Tidak menutup kemungkinan, masih kata Candra, mereka itu berjiwa nasionalis yang tinggi
PASKIBRA BERCADAR Cadar tidak menghalangi siswa menjalankan tugas negara |
“Awalnya deg-degan, tapi sesudah benderanya naik, jadi lega. Seneng juga jadi pemegang baki. Memakai cadar gak mengganggu kok, fleksibel aja pakai cadar,” ujar pembawa baki satu Paskibra, Ainun Nurul Sadiah, kelas XI Akuntansi SMK Al Idrisiyyah.
Untuk kepentingan ini, Ainun mencari disain yang pas, agar tidak ribet.
“Saya sudah pakai cadar dan berlatih Paskibra dari kelas tujuh,” ujar Ainun.
Memakai cadar menurut Koordinanator Paskibra Al Idrisiyyah, Silmi Nur Salamah, bukan jadi halangan untuk mengabdikan diri pada negara. Salah satunya adalah dengan menjadi Paskibra pada perayaan HUT ke-69 RI ini.
Bahkan Silmi tahun kemarin pernah ikut menjadi Paskibraka di tingkat Kabupaten Tasikmalaya dengan tetap memakai cadar. Mungkin dirinya satu-satunya Paskibra yang memakai cadar saat itu.
Ustaz Candra Yusuf, bagian kesiswaan Lembaga Pendidikan Al Idrisiyyah berharap, ini bisa jadi pelajaran juga buat organisasi lainnya.
“Orang yang tertutup dan bercadar tidak identik dengan hal negatif,” katanya.
Tidak menutup kemungkinan, masih kata Candra, mereka itu berjiwa nasionalis yang tinggi. Bukankah sebagai warga negara Indonesia tetap harus mencintai budaya Indonesia. Dia juga menginginkan, Kecamatan Cisayong bisa menjadi kecamatan percontohan. Ini memperlihatkan bahwa Indonesia itu benar-benar beragam, bhinneka tunggal ika.
“Termasuk di dalam berpakaian. Kita di Indonesia harusnya bersyukur karena di Indonesia itu banyak kebebasan, termasuk kebebasan berpakaian yang terarah,” katanya.
Paskibra pada upacara tersebut ada sebanyak 25 orang, orang laki-laki dan sisanya 8 orang perempuan. Mereka melakukan latihan selama satu minggu untuk persiapan upacara bendera HUT RI tersebut. (Res)
Kabar-Priangan.Com
Silakan klik:
Lengkapi Kebutuhan Anda
Posting Komentar