إِنَّ أَرْوَاحَ الْأَحْيَاءِ وَالْأَمْوَاتِ تَلْتَقِي فِي الْمَنَامِ فَتَتَعَارَفُ مَا شَاءَ اللَّهُ مِنْهَا، فَإِذَا أَرَادَ جَمِيعُهَا الرُّجُوعَ إِلَى الْأَجْسَادِ أَمْسَكَ اللَّهُ أَرْوَاحَ الْأَمْوَاتِ عِنْدَهُ، وَأَرْسَلَ أَرْوَاحَ الْأَحْيَاءِ إِلَى أَجْسَادِهَا
Sesungguhnya ruh orang yang hidup dan ruh orang mati bertemu dalam mimpi. Mereka saling mengenal sesuai yang Alloh kehendaki. Ketika masing-masing hendak kembali ke jasadnya, Alloh menahan ruh orang yang sudah mati di sisi-Nya, dan Allah melepaskan ruh orang yang masih hidup ke jasadnya.
Tafsir At-Thabari 21/298, Al-Qurthubi 15/260, An-Nasafi 4/56, Zadul Masir Ibnul Jauzi 4/20, dan beberapa tafsir lainnya
Mafaza-Online | Itulah sedikit kalam ulama terkait tafsir surat 39:42. Sekira ingin mendalami, cobalah telisik dan dalami salah satu kitab tentang Ar Ruuh karya Ibnul Qoyyim.
Kejadian ini pernah dialami seorang sahabat yang dijamin masuk surga karena kerendahan hatinya Sahabat Tsabit bin Qois RA.
Peristiwa ini terjadi ketika perang Yamamah zaman khalifah Abu Bakar ketika menyerang nabi palsu Musailamah Al-Kadzab. Dalam peperangan itu, Tsabit termasuk sahabat yang syahid. Ketika itu, Tsabit memakai baju besi yang bernilai harganya.
Sampai akhirnya lewatlah seseorang dan menemukan jasad Tsabit. Orang ini mengambil baju besi Tsabit dan membawanya pulang. Setelah peristiwa ini, ada salah seorang mukmin bermimpi, dia didatangi Tsabin bin Qois. Tsabit berpesan kepada si Mukmin dalam mimpi itu:
“Saya wasiatkan kepada kamu, dan jangan kamu katakan, ‘Ini hanya mimpi biasa saja’ kemudian kamu tidak mempedulikannya. Ketika saya mati, ada seseorang yang melewati jenazahku dan mengambil baju besiku. Tinggalnya di paling pojok sana. Di kemahnya ada kuda yang dia gunakan membantu kegiatannya. Dia meletakkan wadah di atas baju besiku, dan diatasnya ada pelana.
Datangi Khalid bin Walid, minta beliau untuk menugaskan orang agar mengambil baju besiku. Dan jika kamu bertemu khalifah, sampaikan bahwa saya punya tanggungan utang sekian dan punya piutang macet sekian
Sementara budakku fulan, statusnya jadikan merdeka. Sekali lagi jangan kamu katakan, ‘Ini hanya mimpi biasa saja’ kemudian kamu tidak mempedulikannya.”
Setelah bangun, orang inipun menemui Khalid bin Walid ra dan menyampaikan kisah mimpinya bertemu Tsabit. Sang panglima, Khalid bin Walid mengutus beberapa orang untuk mengambil baju besi itu, dia memperhatikan kemah yang paling ujung, ternyata ada seekor kuda yang disiapkan.
Mereka melihat isi kemah, ternyata tidak ada orangnya. Merekapun masuk, dan langsung menggeser pelana. Ternyata di bawahnya ada wadah. Kemudian mereka mengangkat wadah itu, ketemulah baju besi itu. Merekapun membawa baju besi itu menghadap Khalid bin Walid.
Setelah sampai Madinah, orang itu penyampaikan mimpinya kepada Khalifah Abu Bakr As-Shiddiq ra, dan beliau membolehkan untuk melaksanakan wasiat Tsabit.
Maka sahabat, seberapa terkoneksi dirimu dengan para solihin solihat yang sudah mendahuluimu? Berkoneksilah dengan Fatihah. Sekira pun engkau tak mempercayainya berdoalah untuk orang orang soleh yang sudah mendahuluimu terlebih dahulu dengan doa doa yang kau yakini sampai kepada mereka. | Eka Rahmat
Silakan klik:
Silakan Klik
Lengkapi Kebutuhan Anda
Posting Komentar