Minggu, 04 September 2022

Home » , , » Bersyukur dan Berdoa Versi Law of Attraction

Bersyukur dan Berdoa Versi Law of Attraction

 

Sekilas seperti sama dengan Islam, padahal jika dilihat lebih dekat, keyakinannya berbeda: LoA menjadikan manusia pusat semesta, tuhan itu sendiri, yang bisa mengendalikan semesta melalui penghayatannya, pikirannya, perasaannya, persangkaannya dan semesta adalah tuhan kedua yang mendukungnya

Mafaza-Online | Di bawah ini adalah satu contoh kejanggalan praktik bersyukur dan berdoa karena sudah tercampur keyakinan Law of Attraction (LoA). 

Gambar ini saya screen shoot dari sebuah grup LoA Facebook. Jadi ada member yang kepingin HP baru, dan dia ini afirmasi seolah-olah HPnya sdh ada dengan kalimat syukur; 


"Terima kasih ya Tuhan atas HP baru ini, saya sangat bersyukur...bla bla bla..."


Salah satu makna afirmasi atau sugesti versi LoA yakni penghayatan betul-betul terhadap apa yang diinginkan SEOLAH-OLAH ITU SEMUA SUDAH TERJADI. 


Mengapa bisa sampai segila itu, karena mereka meyakini bahwa apa yang dihayati, dirasakan, dipikirkan, diucapkan itulah yang akan menarik sebab-sebab di alam semesta sehingga apa yang dihayati tersebut dapat terwujud.


Semakin yakin, semakin dalam penghayatannya maka semakin kuat daya tariknya, daya vibrasinya, medan magnetnya, daya proyeksinya, daya lemparnya atau daya apa saja lah yang (dipaksa) semakna dengannya. 


Makanya banyak praktisi LoA kalau berdoa dan bersyukur begitu, kepingin punya HP doanya kaya yang saya ss ini. Seolah-olah sudah ada. Pingin punya rumah, doanya, 


"Terimakasih ya Allah, Engkau memberiku rumah impian yang bla bla bla bla... 


Terimakasih terimakasih." Padahal rumahnya belum ada. Kan jadi halu. Astaghfirullah. 


Pingin punya anak kembar, "Terimakasih ya Allah atas anak kembar ini. Alhamdulillah alhamdulillah..." 


Diucapkan tiap pagi sebelum aktivitas dan tiap malam menjelang tidur agar meresap ke dalam alam bawah sadar. 


Kalau saya melihatnya justru ini semacam ritual sedang menyembah diri sendiri, menyembah keyakinan dan kekuatan diri. 


Di seriesnya Rhonda Byrne yang judulnya The Magic, ada memang ajaran bersyukur, bawa-bawa ayat-ayat kitab suci juga. 


Mangga (silakan-red) kalau penasaran bisa di-googling. Tapi ya begitu, curang, dikutip-kutipnya dengan framing. Diambil sepotong-sepotong dan dibuang hal-hal yang fundamentalnya karena memang akan menegasikan ajaran inti LoAnya. 


Sayangnya banyak muslim yang mengikuti, sebab dianggap sama ajarannya; sama-sama berdoa dan bersyukur. 


Padahal jika dilihat lebih dekat, keyakinannya berbeda. LoA menjadikan manusia pusat semesta, tuhan itu sendiri, yang bisa mengendalikan semesta melalui penghayatannya, pikirannya, perasaannya, persangkaannya dan semesta adalah tuhan kedua yang mendukungnya. 


Sementara dalam Islam, pusatnya bukan manusia, melainkan Allah. Doa-doa, lintasan pikiran dan hasrat thdp suatu hal hanya akan terwujud jika Allah kehendaki. 


Ada kaidah-kaidah yang tidak bisa diterabas dan sudah dijelaskan dalam syariat. Ada adab berdoa, ada syarat-syarat pengabulan doa, ada konsep harta, ada halal haram, bahkan ada konsep istidraj, ada hukum perbuatan (wajib, mustahab, mubah, makruh, haram), dan ini semua ga ada di LoA. 


Dalil yang paling hits dipakai praktisi LoA muslim untuk mengesahkan keyakinannya adalah, Allah sesuai persangkaan hambaNya. Tetapi dimaknai dengan liar; apa yang kita persangkakan, apa yang kita pikirkan, apa yang kita rasakan, apa yang kita ucapkan, itulah yang akan menjadi nasib kita di kemudian hari. 


Apakah memerhatikan konsep akidah Islam dan batasan syariat? Yang merhatiin mah merhatiin yang ngga mah ngga...heu heu. Makanya jadi liar. Buktinya praktik berdoa dan bersyukur menjadi rusak begini. 


Kadang-kadang saya bilang, kalau tafsiran hadits tersebut seperti yang disangkakan para praktisi LoA, kenapa ada ayat yang bilang bahwa orang-orang kafir memiliki persangkaan yang batil, mereka bilang Allah punya anak, malaikat-Nya perempuan, menyangka disiksa di neraka cuma beberapa hari, menyangka kalau di akhirat mereka dapat tempat yang lebih baik, meyakini dirinya tuhan seperti Fir'aun dan Namrudz, dan persangkaan-persangkaan batil lainnya. 


Apakah semua persangkaan-persangkaan ini akan wujud jika diafirmasi setiap hari sambil memandang cermin atau setiap menjelang tidur agar masuk ke alam bawah sadar? 


Sampai hari kiamat juga ga akan wujud pan. 

Dari penjelasan para asatidz yang saya baca, maksud Allah sesuai persangkaan hambaNya itu harus dimaknai sesuai dengan apa yang Allah kabarkan tentang diriNya dan syariatNya. 


Contohnya jika hambaNya berdoa maka Allah akan mengabulkannya, jika hambaNya kufur Allah akan murka, jika hambaNya bersungguh-sungguh di jalanNya maka Allah akan bukakan baginya jalan-jalanNya, jika hambaNya bersyukur maka akan Allah tambah nikmatNya, jika hambaNya bertaubat maka Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan contoh-contoh lainnya yang Allah kabarkan tentangNya dalam wahyu. 


Bukan seperti keyakinan praktisi LoA, bahwa pikiran, perasaan, persangkaan kita adalah mutlak penentu masa depan kita, jadi kalau kita berpikir sakit maka kita akan sakit, kalau berpikir sehat maka akan sehat, berpikir susah maka akan susah, kalau berpikir sedih maka akan sedih. Heu heu.


Padahal sebagai muslim, kalau ketemu hal yang susah, merasa sedih, kalut, ya akui saja apa adanya dan berdoa, "Allahumma laa sahla illa maa  ja'altahu sahla wa Anta taj'alul hazna idza syi'ta sahla (Ya Allah tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau jadikan mudah dan Engkau jadikan kesedihan/kesulitan jika Engkau kehendaki akan menjadi mudah)". Bukan malah afirmasi positif, 


"Aku kuat aku kuat, aku ga sedih, ini gampang, ini gampang." dengan keyakinan kalau kata-katanya itu yang akan attract hal yang sama untuk dirinya. 


Malahan ada doa yang termasuk dzikir pagi petang yang itu bertentangan banget dengan LoA ini karena sangat-sangat menunjukkan kelemahan dan ketergantungan diri, 


"Ya Hayyu ya Qayyum, birahmatika astaghits ashlihli sya'ni kullah, walau takilni ilaa nafsu tharfata 'ain." 


"Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu."


Saya pernah ngobrol sama penganut LoA hardcore (salah satu yang senior di grup LoA FB) yang memang sudah ga percaya Tuhan, dia benci banget kalau di grup ada yang afirmasi diakhiri dengan "aamiin" atau diawali dengan kalimat "semoga Tuhan", dia bilang, itu mah sama aja ga yakin sama kekuatan diri. Nah kan. 


Jadi, yang paling penting diperhatikan justru apakah hati, pikiran, perasaan, dan perbuatan sudah sesuai dengan aturan Allah ataukah tidak, bukan ripuh-ripuh menilai ini positif atau negatif versi LoA.


Wallahua'lam. Astaghfirullah waatubuilaih.

Allahumma shalli 'ala Nabiyyina Muhammad wa 'ala aalihi wa shahbihi wa salim.


Baca juga 👇

Inilah Penampakan Bagian Dalam Kabah


Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/mafaza_online  | Facebook : MafazaOnline | Twitter: @mafazanews


Silakan Klik 

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda





#LoA #aqidah #doa


Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Bersyukur dan Berdoa Versi Law of Attraction . All Rights Reserved