Kenapa mayoritas orang desa tidak setuju karena dampak kenaikan harga BBM yang paling merasakan dampaknya mereka
MafazaOnline | JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA melakukan survei terkait pandangan masyarakat terkait kenaikan harga BBM. Hasilnya, mayoritas masyarakat menolak kenaikan harga BBM.
Survei dilakukan LSI pada 18-20 Juni 2013. Survei ini melibatkan 1.220 responden dengan margin error 2,9%. Dari hasil survei ini sebanyak 79,21% responden menolak kenaikan harga BBM, hanya 19,10% warga mendukung.
Dari mayoritas msyarakat yang menolak kenaikan harga BBM, 84% di antaranya adalah warga pedesaan. Sementara 75,5% warga perkotaan juga menolak kenaikan harga BBM.
"Kenapa mayoritas orang desa tidak setuju karena dampak kenaikan harga BBM yang paling merasakan dampaknya mereka dibandingkan penduduk kota," kata peneliti LSI, Adjie Alfaraby, dalam konferensi pers di Kantor LSI, Jl Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Ahad (23/6/2013).
Sementara mayoritas ibu-ibu (81,20% responden) menolak kenaikan harga BBM. Dari kalangan laki-laki hanya 78,80 responden yang menolak kenaikan harga BBM.
"Rata-rata ibu-ibu menolak kenaikan harga BBM karena sering merasakan belanja semakin mahal," katanya.
Pemerintah resmi menaikkan harga BBM. Harga bensin premium menjadi Rp 6.500/liter dan solar menjadi Rp 5.500/liter. (detikNews)
MafazaOnline | JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA melakukan survei terkait pandangan masyarakat terkait kenaikan harga BBM. Hasilnya, mayoritas masyarakat menolak kenaikan harga BBM.
Survei dilakukan LSI pada 18-20 Juni 2013. Survei ini melibatkan 1.220 responden dengan margin error 2,9%. Dari hasil survei ini sebanyak 79,21% responden menolak kenaikan harga BBM, hanya 19,10% warga mendukung.
Dari mayoritas msyarakat yang menolak kenaikan harga BBM, 84% di antaranya adalah warga pedesaan. Sementara 75,5% warga perkotaan juga menolak kenaikan harga BBM.
"Kenapa mayoritas orang desa tidak setuju karena dampak kenaikan harga BBM yang paling merasakan dampaknya mereka dibandingkan penduduk kota," kata peneliti LSI, Adjie Alfaraby, dalam konferensi pers di Kantor LSI, Jl Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Ahad (23/6/2013).
Sementara mayoritas ibu-ibu (81,20% responden) menolak kenaikan harga BBM. Dari kalangan laki-laki hanya 78,80 responden yang menolak kenaikan harga BBM.
"Rata-rata ibu-ibu menolak kenaikan harga BBM karena sering merasakan belanja semakin mahal," katanya.
Pemerintah resmi menaikkan harga BBM. Harga bensin premium menjadi Rp 6.500/liter dan solar menjadi Rp 5.500/liter. (detikNews)
Posting Komentar