Senin, 04 November 2019

Home » » … Dan Imam Ahmad bin Hanbal pun dibuat Terpesona

… Dan Imam Ahmad bin Hanbal pun dibuat Terpesona

Ilustrasi | pinterest.com
Sebuah Hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakr Ash-Shiddiq, dari Rasulullah beliau bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ جَسَدٌ غُذِيَ بِحَرَامٍ
“Tidak akan masuk ke dalam surga sebuah jasad yang diberi makan dengan yang haram.”
(Shahih Lighairihi, HR. Abu Ya’la, Al-Bazzar, Ath-Thabarani dalam kitab Al-Ausath dan Al-Baihaqi, dan sebagian sanadnya hasan. Shahih At-Targhib 2/150 no. 1730)


Mafaza-Online | Suatu hari IMAM AHMAD BIN HANBAL Rahimahullah dikunjungi seorang wanita yang ingin bertanya.

“lmam, saya adalah seorang perempuan yang sudah lama ditinggal mati suami. Saya ini sangat miskin, sehingga untuk membesarkan anak-anak, saya memintal benang di malam hari, sementara siangnya saya gunakan untuk mengurus anak-anak saya dan bekerja sebagai sebagai buruh kasar.”

“Karena saya tak mampu membeli lampu, maka pekerjaan memintal benang itu saya lakukan apabila bulan terang.”

Imam Ahmad mendengar dengan serius percakapan perempuan tadi. Perasaannya tersentuh mendengar ceritanya yang menyayat hati.

Lengkapi Pustaka Anda dengan:

Imam Ahmad seorang ulama yang memiliki kekayaan lagi dermawan. Tentu tergerak hatinya untuk memberi bantuan sedekah kepada wanita itu, namun ia tangguhkan dulu. Ada dorongan dihatinya untuk  mendengar semua cerita si ibu tadi. Si ibu pun meneruskan ceritanya.

“Pada suatu hari, ada satu rombongan kerajaan berkemah di depan rumah saya. Mereka menyalakan lampu dalam jumlah yang amat banyak sehingga sinarnya terang benderang. Tanpa sepengetahuan mereka, saya memanfaatkan lampu itu. Saya segera memintal benang dengan memanfaatkan cahaya lampu-lampu itu."

"Tetapi setelah selesai saya sulam, saya bimbang, Apakah hasilnya HALAL atau HARAM kalau saya jual? Bolehkah saya MAKAN dari hasil penjualan itu? Sebab, saya melakukan pekerjaan itu dengan diterangi lampu yang minyaknya dibeli dengan uang negara, dan tentu itu adalah uang rakyat.”

Imam Ahmad terpesona dengan kemuliaan jiwa wanita itu. Ia begitu jujur, di tengah masyarakat yang rusak akhlaknya. Pejabat sudah lumrah hanya memikirkan kesenangan sendiri, tanpa peduli halal haram lagi. Padahal jelas, wanita ini begitu miskin lagi fakir. 

   

Silakan Klik
DUA VARIAN RASA Gula Aren dan Kayu Secang

Sadar dari keterpesonaannya, maka dengan penuh rasa ingin tahu, Imam Ahmad bertanya, “Ibu, sebenarnya engkau ini siapa?”

Dengan suara serak karena penderitaannya yang berkepanjangan, wanita ini mengaku, Saya ini adik perempuan Basyar Al-Hafi.

Imam Ahmad rahimahullah makin terkejut.

Basyar Al-Hafi adalah Gabernur yang terkenal sangat adil dan dihormati rakyatnya semasa hidupnya.

Rupanya, jabatannya yang tinggi tidak disalah gunakannya untuk kepentingan keluarga dan kerabatnya. Sehingga adik kandungnya sendiri pun hidup dalam keadaan miskin.

Dengan menghela nafas berat, Imam Ahmad berkata, “Ketika orang-orang sibuk mengumpul kekayaan dengan berbagai cara, bahkan dengan menyalahgunakan uang negara serta menyusahkan rakyat yang sudah miskin, ternyata masih ada wanita terhormat seperti engkau. lbu, sungguh, sehelai rambutmu yang terurai dari celahan jilbabmu jauh lebih mulia jika dibanding dengan berlapis-lapis serban yang kupakai dan berlembar-lembar jubah yang dikenakan para ulama.”

Imam Ahmad melanjutkan, “Subhanallah, sungguh mulianya engkau, hasil sulaman itu engkau haramkan? Padahal bagi kami itu tidak apa-apa, sebab yang engkau lakukan itu tidak merugikan keuangan negara…”

Imam Ahmad begitu terharu mengucapkan kalimatnya, “Ibu, izinkan aku memberi penghormatan untukmu. Silakan engkau meminta apa saja dariku, bahkan sebagian besar hartaku, niscaya akan kuberikan kepada wanita semulia engkau."

Silakan Klik
Lengkapi Kebutuhan Anda




Share this article :

Posting Komentar