Asumsi selama ini, pendidikan itu industri, tapi di Ponpes Idrisiyyah pendidikan lebih kental unsur sosialnya
![]() |
Studi Banding Pengelolaan Lembaga Yayasan Al Ma'soem ke Pesantren Idrisiyyah | (Foto: KEPO Idrisiyyah) |
Pendidikan di Idrisiyyah, masih kata Asep Sujana, bukan hanya pendidikan umum, tapi juga pesantren. Dari kunjungan ini pihaknya merasa mendapat sesuatu yang luar biasa, yang tidak ditemukan di dalam buku atau pun ketika dirinya menyelenggarakan pendidikan. "Idrisiyyah ini lebih mengembangkan kepada keikhlasan dan loyalitas, dibanding kepada materi yang diterima!" simpulnya.
Idrisiyyah ini lebih mengembangkan kepada keikhlasan dan loyalitas, dibanding kepada materi yang diterima!
![]() |
Pengurus Yayasan Al Ma'soem meninjau langsung | Foto: KEPO Idrisiyyah |
Setelah mengetahui sekilas gambaran Pesantren Idrisiyyah dari Pengurusnya, Asep Sujana mengaku sangat terkesan, terutama tentang proses membangun masjid senilai Rp. 33 milyar selama 3 tahun. Dia terkaget kaget dengan istilah lelang Toh Tohan. Program habis-habisan yang digulirkan Syekh Akbar Fathurahman, ikhlas mengorbankan sebagian harta milik pribadi untuk kepentingan pendidikan yang ada di Pesantren Idrisiyyah.
"Saya pikir, ilmu yang mendasari penyelenggaraan pendidikan disini, Tarekat, bisa diterapkan pada ilmu-ilmu lain, sehingga memunculkan keikhlasan," ujarnya mencoba berteori.
Asep menambahkan, selama ini dia berasumsi, pendidikan adalah industri. Akan tetapi kalau di Idrisiyyah pendidikan lebih kental unsur sosialnya. Jadi memang pola pikir yang ada di idrisiyyah itu luar biasa. "Bukan berfikir pendapatan, tapi bagaimana memberikan sesuatu yang terbaik untuk lembaga dan tentu saja untuk agama," ujar Asep.
![]() |
Pengurus Tarekat Idrisiyyah dan Yayasan Al Ma'soem saling tukar cendera mata | FOTO: KEPO Idr |
Silaturahim diakhiri dengan saling tukar Cendramata. Sebelum pulang Pengurus Yayasan Al Ma'Soem berkesempatan meninjau lingkungan Pesantren Tarekat Idrisiyyah.
Silakan klik:
Lengkapi Kebutuhan Anda
Posting Komentar