Pengajian ini mempunyai semangat untuk menyatukan umat dengan ukhuwah imaniyah demi izzul Islam wal Muslimin dan untuk memenangkan umat Islam dalam setiap pertarungan politik baik pemilu, pilpres dan pilkada
MafazaOnline | JAKARTA - Ba’da Zhuhur (Ahad, 16/6) berlangsung Pengajian Politik Islam di Masjid Al Azhar Kebayoran Baru. Pengajian inidipimpin oleh Dr Daud Rasyid dan Dr Fuad Amsyari. Daud membacakan Kitab ‘Ahkamush Shulthaniyah’ karya Imam Mawardi. Pada pengajian perdana ini rencanany akan memberikan sambutan : Menteri Agama Suryadarma Ali, Menko Ekuin Hatta Radjasa, Prof Dr Din Syamsudin, Dr MS Ka’ban dan Dr Hidayat Nur Wahid.
Pengajian Politik ini rencananya akan berlangsung tiap Ahad. “Pengajian ini mempunyai semangat untuk menyatukan umat dengan ukhuwah imaniyah demi izzul Islam wal Muslimin dan untuk memenangkan umat Islam dalam setiap pertarungan politik baik pemilu, pilpres dan pilkada,”kata KH Cholil Ridwan penggagas pengajian ini.
Selain Kiai Cholil, sebagai pendiri tercantum pula KH Abdul Rasyid Abdullah Syafii (Ketua Perguruan As Syafiiyah), KH Amlizar Saidi (Pimpinan Perguruan Al Azhar)dan KH Syuhada Bahri (Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia).
Kalahnya umat Islam dalam pilkada di DKI Jakarta, Solo dan lain-lain menjadi sebab didirikannya pengajian politik ini. “Bagaimana di DKI yang 82% penduduknya Muslim, Wagub nya non Muslim. Gubernur Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah dari kalangan Kristen, padahal mayoritas penduduknya beragama Islam. Sedangkan di daerah minoritas Muslim semenjak merdeka belum pernah ada yang gubernurnya Muslim,”terang Kiai Cholil, Pengasuh Pesantren Husnayain Jakarta.
Selain itu, terpuruknya parpol-parpol Islam dalam popularitas dan elektabilitas serta rendahnya kualitas dan kuantitas pemimpin Islam saat ini juga menjadi keprihatinan. “Tujuan akhir dari pengajian ini adalah umat Islam menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan selalu menang dalam pertarungan politik, ekonomi dan budaya. Serta Indonesia menjadi negara bersyariah,” tegas Kiai Cholil yang juga Ketua MUI Pusat.
Maka, penjelasan Kitab’ Ahkamush Shulthaniyah’ dari Dr Daud Rasyid dan pencerahan tentang kondisi politik Islam di tanah air oleh Dr Fuad Amsyari diharapkan dapat meningkatkan pemahaman politik umat Islam di tanah air. Bila Dr Daud berhalangan hadir, akan tampil KH Prof Dr Abdurrahman. Sedangkan bila Dr Fuad berhalangan akan tampil KH Syukran Makmun dan Habib Rizieq Syihab. Rencananya, akan dihadirkan pula tiap pengajian, penceramah tamu baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Puluhan tokoh-tokoh Islam yang mendukung pengajian politik ini, antara lain: Prof Dr KH Didin Hafidhuddin, Prof Dr AM Saefuddin, Prof Dr Jimly Ashiddiqi, Prof Dr Yusuf Amir Feisal, Mayjen (purn) Muchdi PR, Taufiq Ismail, Dr Tuty Alawiyah, Ibu Ratna Maida Ning, Ibu Nurdiati Akma, Dr Adian Husaini, Dr Zain an Najah, Dr Anwar Abbas, Ustadz Bachtiar Natsir, Ustadz Alfian Tanjung, Ustadz Zaitun Rasmin, Afif Hamka, Ustadz Farid Okbah, Ustadz Abu Deedat, Ustadz Abdul Qadir Djaelani, KH Muhammad al Khaththath, KH Amin Noor, KH Muhammad Abbas Aula, KH Wahid Alwi, Kh Asep Mausul, KH Anwar Shaleh, Sutrisno Bachir, Munarman, dan Afif Hamka. (nuim).
MafazaOnline | JAKARTA - Ba’da Zhuhur (Ahad, 16/6) berlangsung Pengajian Politik Islam di Masjid Al Azhar Kebayoran Baru. Pengajian inidipimpin oleh Dr Daud Rasyid dan Dr Fuad Amsyari. Daud membacakan Kitab ‘Ahkamush Shulthaniyah’ karya Imam Mawardi. Pada pengajian perdana ini rencanany akan memberikan sambutan : Menteri Agama Suryadarma Ali, Menko Ekuin Hatta Radjasa, Prof Dr Din Syamsudin, Dr MS Ka’ban dan Dr Hidayat Nur Wahid.
Pengajian Politik ini rencananya akan berlangsung tiap Ahad. “Pengajian ini mempunyai semangat untuk menyatukan umat dengan ukhuwah imaniyah demi izzul Islam wal Muslimin dan untuk memenangkan umat Islam dalam setiap pertarungan politik baik pemilu, pilpres dan pilkada,”kata KH Cholil Ridwan penggagas pengajian ini.
Selain Kiai Cholil, sebagai pendiri tercantum pula KH Abdul Rasyid Abdullah Syafii (Ketua Perguruan As Syafiiyah), KH Amlizar Saidi (Pimpinan Perguruan Al Azhar)dan KH Syuhada Bahri (Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia).
Kalahnya umat Islam dalam pilkada di DKI Jakarta, Solo dan lain-lain menjadi sebab didirikannya pengajian politik ini. “Bagaimana di DKI yang 82% penduduknya Muslim, Wagub nya non Muslim. Gubernur Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah dari kalangan Kristen, padahal mayoritas penduduknya beragama Islam. Sedangkan di daerah minoritas Muslim semenjak merdeka belum pernah ada yang gubernurnya Muslim,”terang Kiai Cholil, Pengasuh Pesantren Husnayain Jakarta.
Selain itu, terpuruknya parpol-parpol Islam dalam popularitas dan elektabilitas serta rendahnya kualitas dan kuantitas pemimpin Islam saat ini juga menjadi keprihatinan. “Tujuan akhir dari pengajian ini adalah umat Islam menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan selalu menang dalam pertarungan politik, ekonomi dan budaya. Serta Indonesia menjadi negara bersyariah,” tegas Kiai Cholil yang juga Ketua MUI Pusat.
Maka, penjelasan Kitab’ Ahkamush Shulthaniyah’ dari Dr Daud Rasyid dan pencerahan tentang kondisi politik Islam di tanah air oleh Dr Fuad Amsyari diharapkan dapat meningkatkan pemahaman politik umat Islam di tanah air. Bila Dr Daud berhalangan hadir, akan tampil KH Prof Dr Abdurrahman. Sedangkan bila Dr Fuad berhalangan akan tampil KH Syukran Makmun dan Habib Rizieq Syihab. Rencananya, akan dihadirkan pula tiap pengajian, penceramah tamu baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Puluhan tokoh-tokoh Islam yang mendukung pengajian politik ini, antara lain: Prof Dr KH Didin Hafidhuddin, Prof Dr AM Saefuddin, Prof Dr Jimly Ashiddiqi, Prof Dr Yusuf Amir Feisal, Mayjen (purn) Muchdi PR, Taufiq Ismail, Dr Tuty Alawiyah, Ibu Ratna Maida Ning, Ibu Nurdiati Akma, Dr Adian Husaini, Dr Zain an Najah, Dr Anwar Abbas, Ustadz Bachtiar Natsir, Ustadz Alfian Tanjung, Ustadz Zaitun Rasmin, Afif Hamka, Ustadz Farid Okbah, Ustadz Abu Deedat, Ustadz Abdul Qadir Djaelani, KH Muhammad al Khaththath, KH Amin Noor, KH Muhammad Abbas Aula, KH Wahid Alwi, Kh Asep Mausul, KH Anwar Shaleh, Sutrisno Bachir, Munarman, dan Afif Hamka. (nuim).
Posting Komentar