Massa Kami di Kedubes AS (ROL) |
Mafaza-Online.com |JAKARTA - Puluhan anggota Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mendatangi Dubes AS di Jakarta. Aktivis KAMMI menyesalkan pemerintahan AS Barack Obama yang membiarkan kudeta militer di Mesir. Bahkan AS yang mengagungkan demokrasi dan menjunjung tinggi HAM, hanya diam saat militer Mesir membantai warga sipilnya.
"Di mana Amerika saat militer Mesir mengangkangi demokrasi di sana? Di mana Amerika saat militer Mesir membantai warga sipilnya?" kata Ketua Umum PP KAMMI Andriyana dalam orasinya, Senin (29/7/2013) di depan Kedubes AS, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Menurut Andriyana, Amerika harusnya pro aktif mendukung proses demokrasi di Mesir. Amerika juga seharusnya bisa mencegah kebrutalan militer Mesir yang membantai warga sipilnya.
"Kami menuntut Amerika untuk mendukung demokrasi di Mesir. Kami menuntut agar Amerika menolak kudeta militer yang terjadi di Mesir. Amerika yang menjunjung tinggi HAM juga harus aktif menghentikan pembantaian militer Mesir terhadap warganya," imbuh Andriyana.
Setelah menyurakan aspirasinya, massa aksi kemudian bergerak menuju Istana Negara. Di Istana Negera, KAMMI juga menuntut Pemerintah Indonesia untuk pro aktif mendukung demokrasi Mesir.
"Mesir adalah negera pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Sangat memalukan jika Indonesia tidak pro aktif mendukung demokrasi di Mesir," kata Andriyana saat berorasi di depan Istana Negara, Jakarta.
Kerena itu, lanjut Andriyana, sudah seharusnya pemerintah Indonesia pro aktif mendukung demokrasi di Mesir. Bahkan, lanjut Andriyana, Mursi sendiri pernah mengunjungi dan memberikan bantuan kepada Indonesia saat bencana Tsunami menimpa Aceh 2004 lalu.
"Terlalu banyak dukungan Mesir untuk Indonesia. Maka kami menuntut pemerintah untuk pro aktif menyikapi apa yang terjadi di Mesir," tegas Andriyana.
Kudeta yang dilakukan militer Mesir terhadap Presiden Mesir Muhammad Mursi dikecam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).
Menurut Ketua Umum PP KAMMI, Andriyans, kudeta yang dilakukan oleh militer Mesir terhadap Presiden Mursi menunjukkan bahwa demokrasi di Mesir telah dibunuh oleh militer mereka sendiri.
"Karena itu KAMMI menuntut Pemerintah Indonesia untuk tetap mengakui pemerintahan Mesir yang sah sesuai pemilu demokrasi dan pilihan rakyat, bukan hasil kudeta militer," kata Andriyans, Sabtu (6/7) di Jakarta.
Menurut Andriyans, Indonesia jelas punya hutang moril terhadap Mesir. Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
"Jadi seharusnya Pemerintah Indonesia aktif menggalang kekuatan internasional untuk menekan militer Mesir agar menjaga gairah demokrasi Mesir dan tidak represif, apapun alasannya," papar Andriyans.
Selain itu, Andriyans juga meminta agar Pemerintah Indonesia memperhatikan WNI yang saat ini berada di Mesir.
"Pemerintah harus memberi jaminan kepada keluarga mereka di tanah air sebagaimana yang telah mereka lakukan di awal-awal revolusi yang lalu," tandas Andriyana.
Posting Komentar