Dusun-dusun di lereng Gunung Merapi selalu saja menarik dikunjungi. Selain banyak tumbuhan alami, desa-desa di lereng gunung sisi selatan dan barat daya ditumbuhi tanaman salak pondoh, salak khas Kecamatan Turi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman menggandeng Desa Wisata Pulesari di Desa Wonokerto, Turi dan desa-desa di lereng Merapi yang akan dilintasi penjelajah. "Jelajah wisata menjadi alternatif wisata karena panoramanya," kata Kepala Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman AA Ayu Laksmidewi, Jumat 1 Agustus 2014.
Jelajah lereng gunung Merapi dimulai dan berakhir di di Desa Wisata Pulesari. Selain bisa berwisata, peserta jelajah ini juga bisa berolahraga. Wisatawan yang dibidik tidak hanya lokal saja. Namun wisatawan mancanegara juga ditarik melalui promosi dari hotel-hotel. Selain wisatawan murni, peserta jelajah yang menjadi segmen adalah pelajar, mahasiswa, para penggemar fotografi, dan masyarakat.
Ayu mengatakan dusun-dusun di lereng Gunung Merapi selalu saja menarik dikunjungi. Selain banyak tumbuhan alami, desa-desa di lereng gunung sisi selatan dan barat daya ditumbuhi tanaman salak pondoh, salak khas Kecamatan Turi.
"Titik jelajah terdekat 8 kilometer dari puncak Merapi," kata dia.
Rute tersebut sangat cocok bagi komunitas pecinta alam, komunitas pecinta lingkungan, pramuka, kaum muda maupun mmasyarakat umum. Rute atau jalur jelajah melalui kawasan kebun salak, pemukiman penduduk, perbukitan lereng Merapi. Juga melalui bumi perkemahan Sidorejo, bunker, gardu pandang Tunggularum, Dam Sabo Sempu dan lain-lain. "Para peserta jelajah juga diasuransikan," kata Didik Irwanto, pengelola Desa Wisata Pulesari.
Bagi yang berminat ikut dalam wisata jelajah Merapi ini cukup membayar Rp 25 ribu saja. Para peserta mendapat fasilitas kaus, makan, asuransi, dan kupon undian berhadiah. Berminat?
MUH SYAIFULLAH | TEMPO.CO
Silakan klik: Tebar Berkah Qurban
Posting Komentar