Hal itu sama saja tidak amanah lantaran tidak menyelesaikan masa jabatan selama lima tahun
Mafaza-Online.Com | JAKARTA - Wacana Partai Gerindra mengusung Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto sepertinya akan berjalan mulus.
Terlebih, setelah Samad memberi kode dengan menganggap hal itu sebagai jalan takdir. Dia pun akan melakukan Shalat Istikharah untuk menyambut tawaran itu.
Wakil Ketua Komisi III DPR Al Muzzammil Yusuf mengatakan, sangat tidak setuju dengan keputusan Samad jika menerima pinangan Prabowo. Pasalnya, Samad akan mengikuti jejak Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang melanggar sumpah jabatan demi mengejar posisi lebih tinggi. Hal itu sama saja tidak amanah lantaran tidak menyelesaikan masa jabatan selama lima tahun.
“Kalau sekarang benar (mau mundur), saya menilai kurang etis karena yang bersangkutan belum menuntaskan kerja KPK, sudah mau loncat mengejar posisi wakil presiden,” kritik politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, Kamis (20/3).
Muzzammil mengingatkan Samad untuk bisa menahan diri tidak tergoda kekuasaan. Pasalnya, jika sampai nantinya meninggalkan KPK, itu sama saja mengerdilkan lembaga anti korupsi tersebut. Hal itu tentu dapat menjadi preseden buruk bagi pejabat negara lainnya.
Dia pun merasa curiga dengan manuver yang sudah ditunjukkan Samad. Dia menilai mantan aktivis antikorupsi itu berupaya lari dari tanggung jawab. Itu lantaran janjinya untuk menuntaskan kasus besar selama di KPK tidak juga terwujud.
“Atau yang bersangkutan ingin melarikan diri dari kasus-kasus besar di KPK yang melibatkan partai besar dan orang besar?”
REPUBLIKA.CO.ID
Mafaza-Online.Com | JAKARTA - Wacana Partai Gerindra mengusung Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto sepertinya akan berjalan mulus.
Terlebih, setelah Samad memberi kode dengan menganggap hal itu sebagai jalan takdir. Dia pun akan melakukan Shalat Istikharah untuk menyambut tawaran itu.
Wakil Ketua Komisi III DPR Al Muzzammil Yusuf mengatakan, sangat tidak setuju dengan keputusan Samad jika menerima pinangan Prabowo. Pasalnya, Samad akan mengikuti jejak Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang melanggar sumpah jabatan demi mengejar posisi lebih tinggi. Hal itu sama saja tidak amanah lantaran tidak menyelesaikan masa jabatan selama lima tahun.
“Kalau sekarang benar (mau mundur), saya menilai kurang etis karena yang bersangkutan belum menuntaskan kerja KPK, sudah mau loncat mengejar posisi wakil presiden,” kritik politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, Kamis (20/3).
Muzzammil mengingatkan Samad untuk bisa menahan diri tidak tergoda kekuasaan. Pasalnya, jika sampai nantinya meninggalkan KPK, itu sama saja mengerdilkan lembaga anti korupsi tersebut. Hal itu tentu dapat menjadi preseden buruk bagi pejabat negara lainnya.
“Sikap tersebut merendahkan KPK, seakan-akan KPK lebih rendah dari jabatan wakil presiden,” katanya.
Dia pun merasa curiga dengan manuver yang sudah ditunjukkan Samad. Dia menilai mantan aktivis antikorupsi itu berupaya lari dari tanggung jawab. Itu lantaran janjinya untuk menuntaskan kasus besar selama di KPK tidak juga terwujud.
“Atau yang bersangkutan ingin melarikan diri dari kasus-kasus besar di KPK yang melibatkan partai besar dan orang besar?”
REPUBLIKA.CO.ID
Silakan Klik:
Posting Komentar