Jumat, 26 Mei 2017

Home » » Khutbah Idul Fitri

Khutbah Idul Fitri



 Khutbah Idul Fitri 
Meraih Kesuksesan Membangun Pribadi Shalih


إِنَّ الْحَمْدَ للَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ، ونستغفره ونؤمن به ونتوكل عليه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَالصَّلاَ ةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ .فَإنّ أَصْدَقَ الْحَدِيثَ كِتَابُ اللّهِ وخيرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمّدٍ وَشَرّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلّ ضَلاَلَةٍ فِي النّارِ. أما بعد فأوصيكم عباد الله وإياى بتقوى الله فقد فاز المتقون


Allahu Akbar 9 x Walillahilhamd
Maasyiral muslimin rahimakumullah !
Alhamdulillah,
Idul Fitri  1 Syawal 1438 H sebagai tanda dari berakhirnya seluruh rangkaian  ibadah di bulan Ramadhan. Setelah sebulan penuh kita melakukan tarbiyah Ramadhan  dengan  menunaikan puasa, shalat, qiyam, tilawah,  dzikir, doa, mengeluarkan zakat, infak dan shadaqah. Maka kita berharap  menjadi orang-orang yang bertaqwa, orang-orang yang dijanjikan Allah SWT mendapat kemenangan atau kesuksesan.  Kemenangan atas hawa nafsu, kemenangan atas setan, kemenangan atas kegelisahan dan kebimbangan, kemenangan atas ketidakberdayaan dan kemalasan, kemenangan atas musuh-musuhnya. Menang atau sukses dalam membangun peradaban.
Sudah selayaknya kita bergembira dan berbahagia. Bergembira karena telah berhasil menunaikan kewajiban ibadah Ramadhan. Kegembiraan itu direfleksikan dengan syukur dan mengagungkan asma Allah SWT. Takbir, Tahlil dan Tahmid.
Allahu akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! .
Laa Ilaha illlah  Allahu Akbar Walillahilhamd
Yakinlah! Kegembiraan  yang tidak didahului ketaatan adalah kegembiraan yang semu. Hari Raya yang tidak didahului ibadah Ramadhan adalah hari yang hampa tanpa makna. Walaupun memakai baju baru, memakan makanan yang enak, berkumpul dengan keluarga dan berekreasi di tempat-tempat hiburan.
Setiap tahun kita melaksanakan ibadah Ramadhan dan hampir tiap tahun pula kita merayakan Idul Fitri. Tetapi adakah yang berubah dalam diri kita, keluarga kita, masyarakat kita dan bangsa kita. Adakah perubahan kearah yang lebih baik? Sudahkan kita meraih kesuksesan hidup,  kesuksesan berupa kebaikan kualitas hidup kita dari sisi keagamaan, kesejahteraan, keadilan dan keamanan ?
Jika kita saksikan disekeliling kita, masih sangat sedikit orang-orang yang sukses dalam menjalankan ibadah Ramadhan. Kita juga melihat masih sangat sedikit orang-orang yang sukses dan menang dalam mengisi kehidupan di dunia yang terbatas ini. Menang dalam membangun peradaban.
Akibatnya, yang terjadi adalah dominasi kemaksiatan dan kejahatan atas ketaatan dan kebaikan. Dominasi musibah dan kesulitan atas keberkahan dan kesejahteraan,  dominasi orang-orang fasik dan jahat atas orang-orang shalih dan baik. Jika yang terjadi demikian, maka badai krisis belum pasti berlalu.
Realitas Indonesia kini masih mencerminkan kondisi tersebut, walaupun mayoritas penduduknya beragama Islam.
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Setiap hari raya Idul Fitri kita senantiasa mengucapkan ucapan selamat :
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ مِنَ العَائِدِيْنَ وَالفَائزين كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
Semoga Allah SWT menerima Amal ibadah kita semua, semoga kita kembali menjadi fitrah  dan meraih kesuksesan. Semoga setiap tahun kita selalu dalam kebaikan.
Sukses dalam hidup dan menang dalam membangun peradaban adalah ketika umat Islam melandasi hidupnya pada prinsip-prinsip dasar dan nilai-nilai Islam  berikut:
Pertama, Keimanan
Banyak ayat-ayat Al-Quran dan hadits Nabi saw yang menyebutkan bahwa persyaratan pertama untuk meraih kemenangan atau kesuksesan adalah jika umat Islam melandasi hidupnya dengan nilai-nilai keimanan. Keimanan pada yang ghaib, keimanan pada Allah SWT, Malaikat, kitab suci Al-Quran, para rasul, hari akhir dan keimanan pada taqdir Allah.
                                                                                            
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
“Sungguh telah sukses (menang) orang-orang beriman.” (QS Al-Mu’minun [23]:01).

Adapun orang-orang yang hidupnya mewah dari segi fasilitas harta dan kedudukan di dunia sementara dia tidak beriman kepada Allah SWT, maka dia tidak sukses. Karena kesuksesannya dibatasi dengan kematian. Sedangkan orang yang miskin dan tidak beriman, mereka lebih parah lagi,  mereka gagal di di dunia dan  menderita di akhirat.  Bagi orang-orang yang mapan di dunia, sangat berkecukupan dan mewah, tetapi tidak beriman, maka mereka  akan merasakan siksan neraka yang sangat sakit dan terus dalam penderitaan yang kekal. 
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda:
Didatangkan orang yang paling senang di dunia sedang dia adalah ahli neraka. Dia dicelupkan satu kali celupan di neraka. Kemudian dikatakan padanya, Wahai anak Adam apakah pernah engkau merasakan kebaikan (di dunia). Apakah lewat padamu kenikmatan dunia?
Maka orang itu menjawab, Tidak demi Allah wahai Rabb ku!
Dan didatangkan orang yang paling menderita di dunia sedang dia adalah ahli surga. Lalu dicelupkan satu kali celupan di surga. Kemudian dikatakan padanya, Wahai anak Adam apakah engkau pernah merasakan penderitaan di dunia apakah lewat pada kesusahan di dunia?
Maka dia menjawabnya, Tidak demi Allah, tidak pernah lewat padaku penderitaan dan kesulitan sedikitpun  di dunia (HR Muslim).
Demikianlah kesenangan dan kesuksesan yang terbatas di dunia yang berujung pada siksaan di neraka bukanlah kesuksesan. Harta yang diraih dengan cara haram seperti mencuri, korupsi dan menipu maka bukanlah kesuksesan. Kedudukan yang diraih dari kezhaliman, curang dan menyuap bukanlah kesuksesan. Bahkan sebaliknya, akan menimbulkan penderitaan dan siksaan yang panjang di akhirat. Dunia adalah lapangan kehidupan tempat ujian manusia untuk meraik kemenangan dan kesuksesan. Kehidupan manusia di dunia akan berujung dengan kematian. Kemudian mereka akan mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatannya di akhirat di pengadilan Allah SWT.
يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka, Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula (Az-Zalzalah [99]: 6-8)
Kesuksesan hidup dan peradaban tidak mungkin tegak tanpa nilai-nilai keimanan. Nilai-nilai yang menjadi landasan hidup hamba-hamba Allah SWT yang shalih. Merekalah orang yang sukses dan merekalah yang akan mewarisi peradaban.
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ
Sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini diberikan kepada hamba-hambaKu yang shalih (QS Al-Anbiyaa [21] : 105).
Kedua, Ilmu
Pilar kedua yang harus dimiliki oleh kita agar sukses dalam hidup dan dapat membangun peradaban adalah ilmu dan terus-menerus menimba ilmu baik ilmu Syariah maupun ilmu umum. Setiap muslim hendaknya meningkatkan etosnya dalam menuntut ilmu dan berupaya memiliki minimal satu disiplin ilmu yang kuat untuk meraih kesuksesan hidup dan membangun peradaban. Tidak dapat dimungkiri, bahwa diantara kesuksesan hidup di dunia dan dominasi barat di abad sekarang karena mereka menguasai ilmu dan teknologi. Sehingga umat Islam harus mengejar ketertinggalan dalam bidang ilmu ini.
Generasi salafu as-salih pendahulu kita telah memberikan contoh terbaik dalam ilmu, penguasaan mereka terhadap ilmu dan mengajarkan  ilmu sehingga mereka memenangkan peradaban. Tidak kurang dari 13 abad umat Islam menguasai peradaban dunia karena keimanan dan ilmu mereka. Ali bin Abi Thalib, Muadz bin Jabbal, Abu Hurairah, Ibnu Masud dan Ibnu Abbas dll adalah bintang bintang dalam dunia ilmu di masa sahabat. Di masa berikutnya ada Said bin al-Musayyib, Hasan al-Bashri, Ibnu Sirin, Abu Hanifah, Imam Malik, Imam As-Syafii, Imam Ahmad dll. Dan dalam bidang ilmu kauniyah lebih banyak lagi.
Jika umat Islam sekarang ingin sukses dan memenangkan peradaban, maka mereka harus menguasai ilmu disetiap bidang ilmu dan dispilinnya.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan, (QS Al-Mujaadalah 11).
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Wa lillahil hamd
Maasyiral mus limin rahimakumullah !
Ketiga, Amal Shalih
Pilar ketiga yang harus dilakukan kita untuk meraih kesuksesan hidup adalah amal shalih. Amal shalih mencakup unsur-unsur; ikhlas, baik, kompetensi dan profesional. Sedangkan ruang lingkup amal shalih adalah amal taabudi, amal ijtima, amal mihani (profesi) dan  amal ishlahi Kita harus terus beramal untuk meraih kesuksesan hidup dan membangun peradaban. Iman dan ilmu tanpa amal tidak akan sempurna.
Akitifitas ibadah kepada Allah masih banyak dibumbui nilai-nilai bidah dan khurafat Sedangkan syiar-syiar Islam dan ritual masih diwarnai dengan pemborosan energi dan harta. Dari aspek amal sosial masih jauh dari yang diharapkan. Meninggalnya 21 orang saat mengantri dana zakat dan infak adalah potret buruk dari aktifitas sosial yang tidak direncanakan dan dimanaj dengan baik. Kualitas amal dalam hal pekerjaan umat Islam masih sangat tertinggal jauh dari nilai-nilai ideal.  Di Indonesia amal yang masih menjadi ungulan mayoritas umat Islam adalah dibidang buruh, pembantu rumah tangga. TKI masih menguasai sektor ini. Sedangkan tenaga-tenaga profesional yang menempati posisi tinggi di Indonesia kebanyakan dari orang asing.
Bisnis umat Islam masih didominasi dengan riba, kecurangan dalam menimbang dan manipulasi serta kezhaliman. Pelayanan umum dalam birokrasi masih sangat lamban, diwarnai suap dan korupsi, begitu juga dalam dua politik, aroma politik uang, suap, korupsi dan sejenisnya mendominasi kehidupan politik kita. Adapun pada bidang penegakkan hukum kondisi jauh lebih parah lagi.
Apakah kesuksesan dan peradaban dapat dibangun dengan segala bentuk kerusakan dibidang amal tersebut? Tidak. Hanya amal shalih yang dapat mengantarkan umat Islam pada kesuksesan dan kemajuan dalam peradaban.
Keempat, Mujahadah
Selanjutnya umat Islam harus bersungguh-sungguh dalam semua lapangan kehidupannnya. Bagi umat Islam tidak ada istilah libur dari amal shalih, tidak ada istilah pansiun dari ibadah, tidak ada istilah cuti dari kebaikan. Dinatara contohnya, ketika umat Islam selesai menunaikan shalat Jumat mereka disuruh bertebaran di muka bumi untuk mencari karunia Allah. Setelah umat Islam menunaikan ibadah Ramadhan dan ditutup dengan Idul Fitri mereka dianjurkan untuk puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal dan menguatkan shilaturahmi.
Pilar-pilar itulah yang mengantarkan kesuksesan bagi umat Islam. Dan dengan pilar-pilar Peradaban tegak. Dan sesungguhnya kiat untuk meraih kesuksesan dan peradaban di dunia sama dengan dengan kiat untuk meraih kesuksesan di akhirat. Kiat itu adalah iman, beriman pada Allah dan beriman pada ajaran Islam kemudian diteruskan dengan, penguatan ilmu,  amal shalih, dan terus bermujahadah, menyuruh pada yang benar dan baik serta bersabar atas itu semua.
Dan  terakhir, marilah kita menjadikan keimanan dan ketaqwaan sebagai perhiasan hidup kita. Ketaqwaan bukan hanya diucapkan dalam mulut, tetapi direalisasikan dalam prilaku dan perbuatan. Ketaqwaan adalah sebuah hakekat, bukan klaim atau akuan, bukan pula pameran dan kepura-puraan. Kita menyerahkan segala urusan kepada Allah, beristighfar,  bertaubat dan terus-menerus melakukan kebaikan, dakwah serta amar maruf dan nahi mungkar agar kita mendapatkan keberkahan hidup, kesuksesan di dunia dan akhirat.
Hadirin, akhirnya marilah kita berdoa, menundukkan kepala, memohon kepada Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim untuk kebaikan kita semua.


إن أحسن المواعظ الشافية كلام من لا تخفى عليه خافية قال الله تعالى : إن الله وملآئكته يصلون على النبى يآأيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما : اللهم صل وسلم  على هذا النبى الكريم والرسول العظيم سيد الغر المحجلين نبينا وشفيعنا وقرة أعيننا محمد وعلى آله وصحبه وأنصاره وجنوده ومن أحيى سنته وسلك سبيله ونهج منهجه وجاهد فى الله حق جهاده
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحيآء منهم والأموت إنك سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضى الحاجات ويا كافى المهمات
رَبَّنَا ظَلَمنَا أَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْن .اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
اللهم إِنَّا عَبِيْدُكَ وَأَبْنآءُ عَبِيْدِكَ وَأْبَنآءُ إِمَآئِكَ ناَصِيَتُنَا بِيَدِكَ مَاضٍ فِيْنَا حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيْنَا قَضآؤُكَ – نَسْأَلَك بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لك سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلَقِكَ أو أَنْزَلَتْهُ فِى كِتَابِكَ أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِى عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ الْعَظِيْمَ رَبِيْعَ قُلُوْبِنَا َوَنُوْرَ صُدُوْرِنَا وَجَلاءَ أَحْزَاِنَنا وَذَهَابَ هُمُوْمِنَا
اللَّهُمَّ يَا مُيَسِّرَ كُلِّ عَسِيْرٍ وَيَا جَابِرَ كُلِّ كَسِيْرٍ وَيَا صَاحِبَ كُلِّ فَرِيْدٍ ويا مُقَوِّىَ كُلِّ ضَعِيْفٍ ويَا مَأْمَنَ كُلِّ خَائِفٍ اللهم يَا مَنْ لاَ يَحْتَاجُ الى الْبَيَاِن وَالَّتفْسِيْرِ حاَجاَتنُاَ اِلَيْكَ كَثِيْرٌ وَأَنْتَ عَالِمٌ بِهَا وَبَصِيْرٌ فَتَيْسِيْرُ الْعَسِيْر عَلَيْكَ يَسِيْرٌ اُحْرُسْنَا بِعَيْنِكَ الَّتِى لاَ تنَامُ وَاكْنُفْنَا بِكَنَفِكَ الَّذِى لاَ يُرَامُ وَلاَ تُهْلِكْنَا وَأَنْتَ رَجَاؤُنَا  يا أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
اللَهم اْنصُرْ عِبَادَكَ الْمَظْلُوْمِيْنَ في فلسطين وفي العراق وفِى كُلِّ بُقْعَةِ أَرْضِكَ فِيْهَا نَفْسٌ مُؤْمِنَةٌ  اللهم وَأَنْزِلِ السَّكِيْنَةَ عليهم  وَاكْتُبِ الشَّهَادَةَ عَلَى مَوْتَاهُمْ وَاغْفِرلَنَا وَلَهُمْ وَثَبِّتْ قُلُوْبُنَا وَإِيَّاهُمْ على دِيْنِكَ
اللهم إنك ترى مقامنا وتعلم أسرارنا وإنك تعلم أننا لا نخرج ريآءا ولا سمعة ولا بطرا ولكن خرجنا توحيدا لصفوفنا وتأليفا لقلوبنا و ابتغآءا لما فيه رضاك وفيه صلاحنا فاجعل هذه القلوب تجتمع على محبتك وتلتقى على طاعتك وتتوحد على دعوتك وتتعاهد على نصرة شريعتك ووثق اللهم رابطتها وأدم ودها واهدها سبلها واملأها بنورك الذى لا يخبو واشرح صدورها بفيض الإيمان بك وجميل التوكل عليك وأحيها بمعرفتك وأمتها على الشهادة فى سبيلك إنك نعم المولى ونعم النصير
اللَّهُمَّ ألِّفْ بَيْنَ قُلُوبِ العَرَبِ والمسلمين، اللَّهُمَّ اجْمَعْ كَلِمَتَهُم علَى الإسلامِ والإيمانِ، اللَّهُمَّ اجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ على القرآنِ والسُنَّةِ، اللَّهُمَّ لاَ تَكِلْنَا إلى أَنْفُسِنَا ولا إلى أحدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَنَهْلِك ونَضِيْع “.
اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ*اللَّهُمَّ هَذَا الدُّعَاءُ وَعَلَيْكَ الإجَابَةُ وَهَذَا الْجُهْدُ وَعَلَيْكَ التُّكْلاَنُ
وصل اللهم على خير خلقك سيدنا و نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين والحمد لله رب العالمين

Sumber: Dakwatuna.Com
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Khutbah Idul Fitri . All Rights Reserved