itu datang lagi setelah shalat subuh ternyata Syaikh Akbar (tidak biasanya) langsung ke rumah. Di masjid ia sudah berpasrah dan ikhlas jika tidak dipertemukan Mursyid. 


Mungkin perjalanan seminggu ini harus diulang di lain waktu, pikirnya. Akhirnya pagi ini ia dipanggil ke ruang talqin dan berhasil juga ia bertemu dengan Mursyid hakiki. 


Seusai ditalqin ustadz Akmal mengaku dadanya telah plong  dan terobati. Dan kedua ustadz dari Kayu Agung ini diberi hadiah gamis oleh Syaikh Akbar.


Ustadz Akmal berencana membukukan kisah pengalaman dirinya mencari Mursyid. 


Hal ini disambut baik oleh Syaikh Akbar. Ustadz Akmal telah mewakafkan dirinya di jalan Allah. 


Ia sudah tidak memikirkan dunia, hanya pemberian Allah saja yang ia harap. Sehingga suatu ketika ia tidak memiliki bensin lagi untuk berdakwah. 


Syaikh Akbar lalu menjelaskan bahwa sejak awal seluruh aset Tarekat Idrisiyyah (meski sejengkal) telah diwakafkan. Harta maupun ilmu adalah milik Agama. 


Untuk berdakwah Syaikh Akbar mencontohkan agar tidak meminta-minta, "kita harus berekonomi," tegasnya.


Pada akhirnya Idrisiyyah di Kayu Agung mendapatkan saudara seiman dalam partner dakwah. 


Idrisiyyah tidak mengharap banyak murid, dan hanya dapat bekerjasama dengan orang yang hatinya bersih. 


@MK_IDRISIYYAH | Kampoengfutuh, 15 November 2022

MafazaTV 👇



Silakan Klik:

Mafaza-Online Peduli Gempa Cianjur

Yuk kita peduli dan berbagi



#walimursyid #idrisiyyah




Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Lika Liku Mencari Mursyid . All Rights Reserved