Kedepan Presdien harus punya kesehatan yang prima, mampu 30 kali dalam setahun melakukan perjalanan ke luar negeri. Yang lebih penting Presiden harus punya otak yang bagus
MafazaOnline-JAKARTA-Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas menyambut baik rencana pencalonan DR. Rizal Ramli sebagai presiden pada 2014. “Bagus itu. Kalau untuk kepentingan rakyat, pasti akan banyak dukungan. Pak Rizal punya banyak konsep yang bagus-bagus dan kemampuan untuk merealisasikannya. Asal itu untuk kemakmuran rakyat, pasti didukung,” ujarnya kepada wartawan di kantornya, Selasa (14/5).
Siang itu Taufiq didampingi dua Wakil Ketua MPR, Ahmad Farhan Hamid dan Melani Leimena Suharli, menerima kedatangan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, DR Rizal Ramli. Sebetulnya, kedatangan Rizal yang menjadi Capres paling ideal menurut Lembaga Survei Indonesia (LPI) ke kantor Taufiq dimaksudkan untuk minta dukungan MPR, agar ke depan negara membiayai Parpol. Namun wartawan memanfaatkan pertemuan kedua tokoh nasional itu untuk bicara soal capres.
Menurut Taufiq, tantangan yang dihadapi presiden ke depan jauh lebih berat dibandingkan yang sudah-sudah. Presiden harus punya kesehatan dan kekuatan fisik yang prima. Dia memperkirakan, presiden harus ke luar negeri sekitar 30 kali dalam setahun untuk menghadiri berbagai event. Seperti pertemuan APEC, G-20, AFTA, WTO, dan lain-lain. Kemampuan fisik seperti itu tidak dimiliki mereka yang sudah berusia lanjut.
“Selain itu, presiden juga harus punya otak yang bagus. Di forum-forum internasional, presiden harus mampu menjawab pertanyaan dari berbagai pihak saat itu juga, termasuk wartawan. Dia tidak bisa lagi bertanya kepada Menko atau stafnya. Dia tidak boleh tidak menjawab atau jawabannya tidak pas,” paparnya.
Buat Rizal Ramli, pernyataan Ketua MPR soal pencapresannya itu sama sekali tidak terduga. “Tadi di dalam, kami malah sama sekali tidak menyinggung-nyinggung soal pencapresan saya kepada bang Taufiq. Saya ke sini untuk meminta dukungan MPR agar ide kami tentang pembiayaan Parpol oleh negara bisa direalisasikan. Alhamdulillah, Bang Taufiq, Ibu Melani, dan Pak Farhan sependapat, agar ke depan Parpol dibiayai negara,” ujar Rizal Ramli yang dinobatkan sebagai presiden alternatif versi The President Center.
Beberapa bulan terakhir, Ketua Aliansi Rakyat untuk Rakyat (ARUP) ini memang banyak mengampanyekan perlunya negara mendanai Parpol lewat APBN. Dengan demikian, Parpol bisa lebih berkonsentrasi untuk melahirkan kader-kader muda yang layak memimpin bangsa. Parpol tidak lagi disibukkan dengan mencari dana secara tidak sah.
“Dalam hitung-hitungan saya, APBN hanya perlu mengalokasikan anggaran sekitar Rp 5 triliun setahun. Jumlah ini tidak ada artinya dibandingkan dengan volume APBN yang mencapai Rp 2.000 triliun. Saat ini korupsi APBN luar biasa. Angkanya mencapai 30% saat pembahasan dan 15% waktu realisasi di lapangan,” ungkap Rizal Ramli yang juga anggota tim Panel Ahli Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Taufiq sendiri menyambut baik gagasan tersebut. Menurut dia, ide ini membuka peluang lahirnya anak-anak muda yang pintar dan berkualitas agar bisa tampil menjadi pemimpin. Reformasi pembiayaan Parpol juga akan mendorong masyarakat meritokrasi, hanya yang pintar dan unggul yang layak menjadi pempimpin.
“Kalau sekarang dosen-dosen muda yang pintar itu tidak mungkin menjadi anggota legislatif karena mahalnya biaya pencalegan. Dari mana mereka bisa mengumpulkan Rp 1 miliar-Rp 3 miliar untuk menjadi caleg? Selaku ekonom Pak Rizal punya kemampuan dalam menghitung dan mengatur anggaran untuk Parpol,” ujar Taufiq.
Nasi Jagung Manglie: Solusi untuk Penderita Diabetes
MafazaOnline-JAKARTA-Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas menyambut baik rencana pencalonan DR. Rizal Ramli sebagai presiden pada 2014. “Bagus itu. Kalau untuk kepentingan rakyat, pasti akan banyak dukungan. Pak Rizal punya banyak konsep yang bagus-bagus dan kemampuan untuk merealisasikannya. Asal itu untuk kemakmuran rakyat, pasti didukung,” ujarnya kepada wartawan di kantornya, Selasa (14/5).
Siang itu Taufiq didampingi dua Wakil Ketua MPR, Ahmad Farhan Hamid dan Melani Leimena Suharli, menerima kedatangan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, DR Rizal Ramli. Sebetulnya, kedatangan Rizal yang menjadi Capres paling ideal menurut Lembaga Survei Indonesia (LPI) ke kantor Taufiq dimaksudkan untuk minta dukungan MPR, agar ke depan negara membiayai Parpol. Namun wartawan memanfaatkan pertemuan kedua tokoh nasional itu untuk bicara soal capres.
Menurut Taufiq, tantangan yang dihadapi presiden ke depan jauh lebih berat dibandingkan yang sudah-sudah. Presiden harus punya kesehatan dan kekuatan fisik yang prima. Dia memperkirakan, presiden harus ke luar negeri sekitar 30 kali dalam setahun untuk menghadiri berbagai event. Seperti pertemuan APEC, G-20, AFTA, WTO, dan lain-lain. Kemampuan fisik seperti itu tidak dimiliki mereka yang sudah berusia lanjut.
“Selain itu, presiden juga harus punya otak yang bagus. Di forum-forum internasional, presiden harus mampu menjawab pertanyaan dari berbagai pihak saat itu juga, termasuk wartawan. Dia tidak bisa lagi bertanya kepada Menko atau stafnya. Dia tidak boleh tidak menjawab atau jawabannya tidak pas,” paparnya.
Buat Rizal Ramli, pernyataan Ketua MPR soal pencapresannya itu sama sekali tidak terduga. “Tadi di dalam, kami malah sama sekali tidak menyinggung-nyinggung soal pencapresan saya kepada bang Taufiq. Saya ke sini untuk meminta dukungan MPR agar ide kami tentang pembiayaan Parpol oleh negara bisa direalisasikan. Alhamdulillah, Bang Taufiq, Ibu Melani, dan Pak Farhan sependapat, agar ke depan Parpol dibiayai negara,” ujar Rizal Ramli yang dinobatkan sebagai presiden alternatif versi The President Center.
Beberapa bulan terakhir, Ketua Aliansi Rakyat untuk Rakyat (ARUP) ini memang banyak mengampanyekan perlunya negara mendanai Parpol lewat APBN. Dengan demikian, Parpol bisa lebih berkonsentrasi untuk melahirkan kader-kader muda yang layak memimpin bangsa. Parpol tidak lagi disibukkan dengan mencari dana secara tidak sah.
“Dalam hitung-hitungan saya, APBN hanya perlu mengalokasikan anggaran sekitar Rp 5 triliun setahun. Jumlah ini tidak ada artinya dibandingkan dengan volume APBN yang mencapai Rp 2.000 triliun. Saat ini korupsi APBN luar biasa. Angkanya mencapai 30% saat pembahasan dan 15% waktu realisasi di lapangan,” ungkap Rizal Ramli yang juga anggota tim Panel Ahli Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Taufiq sendiri menyambut baik gagasan tersebut. Menurut dia, ide ini membuka peluang lahirnya anak-anak muda yang pintar dan berkualitas agar bisa tampil menjadi pemimpin. Reformasi pembiayaan Parpol juga akan mendorong masyarakat meritokrasi, hanya yang pintar dan unggul yang layak menjadi pempimpin.
“Kalau sekarang dosen-dosen muda yang pintar itu tidak mungkin menjadi anggota legislatif karena mahalnya biaya pencalegan. Dari mana mereka bisa mengumpulkan Rp 1 miliar-Rp 3 miliar untuk menjadi caleg? Selaku ekonom Pak Rizal punya kemampuan dalam menghitung dan mengatur anggaran untuk Parpol,” ujar Taufiq.
Nasi Jagung Manglie: Solusi untuk Penderita Diabetes
Posting Komentar