Khutbah Idul Fitri
Meraih Kesuksesan
Membangun Pribadi Shalih
إِنَّ الْحَمْدَ للَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِينُهُ، ونستغفره ونؤمن به ونتوكل عليه، ونعوذ بالله من شرور
أنفسنا وسيئات أعمالنا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَالصَّلاَ ةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ .فَإنّ أَصْدَقَ الْحَدِيثَ كِتَابُ اللّهِ وخيرَ الْهَدْيِ
هَدْيُ مُحَمّدٍ وَشَرّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلّ ضَلاَلَةٍ فِي النّارِ. أما بعد
فأوصيكم عباد الله وإياى بتقوى الله فقد فاز المتقون
Allahu Akbar 9 x Walillahilhamd
Maa’syiral muslimin rahimakumullah !
Alhamdulillah,
Idul Fitri
1 Syawal 1438 H sebagai tanda dari berakhirnya seluruh rangkaian ibadah di bulan Ramadhan. Setelah sebulan
penuh kita melakukan tarbiyah Ramadhan
dengan menunaikan puasa, shalat,
qiyam, tilawah, dzikir, doa,
mengeluarkan zakat, infak dan shadaqah. Maka kita berharap menjadi orang-orang yang bertaqwa,
orang-orang yang dijanjikan Allah SWT mendapat kemenangan atau kesuksesan. Kemenangan atas hawa nafsu, kemenangan atas
setan, kemenangan atas kegelisahan dan kebimbangan, kemenangan atas
ketidakberdayaan dan kemalasan, kemenangan atas musuh-musuhnya. Menang atau
sukses dalam membangun peradaban.
Sudah selayaknya kita bergembira dan berbahagia. Bergembira karena telah
berhasil menunaikan kewajiban ibadah Ramadhan. Kegembiraan itu direfleksikan
dengan syukur dan mengagungkan asma Allah SWT. Takbir, Tahlil dan Tahmid.
Allahu akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! ….
Laa Ilaha illlah Allahu Akbar
Walillahilhamd
Yakinlah! Kegembiraan yang tidak didahului ketaatan adalah
kegembiraan yang semu. Hari Raya yang tidak didahului ibadah Ramadhan adalah
hari yang hampa tanpa makna. Walaupun memakai baju baru, memakan makanan yang
enak, berkumpul dengan keluarga dan berekreasi di tempat-tempat hiburan.
Setiap tahun kita melaksanakan ibadah Ramadhan
dan hampir tiap tahun pula kita merayakan Idul Fitri. Tetapi adakah yang
berubah dalam diri kita, keluarga kita, masyarakat kita dan bangsa kita. Adakah
perubahan kearah yang lebih baik? Sudahkan kita meraih kesuksesan hidup, kesuksesan berupa kebaikan kualitas hidup
kita dari sisi keagamaan, kesejahteraan, keadilan dan keamanan ?
Jika kita saksikan disekeliling kita, masih
sangat sedikit orang-orang yang sukses dalam menjalankan ibadah Ramadhan. Kita
juga melihat masih sangat sedikit orang-orang yang sukses dan menang dalam
mengisi kehidupan di dunia yang terbatas ini. Menang dalam membangun peradaban.
Akibatnya, yang terjadi adalah dominasi
kemaksiatan dan kejahatan atas ketaatan dan kebaikan. Dominasi musibah dan
kesulitan atas keberkahan dan kesejahteraan,
dominasi orang-orang fasik dan jahat atas orang-orang shalih dan baik.
Jika yang terjadi demikian, maka badai krisis belum pasti berlalu.
Realitas Indonesia kini masih mencerminkan
kondisi tersebut, walaupun mayoritas penduduknya beragama Islam.
Maa’syiral
muslimin rahimakumullah
Setiap hari raya Idul Fitri kita senantiasa mengucapkan ucapan selamat :
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ مِنَ العَائِدِيْنَ وَالفَائزين كُلُّ
عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
Semoga Allah SWT menerima Amal ibadah kita
semua, semoga kita kembali menjadi fitrah
dan meraih kesuksesan. Semoga setiap tahun kita selalu dalam kebaikan.
Sukses dalam hidup dan menang dalam membangun
peradaban adalah ketika umat Islam melandasi hidupnya pada prinsip-prinsip
dasar dan nilai-nilai Islam berikut:
Pertama, Keimanan
Banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan
hadits Nabi saw yang menyebutkan bahwa persyaratan pertama untuk meraih
kemenangan atau kesuksesan adalah jika umat Islam melandasi hidupnya dengan
nilai-nilai keimanan. Keimanan pada yang ghaib, keimanan pada Allah SWT,
Malaikat, kitab suci Al-Qur’an, para rasul, hari akhir dan keimanan pada
taqdir Allah.
قَدْ أَفْلَحَ
الْمُؤْمِنُونَ
“Sungguh telah sukses (menang) orang-orang beriman.” (QS Al-Mu’minun
[23]:01).
Adapun orang-orang yang hidupnya mewah dari segi
fasilitas harta dan kedudukan di dunia sementara dia tidak beriman kepada Allah
SWT, maka dia tidak sukses. Karena kesuksesannya dibatasi dengan kematian.
Sedangkan orang yang miskin dan tidak beriman, mereka lebih parah lagi, mereka gagal di di dunia dan menderita di akhirat. Bagi orang-orang yang mapan di dunia, sangat
berkecukupan dan mewah, tetapi tidak beriman, maka mereka akan merasakan siksan neraka yang sangat
sakit dan terus dalam penderitaan yang kekal.
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda:
Didatangkan orang yang paling senang di dunia
sedang dia adalah ahli neraka. Dia dicelupkan satu kali celupan di neraka.
Kemudian dikatakan padanya, “Wahai anak Adam apakah pernah engkau merasakan
kebaikan (di dunia). Apakah lewat padamu kenikmatan dunia?”
Maka orang itu menjawab, “Tidak
demi Allah wahai Rabb ku!”
Dan didatangkan orang yang paling menderita di
dunia sedang dia adalah ahli surga. Lalu dicelupkan satu kali celupan di surga.
Kemudian dikatakan padanya, “Wahai anak Adam apakah engkau pernah merasakan
penderitaan di dunia apakah lewat pada kesusahan di dunia?”
Maka dia menjawabnya, “Tidak
demi Allah, tidak pernah lewat padaku penderitaan dan kesulitan sedikitpun di dunia” (HR
Muslim).
Demikianlah kesenangan dan kesuksesan yang
terbatas di dunia yang berujung pada siksaan di neraka bukanlah kesuksesan.
Harta yang diraih dengan cara haram seperti mencuri, korupsi dan menipu maka
bukanlah kesuksesan. Kedudukan yang diraih dari kezhaliman, curang dan menyuap
bukanlah kesuksesan. Bahkan sebaliknya, akan menimbulkan penderitaan dan
siksaan yang panjang di akhirat. Dunia adalah lapangan kehidupan tempat ujian
manusia untuk meraik kemenangan dan kesuksesan. Kehidupan manusia di dunia akan
berujung dengan kematian. Kemudian mereka akan mempertanggungjawabkan seluruh
amal perbuatannya di akhirat di pengadilan Allah SWT.
يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ
أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ
ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ
ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya
dalam Keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan)
pekerjaan mereka, Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula・ (Az-Zalzalah [99]: 6-8)
Kesuksesan hidup dan peradaban tidak mungkin
tegak tanpa nilai-nilai keimanan. Nilai-nilai yang menjadi landasan hidup
hamba-hamba Allah SWT yang shalih. Merekalah orang yang sukses dan merekalah
yang akan mewarisi peradaban.
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي
الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ
الصَّالِحُونَ
“Sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah
(kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini diberikan kepada
hamba-hambaKu yang shalih” (QS Al-Anbiyaa [21] : 105).
Kedua,
Ilmu
Pilar kedua yang harus dimiliki oleh kita agar
sukses dalam hidup dan dapat membangun peradaban adalah ilmu dan terus-menerus
menimba ilmu baik ilmu Syariah maupun ilmu umum. Setiap muslim hendaknya
meningkatkan etosnya dalam menuntut ilmu dan berupaya memiliki minimal satu
disiplin ilmu yang kuat untuk meraih kesuksesan hidup dan membangun peradaban.
Tidak dapat dimungkiri, bahwa diantara kesuksesan hidup di dunia dan dominasi
barat di abad sekarang karena mereka menguasai ilmu dan teknologi. Sehingga
umat Islam harus mengejar ketertinggalan dalam bidang ilmu ini.
Generasi salafu as-salih pendahulu kita telah
memberikan contoh terbaik dalam ilmu, penguasaan mereka terhadap ilmu dan
mengajarkan ilmu sehingga mereka
memenangkan peradaban. Tidak kurang dari 13 abad umat Islam menguasai peradaban
dunia karena keimanan dan ilmu mereka. Ali bin Abi Thalib, Muadz bin Jabbal, Abu
Hurairah, Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas dll adalah bintang bintang
dalam dunia ilmu di masa sahabat. Di masa berikutnya ada Said bin al-Musayyib,
Hasan al-Bashri, Ibnu Sirin, Abu Hanifah, Imam Malik, Imam As-Syafii, Imam
Ahmad dll. Dan dalam bidang ilmu kauniyah lebih banyak lagi.
Jika umat Islam sekarang ingin sukses dan memenangkan
peradaban, maka mereka harus menguasai ilmu disetiap bidang ilmu dan
dispilinnya.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا قِيلَ
لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا
قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan,” (QS Al-Mujaadalah 11).
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Wa
lillahil hamd
Maasyiral mus limin rahimakumullah !
Ketiga, Amal Shalih
Pilar ketiga yang harus dilakukan kita untuk
meraih kesuksesan hidup adalah amal shalih. Amal shalih mencakup unsur-unsur;
ikhlas, baik, kompetensi dan profesional. Sedangkan ruang lingkup amal shalih
adalah amal taabudi, amal ijtima, amal mihani (profesi) dan amal ishlahi Kita harus terus beramal untuk
meraih kesuksesan hidup dan membangun peradaban. Iman dan ilmu tanpa amal tidak
akan sempurna.
Akitifitas ibadah kepada Allah masih banyak
dibumbui nilai-nilai bidah dan khurafat Sedangkan syiar-syiar Islam dan ritual
masih diwarnai dengan pemborosan energi dan harta. Dari aspek amal sosial masih
jauh dari yang diharapkan. Meninggalnya 21 orang saat mengantri dana zakat dan
infak adalah potret buruk dari aktifitas sosial yang tidak direncanakan dan
dimanaj dengan baik. Kualitas amal dalam hal pekerjaan umat Islam masih sangat
tertinggal jauh dari nilai-nilai ideal.
Di Indonesia amal yang masih menjadi ungulan mayoritas umat Islam adalah
dibidang buruh, pembantu rumah tangga. TKI masih menguasai sektor ini.
Sedangkan tenaga-tenaga profesional yang menempati posisi tinggi di Indonesia
kebanyakan dari orang asing.
Bisnis umat Islam masih didominasi dengan riba,
kecurangan dalam menimbang dan manipulasi serta kezhaliman. Pelayanan umum
dalam birokrasi masih sangat lamban, diwarnai suap dan korupsi, begitu juga
dalam dua politik, aroma politik uang, suap, korupsi dan sejenisnya mendominasi
kehidupan politik kita. Adapun pada bidang penegakkan hukum kondisi jauh lebih
parah lagi.
Apakah kesuksesan dan peradaban dapat dibangun
dengan segala bentuk kerusakan dibidang amal tersebut? Tidak. Hanya amal shalih
yang dapat mengantarkan umat Islam pada kesuksesan dan kemajuan dalam
peradaban.
Keempat, Mujahadah
Selanjutnya umat Islam harus bersungguh-sungguh
dalam semua lapangan kehidupannnya. Bagi umat Islam tidak ada istilah libur
dari amal shalih, tidak ada istilah pansiun dari ibadah, tidak ada istilah cuti
dari kebaikan. Dinatara contohnya, ketika umat Islam selesai menunaikan shalat
Jumat mereka disuruh bertebaran di muka bumi untuk mencari karunia Allah.
Setelah umat Islam menunaikan ibadah Ramadhan dan ditutup dengan Idul Fitri
mereka dianjurkan untuk puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal dan menguatkan
shilaturahmi.
Pilar-pilar itulah yang mengantarkan kesuksesan
bagi umat Islam. Dan dengan pilar-pilar Peradaban tegak. Dan sesungguhnya kiat
untuk meraih kesuksesan dan peradaban di dunia sama dengan dengan kiat untuk
meraih kesuksesan di akhirat. Kiat itu adalah iman, beriman pada Allah dan
beriman pada ajaran Islam kemudian diteruskan dengan, penguatan ilmu, amal shalih, dan terus bermujahadah, menyuruh
pada yang benar dan baik serta bersabar atas itu semua.
Dan
terakhir, marilah kita menjadikan keimanan dan ketaqwaan sebagai
perhiasan hidup kita. Ketaqwaan bukan hanya diucapkan dalam mulut, tetapi
direalisasikan dalam prilaku dan perbuatan. Ketaqwaan adalah sebuah hakekat,
bukan klaim atau akuan, bukan pula pameran dan kepura-puraan. Kita menyerahkan
segala urusan kepada Allah, beristighfar,
bertaubat dan terus-menerus melakukan kebaikan, dakwah serta amar ma’ruf dan
nahi mungkar agar kita mendapatkan keberkahan hidup, kesuksesan di dunia dan
akhirat.
Hadirin, akhirnya marilah kita berdoa, menundukkan
kepala, memohon kepada Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim untuk kebaikan
kita semua.
إن
أحسن المواعظ الشافية كلام من لا تخفى عليه خافية قال الله تعالى : إن
الله وملآئكته يصلون على النبى يآأيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
: اللهم صل وسلم على هذا النبى الكريم والرسول العظيم سيد الغر المحجلين
نبينا وشفيعنا وقرة أعيننا محمد وعلى آله وصحبه وأنصاره وجنوده ومن أحيى
سنته وسلك سبيله ونهج منهجه وجاهد فى الله حق جهاده
اللهم
اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحيآء منهم والأموت إنك
سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضى الحاجات ويا كافى المهمات
رَبَّنَا ظَلَمنَا أَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْن .اللَّهُمَّ
اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ
وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا
تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا
بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ
الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا
عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا وَلاَ
تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلَا
تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
اللهم إِنَّا عَبِيْدُكَ وَأَبْنآءُ عَبِيْدِكَ وَأْبَنآءُ إِمَآئِكَ
ناَصِيَتُنَا بِيَدِكَ مَاضٍ فِيْنَا حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيْنَا قَضآؤُكَ –
نَسْأَلَك بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لك سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ
أَحَدًا مِنْ خَلَقِكَ أو أَنْزَلَتْهُ فِى كِتَابِكَ أَوِ اسْتَأْثَرْتَ
بِهِ فِى عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ الْعَظِيْمَ
رَبِيْعَ قُلُوْبِنَا َوَنُوْرَ صُدُوْرِنَا وَجَلاءَ أَحْزَاِنَنا
وَذَهَابَ هُمُوْمِنَا
اللَّهُمَّ
يَا مُيَسِّرَ كُلِّ عَسِيْرٍ وَيَا جَابِرَ كُلِّ كَسِيْرٍ وَيَا صَاحِبَ
كُلِّ فَرِيْدٍ ويا مُقَوِّىَ كُلِّ ضَعِيْفٍ ويَا مَأْمَنَ كُلِّ خَائِفٍ
اللهم يَا مَنْ لاَ يَحْتَاجُ الى الْبَيَاِن وَالَّتفْسِيْرِ حاَجاَتنُاَ
اِلَيْكَ كَثِيْرٌ وَأَنْتَ عَالِمٌ بِهَا وَبَصِيْرٌ فَتَيْسِيْرُ
الْعَسِيْر عَلَيْكَ يَسِيْرٌ اُحْرُسْنَا بِعَيْنِكَ الَّتِى لاَ تنَامُ
وَاكْنُفْنَا بِكَنَفِكَ الَّذِى لاَ يُرَامُ وَلاَ تُهْلِكْنَا وَأَنْتَ
رَجَاؤُنَا يا أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
اللَهم اْنصُرْ عِبَادَكَ الْمَظْلُوْمِيْنَ في فلسطين وفي العراق وفِى كُلِّ بُقْعَةِ أَرْضِكَ فِيْهَا نَفْسٌ مُؤْمِنَةٌ اللهم وَأَنْزِلِ السَّكِيْنَةَ عليهم وَاكْتُبِ الشَّهَادَةَ عَلَى مَوْتَاهُمْ وَاغْفِرلَنَا وَلَهُمْ وَثَبِّتْ قُلُوْبُنَا وَإِيَّاهُمْ على دِيْنِكَ
اللهم
إنك ترى مقامنا وتعلم أسرارنا وإنك تعلم أننا لا نخرج ريآءا ولا سمعة ولا
بطرا ولكن خرجنا توحيدا لصفوفنا وتأليفا لقلوبنا و ابتغآءا لما فيه رضاك
وفيه صلاحنا فاجعل هذه القلوب تجتمع على محبتك وتلتقى على طاعتك وتتوحد على
دعوتك وتتعاهد على نصرة شريعتك ووثق اللهم رابطتها وأدم ودها واهدها سبلها
واملأها بنورك الذى لا يخبو واشرح صدورها بفيض الإيمان بك وجميل التوكل
عليك وأحيها بمعرفتك وأمتها على الشهادة فى سبيلك إنك نعم المولى ونعم
النصير
اللَّهُمَّ
ألِّفْ بَيْنَ قُلُوبِ العَرَبِ والمسلمين، اللَّهُمَّ اجْمَعْ
كَلِمَتَهُم علَى الإسلامِ والإيمانِ، اللَّهُمَّ اجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ على
القرآنِ والسُنَّةِ، اللَّهُمَّ لاَ تَكِلْنَا إلى أَنْفُسِنَا ولا إلى
أحدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَنَهْلِك ونَضِيْع “.
اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا
الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ
الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ
إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ
مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ
أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى
الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ*اللَّهُمَّ هَذَا الدُّعَاءُ
وَعَلَيْكَ الإجَابَةُ وَهَذَا الْجُهْدُ وَعَلَيْكَ التُّكْلاَنُ
وصل اللهم على خير خلقك سيدنا و نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين والحمد لله رب العالمين
Sumber: Dakwatuna.Com
Posting Komentar