Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg
Oleh : dr. Ari Kurniawan
dr. Ari Kurniawan |
Tekanan darah diukur dengan alat pengukur tensi yang disebut
spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat.
Gejala Hipertensi
Hipertensi kadang tidak menimbulkan gejala yang berarti.
Biasanya hanya ditandai dengan rasa pusing, badan terasa ringan bahkan sering
tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, gejala akan berlanjut untuk suatu
target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk
pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Tidak heran jika hipertensi
disebut sebagai “The Silent Killer”.
Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan
masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia.
Semakin meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi
kemungkinan besar juga akan bertambah.
Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya
penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan
penyakit ginjal. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem
organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun.
Hipertensi dapat kita cegah sejak dini dengan cara-cara
sederhana, seperti:
a. Menurunkan berat badan pada orang dengan berat badan
berlebih.
b. Meningkatkan aktifitas fisik antara 30-45 menit sebanyak
>3x/hari.
c. Mengurangi asupan garam berlebih.
d. Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol
e. Menghindari makanan yang terlalu berlemak dan mengandung
kolestrol tinggi
Jika Anda terlanjur terdeteksi menderita darah tinggi,
hubungi segera tenaga kesehatan terdekat. Minum obat teratur sesuai resep
dokter dan jangan putus dalam mengontrol tekanan darah .
Ingatlah! Saat Anda telah menkonsumsi obat dan Anda merasa
baik dan nyaman kemuadian Anda malas untuk mengontrol tekanan darah Anda, maka
hipertensi akan perlahan-lahan membunuh Anda.
Silakan klik:
Lengkapi
Kebutuhan Anda
Posting Komentar