Kamis, 25 Oktober 2018

Home » » Mahad Aly Idrisiyyah Lebih Saintifik

Mahad Aly Idrisiyyah Lebih Saintifik

Fitriyati, S. Psi, M.Si  | FOTO: dok Pribadi

Fitriyati, S. Psi, M.Si 
Sekertaris Program Studi Tasawuf Psikoterapi UIN Walisongo Semarang

Mahad Aly Idrisiyyah Lebih Saintifik 
Terkait kerjasama dengan Idrisiyyah, bisa diceritakan?
Selama ini kami masih mencari bentuk. Karena dari konsersium tingkat nasional pun ternyata memang belum ada keseragaman tentang kurikulum. Saya keliling masuk ke berbagai tempat untuk mencari tahu, kalau tasawuf di akademisikan itu seperti apa jadinya? Karena selama ini Tasawuf itu dianggap sebagai sesuatu yang melangit, jadi keilmiahannya dipertanyakan. Padahal Kampus kan lembaga ilmiah.

Lalu ketemu dengan Mahad Aly Idrisiyyah?
Ada informasi yang sampai ke saya bahwa idrisiyyah sudah lebih saintifik dibandingkan Ponpes Tasawuf yang lain. Info yang sampai ke saya, karena pimpinannya Syaikh Muhammad Fathurahman itu seorang ilmuwan atau sarjana, sementara di ponpes yang lain masih Kyai biasa. Makanya saya kejar.

Bagaimana prospeknya?
Jurusan Tasawuf sangat krusial plus sangat potensial banget. Krusial karena masih belum mandiri, masih bergantung kepada disiplin ilmu yang lain, terutama kedokteran dan psikologi.
Padahal Tasawuf itu kan lebih dalam dari Psikologi dan Kedokteran. Psikologi ibarat kita berdiri di bibir pantai, baru dipermukaan lautannya. Sedangkan tasawuf itu malah sudah ke dasar lautan. Di dasar lau kelihatan keindahannya dengan jelas. Bukankah kalau di Pantai yang kelihatan cuma birunya lautan saja. Ini yang saya maksud potensial.

Tapi tasawuf biasanya untuk orang yang sudah tua?
Siapa bilang? Malah tidak hanya anak muda, saya dulu pernah menjadi kepala Playgrup, tasawuf saya terapkan untuk anak-anak.
Spiritualitas itu sesuatu yang inheren. Orang mengalami kekeringan, itu karena pergeseran lingkungan. Padahal justru manusia terlahir dengan kondisi tasawuf yang sufi. Manusia terlahir dalam keadaan sufi. Dia sudah bersyahadat dengan tuhan, justru yang membuat dia jauh dari tasawuf itu karena pola asuh orang tua atau lingkungan bermainnya.

Tapi Orangtua kan selalu bertanya, Setelah lulus, ngapain?
Lho tadi saya sudah bilang, bisa seperti Profesi Kedokteran dan Psikologi. Bisa menjadi pendamping orang sakit. Di rumah sakit sudah berlangsung, Pasien-pasien bisa menjalani penyembuhan itu dengan pendamping spiritual.

Orang sakit fisik itu sebenarnya berawal dari masalah psikologis, dan orang yang mengalami gangguan psikologis itu masalahnya spiritual, dia teraleniasi dengan tuhan. Kefitrahannya untuk mengakui bahwa dia khalifah fil ard tergeser karena pola asuh, pola pergaulan. Itu yang membuat mereka mengalami gangguan psikologis, dampaknya ke gangguan fisik.

Penyakit fisik itu 70 % disebabkan faktor psikologis, sementara permasalahan psikologis itu sendiri 70% berakar pada persoalan-persoalan krisis spiritual. jadi, penyembuhan sakit fisik harus mengakar pada pembenahan spiritual
Ternyata sekarang sudah banyak orang yang menggunakan pola penyembuhan dengan memetakan cara pandang terhadap masalah, menyambungkannya dengan tuhan. Apa sih yang membuat kamu gelisah? tuhannya itu di mana? Atau sikap kamu kepada tuhan itu seperti apa?

Bukankah penderitaan itu adalah cara Allah mengajarkan sesuatu kepada kita.
itu pendampingan terhadap orang sakit juga harus seperti itu, bahwa sakit bukan ujian tapi justru nikmat. 

   
Suasana perkuliahan Mahad Aly Idrisiyyah Putri | FOTO: Marcom Idrisiyyah
Berapa kali ke Idrisiyyah, bisa menceritakan kesan saat ke idrisiyyah?
Kesan yang pertama Syekh Fathurahman, memang tidak sempat berbicara, karena beliau sedang mengisi acara Halal bi Halal. Saya cuma sempat bersebelahan dengan Bunda Emil Kamila. Begitu turun dari mobil langsung diminta ikut halal bi halal. Padahal saya tidak tahu sama sekali ada acara halal bi halal.
Sambutannya luar biasa, sikap semacam itu sepertinya untuk orang muslim masih jarang-jarang. Waduh, waduh, kok saya jadi tamu terhormat disini? Padahal anggapannya, orang sekelas saya hanya akan diterima staff kantor. 

Biasanya tasawuf identik kumuh?
Tidak dengan idrisiyyah memiliki mesjid yang megah. Ini yang membuat saya takjub, tukang sapu aja tiap berapa menit menyapu, luar biasa. Bersih dan megah

Mengapa orang menolak Tarekat?
Kalau dari sisi orang modern, jelas itu bertentangan dengan yang mereka anggap sebagai konteksnya modern. Bayangannya orang itu harus zuhud, tapi itukan karena mereka tidak paham.

Seperti mahasiswa saya mengajukan skripsi, "Bisa gak sih konsep konsep tasawuf untuk berbisnis? Misalnya ada istilah itsar. Bisa tidak itsar dalam bisnis? Bisa banget saya bilang.

Menurut saya bisa ketika kita ingin barang kita laku, kita juga harus bisa melayani orang, melayani calon pembeli dengan baik. Berbuat untuk orang lain dan kebaikannya berbalik ke kita sendiri. menurut saya yang ada di dalam konsep tasawuf itu memang begitu. Ketika saya ingin mewujudkan cita-cita saya, saya akan bersentuhan dengan banyak orang. Saya juga harus memikirkan rasanya orang-orang ini. Bukan berarti saya harus fight, fight, fight, tapi hanya diri saya saja. Tapi, bagaimana caranya supaya mereka memberikan dukungan kepada saya.


Jadi nilai-nilai tasawuf tetap relevan ya di zaman dan pada setiap usia?
Saya alami sendiri, ketika saya melakukan ajaran itu. Saya merasakan kehendak tuhan dengan kehendak saya jadi berjalan bersama. Kalau tuhan welas asih kepada mahluknya, maka saya pun juga harus welas asih. Artinya kehendak saya jadi bersahabat dengan kehendak Allah SWT.

Pendapat ini sempat di tolak oleh masyarakat, Manunggaling kawula lan Gusti (bersatunya hamba dengan Tuhan / Wihdatul wujud -red). itu kan karena dipahami secara salah. Padahal pengetiannya seperti tadi, ketika kita itu menyerap atau bersinergi dengan sifat-sifat-Nya: tuhan itu seperti rela. Rela menjadi satu dengan kita.

Ada kisah, seorang tabib mengobati seorang putri raja. Ketika dia mengatakan, bahwa tuhan yang menyembuhkan. Itu malah membuat dirinya jadi terpisah (dengan Tuhan). Akibatnya malah si Putri tidak sembuh. Tapi ketika dia mengatakan aku menyembuhkan, justru tuhan dan dirinya menjadi satu, terus kemudian menjadi sembuhlah si Putri. 


Jika menginginkan kehendak kita bersinergi dg kehendak Tuhan (kehendak kita terwujud) maka kita juga harus mengadopsi sifat-sifat Tuhan (welas asih, pemaaf, dll). Jadi ini yang mungkin yang tidak dipahami orang. "Manunggaling kawula lan Gusti" saya dibilang sebagai manusia sombong. Padahal saya tidak seperti itu.

Santri Motekar

Silakan klik:
Lengkapi Kebutuhan Anda

Share this article :

+ komentar + 4 komentar

25 Oktober 2018 pukul 08.37

Tasawuf memang hrs menjadi kebutuhan setiap kita agar jiwa kita selalu terarah dlm setiap kegiatan

Terimakasih Unknown atas Komentarnya di Mahad Aly Idrisiyyah Lebih Saintifik
25 Oktober 2018 pukul 09.19

Subhanallah
Ilmu dlm Islam kalo sudah disampaikan oleh ahlinya memang sungguh sangat menarik & sejuk didengarnya juga , apalagi orang yg mengamalkannya .

Terimakasih Unknown atas Komentarnya di Mahad Aly Idrisiyyah Lebih Saintifik
25 Oktober 2018 pukul 09.19

Subhanallah
Ilmu dlm Islam kalo sudah disampaikan oleh ahlinya memang sungguh sangat menarik & sejuk didengarnya juga , apalagi orang yg mengamalkannya .

Terimakasih Unknown atas Komentarnya di Mahad Aly Idrisiyyah Lebih Saintifik
25 Oktober 2018 pukul 11.41

Subhanallah... penjelasan yang bisa diterima akal.. salut buat Al Idrisiyyah

Terimakasih Unknown atas Komentarnya di Mahad Aly Idrisiyyah Lebih Saintifik

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Mahad Aly Idrisiyyah Lebih Saintifik . All Rights Reserved