Ada upaya dari kandidat Capres untuk memecah agar partai Islam tidak bersatu. Karena kalau partai Islam bersatu, bandul kemenangan akan berpihak pada koalisi Islam plus. Waspadalah!
Refrizal, Sekretaris Fraksi PKS DPR RI |
Refrizal lebih mengutamakan (Koalisi dengan) partai Islam karena suaranya bisa mencapai 31-32 persen. Baginya, itu sangat luar biasa dan akan menjadi daya tarik sendiri bagi siapa pun, karena suaranya jadi besar. Lalu supaya tidak dideskriditkan, suaranya ditambah satu dari partai lain (Nasionalis). “Tapi poin pentingnya partai Islam bersatu dulu!” tegasnya.
Selanjutnya Sekretaris Fraksi DPR-RI itu menuturkan, dari situ baru melihat faktor eksternalnya, apakah Capresnya dari partai Islam sendiri atau dari luar. Bergabungnya partai Islam saat ini menurut Refrizal momentumnya sangat tepat, karena perolehan suara Pemilu kali ini menunjukkan tidak ada partai dominan.
“Tidak ada partai yang meraih 20% suara, PDIP saja paling tinggi 19%. Di sisi lain, perolehan suara partai-partai Islam naik, seperti PAN dan PKB. PKS sendiri sudah melewati 7%,” ungkapnya.
Dengan bersatunya partai Islam akan memuluskan langkah ke Istana. Bagi Refrizal, dakwah dalam lapangan politik memang harus ke Istana, artinya harus berkuasa. Dakwah yang paling efisien itu dengan berkuasa. Politik hanya alat saja, seni merebut hati rakyat. Dengan bersatunya partai Islam akan menimbulkan kegairahan baru.
Sekarang ada kehausan di masyarakat agar partai Islam bersatu, kalau partai Islam sekarang bersatu, maka dahaga umat akan terpenuhi.
“Nah kalau partai Islam bersatu plus nasionalis, suaranya bisa 50+, saya kira tidak terlalu sulit (untuk menang dalam Pilpres). Mungkin yang tadinya golput, tidak jadi golput, karena punya kebanggaan untuk mencoblos koalisi Islam,” kata Refrizal.
Pun jika kalah dalam Pilpres menjadi siap dengan oposisi. Makanya dalam hal ini Refrizal menyarankan koalisi partai Islam ini tidak hanya di Pilpres, tapi sampai ke Parlemen. Jadi mekanisme chek and balance akan jalan. “Partai Islam bisa mengontrol jalannya pemerintah,” jelasnya.
Dengan kekuatan penuh partai Islam, bargaining menjadi kuat. Makanya harus didudukkan dulu koalisi dengan partai non Islam seperti apa. Agar nantinya posisi partai-partai Islam dalam koalisi tidak hanya menjadi tukang stempel.
Selain itu dia juga mensinyalir adanya upaya-upaya dari kandidat Capres untuk memecah agar partai Islam tidak bersatu. Karena kalau partai Islam bersatu, otomatis bandul kemenangan akan berpihak pada koalisi Islam plus.
“Koalisi partai Islam jangan memikirkan kepentingan sesaat, berpikirnya jangka panjang,” demikian Refrizal mengingatkan. (EMAN MULYATMAN)
Silakan klik:
Posting Komentar