Kegiatan dengan tema "Mewujudkan Pesantren Salah Satu Pengerak Pemberdayaan Ekonomi yang Lebih Inklusif" ini dihadiri Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, Menko Maritim, dan Gubernur Bank Indonesia, bersama pimpinan pondok pesantren se-Jawa Barat
Pondok pesantren dinilai mempunyai peran penting dalam sejarah perjuangan dan pembangunan bangsa.
"Keberadaan lembaga pendidikan Islam seperti pesantren di tengah-tengah masyarakat sangatlah penting, khususnya di perdesaan," ujar Eko Putra Sandjojo dalam temu stakeholder pesantren di Bank Indonesia (BI) di hotel Intercontinental Bandung, Selasa (26/9/2017).
Lembaga pendidikan Islam, imbuhnya, selain menjalankan misi mencerdaskan masyarakat berdasarkan ajaran Islam serta membangun sikap dan perilaku akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari, juga dapat berperan strategis menjadi lokomotif perubahan masyarakat desa menuju arah dan kondisi yang lebih bermartabat, maju, dan sejahtera.
Kegiatan dengan tema "Mewujudkan Pesantren Salah Satu Pengerak Pemberdayaan Ekonomi yang Lebih Inklusif" ini dihadiri Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, Menko Maritim, dan Gubernur Bank Indonesia, bersama pimpinan pondok pesantren se-Jawa Barat.
Di era Pemerintahan Jokowi-JK sekarang ini, lanjut Eko Putro Sandjojo, lembaga pendidikan Islam khususnya pesantren harus mampu berperan nyata dalam mengawal dan menyukseskan pelaksanaan pembangunan desa yang mengemban amanat UU Nomor 6 Tahun 2014 mengenai pembangunan desa.
"Sekaligus mewujudkan Nawacita ketiga yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan," ucapnya.
Alhamdulillah Tarekat Idrsisiyyah menjadi salah satu wakil
dari 8 Pesantren se-jawa barat ikut serta menghadiri acara TEMU STAKEHOLDER
PESANTREN yang di hadiri oleh Gubernur BI dan Empat Mentri:
|
Menurutnya, kewenangan desa yang sangat besar sekarang ini dalam pelaksanaan pembangunan desa termasuk mengelola langsung dana desa harus menjadi berkah yang mampu mewujudkan tujuan pembangunan desa.
"Jangan sampai dana desa, justru menjadi musibah yang penuh dengan penyimpangan dan memicu konflik sosial di tengah masyarakat. Di sinilah peran lembaga pendidikan Islam seperti Pesantren sangat dibutuhkan, khususnya dalam ikut mengawasi dan mengawal penggunaan dana desa secara amanah, transparan, akuntabel," katanya.
Lembaga pendidikan Islam, menurut Eko, mempunyai tanggung jawab moral dan sosial yang sangat besar, mengingat keberadaan lembaga pendidikan Islam merupakan bagian integral dari desa itu sendiri.
"Para alumninya banyak yang berkiprah di desa sebagai kyai, ustaz, mubaligh maupun tokoh masyarakat desa. Selain itu, sebagian besar keluarga peserta didik lembaga pendidikan Islam banyak yang dari desa dan secara sosial ekonomi relatif masih membutuhkan pemberdayaan," katanya.
Selain itu, Eko Putro Sandjojo juga mengajak pondok pesantren ikut terlibat dalam menyukseskan empat program prioritas kementerian desa, yaitu produk unggulan kawasan pedesan (Purkades), Bumdesa, Embung Desa, dan sarana olah raga desa (Sorga desa).
"Bila di Desa pondok pesanteren punya potensi produk unggulan, kami kementerian desa siap membantu untuk menumbuh kembangkanya, kami yakin visi dari pada UU desa akan terwujud apabila pondok pesantren terlibat khususnya dalam pengawasan dana desa," katanya.
Berita lainnya:
Silakan klik:
Dapatkan produk tren terbaru dengan harga dan
kualitas terbaik
Posting Komentar