Jumat, 29 Juli 2016

Home » » Internasionalisasi Cilacap

Internasionalisasi Cilacap

@ Membangun Visi Diatas Mimpi
Eko Jun
 
  
Suasana Cilacap | Foto: Eko Jun
Mafaza
-Online
| Saat ini, banyak mata sedang melihat ke Cilacap. Pasalnya akan dilaksanakan prosesi eksekusi terhadap 14 terpidana mati. Berhubung ada warga negara asing yang ikut dieksekusi, maka perhatian bukan hanya datang dalam skala nasional, tapi juga internasional seperti halnya prosesi eksekuti mati pada tahap sebelumnya. Jika kita mau berfikir sedikit liar, sebenarnya hal ini bisa dimanfaatkan sebagai momentum internasionalisasi Cilacap.

Internasionalisasi Cilacap bukan dimaksudkan untuk menjadikan sebagian wilayah Cilacap sebagai kawasan internasional sebagaimana Washington DC. Tapi menjadikan Cilacap bisa “Go International”. Sebagai “daerah terpencil”, Cilacap punya banyak keunggulan sebagai modal dasar. Punya bandar udara, punya pelabuhan, punya beberapa industri berskala nasional. Dan dalam momen - momen tertentu, banyak wartawan nasional dan internasional berdatangan ke kota Cilacap. Mereka datang membawa kamera, membuat berita berskala nasional dan internasional. Masa kesempatan emas seperti ini dibiarkan lewat begitu saja tanpa penanganan?

Memuliakan Wartawan
Titik kumpul wartawan memang berada disekitar Dermaga Wijaya Pura sebagai akses masuk dari dan ke Pulau Nusakambangan. Kondisinya memang kurang memadai untuk menampung animo publik dan wartawan yang ingin meliput eksekusi mati. Umumnya, mereka berada dilokasi selama sepekan karena jadwal eksekusi juga bisa maju mundur. Sangat baik jika kompleks Dermaga Wijaya Pura dimodernisasi dan diberi sentuhan etnik. Mulai dari lahan parkir, warung tradisional, toilet umum hingga media center.

Seusai liputan, wartawan yang berasal dari jauh umumnya menyempatkan diri untuk berwisata barang sejenak di Cilacap. Dari sekedar melepas kepenatan hingga berburu cinderamata unik. Sangat baik jika Pemkab Cilacap memfasilitasi paket wisata khusus bagi awak media, sebagai bentuk pelayanan dari shahibul bait. Termasuk cinderamata batu akik khas Cilacap yang mulai menghilang dari peredaran. Percayalah, mereka akan mempublikasikan hal itu secara gratis. Baik sebagai feature, berita wisata maupun testimoni di media sosial. Jika ditangani dengan baik, ini akan menjadi ajang promosi wisata gratis.


Pulau Nusakambangan lebih terkenal ketimbang Cilacap. Sebagaimana Pulau Bali lebih dikenal ketimbang Indonesia
 
Wisata Penjara
Dimata internasional, bisa jadi Pulau Nusakambangan lebih terkenal ketimbang Cilacap. Sebagaimana Pulau Bali lebih dikenal ketimbang Indonesia. Fakta ini tidak perlu diingkari atau membuat kita jadi minder. Justru sebaliknya, kita perlu mengeksploitasi sedemikian rupa sehingga menjadi branding unik bagi Cilacap. Amerika adalah contoh negara yang berhasil mengubah beberapa penjaranya menjadi tempat wisata atau menjadi hotel.

Jika hal ini dilakukan di Nusa Kambangan, situasinya memang sedikit rumit karena posisinya yang berada dibawah Kemenkumham dan statusnya sebagai restricted area. Tetapi hal ini bisa dilakukan di kota Cilacap dengan membuat hotel, bangunan, cafe dll yang bertema penjara. Lengkap dengan terali besi dan pakaian khas napi. Tidak perlu minder karena dimasa sekarang, keunikan adalah jualan utama dalam industri pariwisata. Setahu kami, di Indonesia belum ada sehingga Cilacap bisa menjadi pioner dalam program ini.

Museum Penjara
Museum bukan sekedar tempat untuk menyimpan benda kuno, tapi juga untuk merekam perjalanan dari masa ke masa. Bukan hanya sejarah bangsa secara umum, tapi juga museum yang bertema khusus seperti halnya museum kereta api dll. Lalu, apa salahnya jika di Cilacap dibangun museum penjara? Isinya tidak selalu menyampaikan hal - hal yang mengerikan seputar penjara, tapi juga hal yang unik seperti foto, kebiasaan, cerita unik, replika hingga orang - orang terkenal yang pernah mendekam didalamnya. Jika penjara Amerika pernah diisi oleh Mike Tyson, maka penjara di Pulau Nusa Kambangan pernah melahirkan Jhoni Indo yang akhirnya menjadi bintang film.

Setahu kami, jangankan di Indonesia bahkan di dunia pun belum ada museum penjara. Alhasil, jika menggarap hal ini maka Cilacap bukan hanya menjadi pioner ditingkat nasional tapi juga ditingkat global. Untuk mempopulerkannya mudah saja, yakni undang artis, aktor, sineas, tokoh maupun wartawan nasional untuk masuk, melihat, memberikan testimoni atau film dokumenter tentang museum penjara. Sangat baik juga jika pemkab Cilacap bisa mensponsori film karya anak negeri yang berlatar belakang tempat wisata di Cilacap.

Khatimah
Konon, orang - orang kreatif mampu melihat peluang dalam setiap momentum. Saat ini,  wartawan dalam dan luar negeri mungkin hanya meliput berita eksekusi mati. Tapi ditahun - tahun mendatang semoga momentum ini bisa dikemas dan dikelola oleh Pemkab Cilacap untuk.membuat gebrakan strategis dan lompatan besar, yakni sebagai ajang “Go International”.

Atau, harus menunggu kami jadi Bupati terlebih dulu? He..9x.


Sebelumnya:

Silakan klik:
                                                         Lengkapi Kebutuhan Anda
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Internasionalisasi Cilacap . All Rights Reserved