Lebih dari sepuluh orang pro Mursi meninggal akibat bentrok yang terjadi dengan kelompok anti Mursi
MafazaOnline | MESIR - Keprihatinan atas konflik horizontal di Mesir kini semakin mengarah pada pelanggaran HAM. Human Rights Watch di Mesir menegaskan bahwa krisis politik di Mesir harus dievaluasi dan pemerintah harus mengambil langkah yang tepat untuk melindungi hak seseorang untuk hidup. Setelah lebih dari sepuluh orang pro Mursi meninggal akibat bentrok yang terjadi dengan kelompok anti Mursi.
Human Right Watch mengecam polisi dan aparat keamanan Mesir lainnya yang dianggap gagal mengerahkan pasukan yang cukup di lokasi-lokasi kritis, padahal tanda-tanda kekerasan sudah terjadi dalam skala besar.
Menurut Joe Stork, wakil direktur eksekutif unit Timur Tengah dan Afrika Utara dalam organisasi HRW, semua pihak harus berinisiatif untuk mengambil tindakan yang mungkin dilakukan untuk memastikan agar masing-masing kelompok tidak melakukan kekerasan yang mematikan. Ia menjelaskan, ada banyak laporan tentang serangan seksual, dan bahkan serangan terhadap orang yang berpenampilan Islami sebagai simbol pro Mursi.
“Aparat keamanan bertanggung jawab melindungi warga Mesir dari kekerasan, tanpa memandang afiliasi politik mereka. Termasuk mereka yang ada di dalam maupun di luar gedung partai politik,” jelasnya sambil menyinggung serangan yang berulangkali terjadi terhadap markas Ikhwanul Muslimin.
Sejumlah saksi mengatakan bahwa dua kelompok demonstran di Alexandria menyerang pendukung Ikhwanul Muslimin yang terpisah dari rekan-rekannya dan tak ada polisi di sekitar kejadian.
Laporan tentang hal ini juga disertai dengan rekaman video yang menunjukkan serangan kepada seseorang yang berpenampilan pendukung Mursi. Orang itu dilucuti pakaiannya hingga terkapar di tanah dan mengeluarkan darah. (LNA/Tajuk.co)
MafazaOnline | MESIR - Keprihatinan atas konflik horizontal di Mesir kini semakin mengarah pada pelanggaran HAM. Human Rights Watch di Mesir menegaskan bahwa krisis politik di Mesir harus dievaluasi dan pemerintah harus mengambil langkah yang tepat untuk melindungi hak seseorang untuk hidup. Setelah lebih dari sepuluh orang pro Mursi meninggal akibat bentrok yang terjadi dengan kelompok anti Mursi.
Human Right Watch mengecam polisi dan aparat keamanan Mesir lainnya yang dianggap gagal mengerahkan pasukan yang cukup di lokasi-lokasi kritis, padahal tanda-tanda kekerasan sudah terjadi dalam skala besar.
Menurut Joe Stork, wakil direktur eksekutif unit Timur Tengah dan Afrika Utara dalam organisasi HRW, semua pihak harus berinisiatif untuk mengambil tindakan yang mungkin dilakukan untuk memastikan agar masing-masing kelompok tidak melakukan kekerasan yang mematikan. Ia menjelaskan, ada banyak laporan tentang serangan seksual, dan bahkan serangan terhadap orang yang berpenampilan Islami sebagai simbol pro Mursi.
“Aparat keamanan bertanggung jawab melindungi warga Mesir dari kekerasan, tanpa memandang afiliasi politik mereka. Termasuk mereka yang ada di dalam maupun di luar gedung partai politik,” jelasnya sambil menyinggung serangan yang berulangkali terjadi terhadap markas Ikhwanul Muslimin.
Sejumlah saksi mengatakan bahwa dua kelompok demonstran di Alexandria menyerang pendukung Ikhwanul Muslimin yang terpisah dari rekan-rekannya dan tak ada polisi di sekitar kejadian.
Laporan tentang hal ini juga disertai dengan rekaman video yang menunjukkan serangan kepada seseorang yang berpenampilan pendukung Mursi. Orang itu dilucuti pakaiannya hingga terkapar di tanah dan mengeluarkan darah. (LNA/Tajuk.co)
Posting Komentar