Rabu, 11 November 2015

Home » » Berdialoglah Walau dengan Syaithan

Berdialoglah Walau dengan Syaithan

Berdialoglah Walau dengan Syaithan




Silakan klik:
Lengkapi Kebutuhan Anda
Mafaza-Online.Com | SOSMED - Sambutan Ust. Anis Matta dlm kunjungan ke kediaman Alm. Syaikh Mahfudz Nahnah, tokoh integrasi bangsa dan gerakan Islam Aljazair.

1. Saya pernah berjumpa Almarhum Syaikh Mahfudz Nahnah sekali saat beliau berkunjung ke Indonesia pd tahun 2000 untuk bertemu berbagai tokoh dan kalangan umat Islam.

2. kami pendatang baru di panggung politik. Kami mendirikan partai pd 1998 dan ikut pemilu tahun 1999 yg kalah telak.

3. Saat itu kami anak-anak muda, yg tdk punya pengalaman politik, para mahasiswa yg ditakdirkan menemui gelombang reformasi dan demokratisasi.

4. Datang peluang ikut berpartisipasi dalam politik dan kami tidak memiliki kesiapan sama sekali. ketika kesiapan berbenturan dengan kesempatan kami mendahulukan kesempatan.

5. Setelah kami kalah dalam pemilu 1999 datanglah syaikh Mahfudz Nahnah mengunjungi kami. Diantara yg kami dapatkan dari syaikh Mahfudz adalah harapan dan optimisme yg tdk dapat dimatikan oleh kekalahan.

6. Syaikh Mahfudz Nannah orang yg penuh harapan sepanjang waktu, penuh optimisme dalam situasi krisis, optimis dalam situasi yg sulit sekalipun.

7. Diantara ucapan beliau yg terkenal di kami yg mampu meniupkan semangat dan optimisme saat itu adalah "berdialoglah kalian meskipun dg syaithan"

8. Saat itu kami punya hambatan dan trauma karena muassis partai kami adalah anak dari panglima gerakan bersenjata di masa yg silam.

9. Sementara di kalangan tentara punya keyakinan bahwa tidak boleh ada warisan idiologis dari gerakan seperti itu yg boleh hidup di panggung politik di Indonesia. Dan kami dianggap bagian dari mereka itu.

10. Muassis partai kami juga pernah dipenjara dan disiksa selama dua tahun. Dalam kondisi seperti itulah datang ungkapan Syaikh akan pentingnya berdialog dgn siapapun.

11. Ungkapan syaikh Mahfudz tersebut telah membuka cakrawala yang luas bagi kami. Yaitu pentingnya kita keluar dari hambatan trauma spikologis dan trauma pemikiran yg ada dikalangan aktifis Islam pd umumnya.

12. Umat Islam telah mewarisi trauma spikologis dan pemikiran tersebut akibat warisan sejarah keluar masuk penjara. Sebagaimana tentara pun juga mewarisi warisan sejarah permusuhan tersebut.

13. Saat itulah kami memulai berdialog yg sistematis dg tentara. Agar kita sama-sama keluar dari trauma yg tdk menguntungkan bangsa. Tepatnya adalah trauma berupa keinginan balas dendam dari kalangan Umat Islam dan trauma ketakutan yg berlebihan dari pihak tentara.

14. Kami berdialog terbuka dengan kalangan tentara selama 3 tahun untuk membangun kembali rasa saling percaya diantara kami.

15. Diantara ungkapan terbaik syaikh Mahfudz kepada kami: "bila suatu hari tentara terpecah, maka ketahuilah bahwa tentara adalah lembaga yg paling cepat dalam melakukan konsolidasi"

16. Dalam rangka reformasi politik di Indonesia ada amandemen UUD. Diantaranya adalah mengeluarkan tentara dari panggung politik.

17. Anak-anak muda pelaku reformasi umumnya meyakini bahwa tentara tdk akan bisa kembali ke panggung politik.

18. Tetapi ungkapan Syaikh Mahfudz diatas memberikan kesadaran baru diantara kami bahwa tentara atau militer adalah lembaga yang paling kuat di semua negara berkembang. Karenanya militer akan lebih cepat konsolidasi.

19. Disinilah datang keinginan kami untuk berdialog. Dan dialog ini satu diantara faktor penting yg menyebabkan kami eksis dan berkembang dalam panggung politik di Indonesia. Tentu syaikh Mahfudz Nahnah punya peran besar yg membuat kami eksis.

20. Saya secara pribadi bangga dapat hadir dalam Mu'tamar kedua, waktu itu kami pun sempat berziarah ke makam Syaikh.

21. Hari ini pun sy bangga dpt menghadiri Mu'tamar ketiga ini dan bisa berkunjung ke kediaman Almarhum syaikh Mahfudz Nahnah dengan penuh rasa cinta untuk Almaruhum dan untuk hadirin semuanya.



Silakan klik:
Hanya dengan Rp 50.000 Anda sudah ikut berdakwah


Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Berdialoglah Walau dengan Syaithan . All Rights Reserved