Kenaikan harga BBM hampir pasti akan menyebabkan semakin
sempitnya lapangan kerja baru akibatkan pengangguran bertambah, dan yang jelas
akan memicu angka kriminalitas
MafazaOnline | JAKARTA - Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia
(LIPI) memperkirakan angka kriminalitas akan meningkat sebagai dampak kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM).
"Kenaikan harga BBM hampir pasti akan menyebabkan
semakin sempitnya lapangan kerja baru akibatkan pengangguran bertambah, dan
yang jelas akan memicu angka kriminalitas," kata Peneliti P2E LIPI Dr
Wijaya Adi di Jakarta, Rabu (28/5).
Dia mencontohkan, ketika Pemerintah menaikkan harga BBM
tahun 2005 lalu angka kriminalitas juga naik. Data Badan Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan jumlah tindak pidana 2005 sebesar 256.431 kasus, sedangkan sebelum
menaikkan harga BBM, tepatnya 2004, angka kriminal 220.886 kasus. "Dengan
kata lain angkanya naik 16,09 persen," katanya.
Berapa persentase kenaikan jumlah angka kriminalitas, dia
mengaku sulit mempersentasekan. "Pemicu kriminalitas itu banyak. Salah
satunya karena himpitan ekonomi jadi susah diperkirakan naik berapa," ujar
Wijaya.
Sejumlah dampak lain dari kenaikan harga BBM, menurut
Wijaya, diantaranya akan menyebabkan kehidupan masyarakat pada umumnya akan
lebih sulit, jumlah penghuni rumah sakit jiwa bakal naik, jumlah orang bunuh
diri meningkat, dan tentu saja memicu angka kemiskinan.
"Akses terhadap pendidikan semakin sulit, daya beli
masyarakat turun terutama paling terasa pada masyarakat miskin dan rentan
miskin," katanya.
Tak hanya disebabkan kenaikan harga BBM, pemberian bantuan
langsung tunai (BLT) Plus juga berpengaruh seperti pada pembagian BLT
tahun-tahun sebelumnya. "Ini merusak pranata sosial di tingkat RT, RW, dan
Desa. Ada diskriminasi antara warga yang menerima dan tidak mendapatkan
BLT," katanya. (kompas)
Posting Komentar