Abu Rusydan Tokoh Islam Kudus |
Syiah itu punya 3 strategi Pertama, mengirim orang-orang ke Libanon Selatan. Kedua, menggunakan media, untuk menutupi niat buruk mereka. Ketiga, pemilihan daerah strategis. Pernyataan ini disampaikan Ustadz Abu Rusydan dalam wawancara dengan Eman Mulyatman selesai acara Tabligh Akbar Air mata Suriah di Masjid Annur Ruhul Islam Magelang, Ahad 16/6/2013.
“Kalau di Timteng mereka pilih Libanon Selatan atau Bahrain,” jelasnya.
Bagaimana dengan di Indonesia, masih kata Abu Rusydan, Syiah memilih daerah strategis dalam arti luas adalah lembaga-lembaga termasuk partai politik, lalu mereka memiliki basis massa. Mungkin Sampang (Madura) jadi uji coba. “Selain itu ada juga dengan program beasiswa,” ungkapnya.
Abu Rusydan menambahkan, ada juga upaya menjadikan Syiah sebagai bagian dari umat Islam Indonesia. Mereka sering berdalih alasan sejarah? Menurutnya, itu omong kosong. Sejarah Indonesia terdistorsi, “Itulah karena kepandaian memainkan media,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Tokoh Islam dari Kudus Jawa Tengah ini menegaskan bahwa tipudaya Syiah akan berbalik kepada mereka sendiri. Namun umat Islam harus tetap waspada, sambil terus mempererat tali silaturahim, umat harus bersatu.
Berikut petikannya:
Tentang adanya perburuan terhadap relawan Suriah, apa tanggapan Anda?
Kalau berbicara tentang negara-negara di sekitar Suriah, memang ada kebijakan dari negara-negara di sekitar itu untuk menangkapi relawan.
Bagaimana dengan Indonesia?
Sampai hari ini tidak dan mudah-mudahan tidak akan menangkapi (relawan Suriah).
Bagaimana antisipasinya?
Komunikasi dengan kaum muslimin, dengan lembaga-lembaga Islam yang masih bersih. Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Muhamaadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) masih bisa diajak rembugan. Artinya, persoalan Suriah ini adalah persoalan umat. Itu prinsipnya.
Bukankah ini akan menjadi pintu masuk bagi Densus 88?
Tidak semudah itu. Jadi pikiran untuk memerangi terorisme saja sudah mendapatkan perlawanan dari DPR.
Tapi kan selalu ada provokator?
Persoalan pengiriman relawan ke Suriah itu harus menjadi persoalan umat Islam, jadi didukung oleh seluruh komponen umat Islam. Itu akan menjadi pertimbangan politik siapapun. Densus 88 itu konsentrasinya bukan ke situ. Kalau Densus tetap ke sana (ikut menangkapi relawan) maka itu akan menjadi bumerang. Akan mendapat resistensi yang kuat dari kaum muslimin.
Dalam komunikasi orang Syiah sangat pandai, memanfaatkan hal ini, menggunakan aparat untuk menghadapi Suni?
Kewajiban kita menjelaskan kepada umat mengenai perkara apa yang terjadi di Suriah, kalau ada hal-hal yang menyimpang —dengan akidah— yang dilakukan oleh orang Syiah di sana, ya kita harus terangkan. Kemudian kita berserah diri kepada Allah. Jadi aqidah taqiyah Syiah telah memberikan legitimasi, kepada orang-orang Syiah untuk melakukan rencana jahat kepada Ahlussunah khususnya. Dengan adanya peristiwa seperti ini maka publik dengan sendirinya akan tahu, ternyata benar, Syiah itu memusuhi Suni. Kalau terjadi konflik terbuka, justru keuntungan disitu. Kalau Konfliknya Terbuka Justru akan membuka Kedok Syiah, karena selama ini Syiah itu menikam Suni secara sembunyi.
Kalau menikam dengan menggunakan tenaga aparat?
Akibatnya tetap akan sama, artinya rencana Syiah baik terbuka maupun tertutup, itu akan sama berbalik. Yang kami harapkan, ada kesadaran bersama di kalangan umat Islam, sebab mayoritas Islam adalah Suni. Harus ada penyampaian, selama ini ada kejahatan yang dilakukan oleh Syiah secara rahasia. Itu jadi terungkap.
Sekarang Syiah lebih berani, benarkah?
Ya, dalam pemahaman mereka ada akidah ‘Syahid’ juga.
Tentang aksi mereka di Tangerang Banten hingga terjadi pembatalan pengajian yang membahas Syiah?
Justru ketika ada konflik, maka Suni yang mayoritas semakin sadar. Semua jadi terbuka, karena semua tahu (apa sebenarnya Syiah). Seperti yang terjadi di Afghanistan—terungkap dari ucapan Syaikh Usama bin Ladin —ketika Amerika memusuhi kaum muslimin secara diam-diam banyak kaum muslimin yang tidak sadar. Tapi ketika Amerika mengirim tentara ke negeri-negeri Islam, oh ternyata betul.
Posting Komentar