MafazaOnline-JAKARTA-Pelaksanaan UN tahun 2013 ini merupakan yang terburuk sehingga banyak menuai kritik dari berbagai kalangan. Menteri Nuh harus bertanggung jawab atas hal ini, karena telah mencoreng wajah pendidikan Indonesia. Demikian pernyataan Ahmad Zainuddin, anggota komisi X DPR RI di Jakarta, 24/04/13.
Penundaan waktu ujian, masih kata Zainuddin, akibat keterlambatan distribusi soal, lembar jawaban yang berkualitas sangat rendah yang mudah rusak. Hingga jumlah naskah soal yang mencapai 20 jenis soal adalah cermin ketidaksiapan pemerintah dalam mempersiapkan UN dengan baik.
“Hal ini ditenggarai akan mempengaruhi kondisi psikologis siswa dalam menghadapi dan mengerjakan soal dalam UN,” jelas Zainuddin.
Zainuddin juga melaporkan, hasil kunjungan komisi X ke daerah menunjukkan betapa tingkat kegelisahan dan kekhawatiran siswa sangat tinggi. Pihak sekolah pun begitu, sangat tinggi rasa khawatirnya terhadap hasil yang diperoleh dalam UN tahun ini. Mereka menyesalkan akibat dari sistem sentralisasi pencetakan soal oleh kemendikbud.
“Sentralisasi itu mengakibatkan keterlambatan distribusi soal ke seluruh pelosok daerah, dan ini tentu mempengaruhi secara keseluruhan persiapan di daerah,” ungkapnya.
Legislator PKS ini mendesak menteri Nuh untuk bertanggung jawab atas semua yang terjadi dalam pelaksanaan UN tahun ini. Tidak cukup hanya dengan meminta maaf atas persoalan yang terjadi, akan tetapi harus ada tindakan nyata dalam upaya perbaikan metode evaluasi pendidikan ke depannya.
“Pemerintah harus berani untuk menyerahkan pelaksanaan UN pada badan independen di setiap daerah atau jika pemerintah tidak mampu, maka UN selayaknya harus dihapuskan,” tegas politisi dari dapil Jakarta Timur ini.
Zainuddin mensinyalir, jika hasil UN secara nasional nanti menunjukkan penurunan kualitas atau bahkan jika prosentase ke tidak lulusan siswa meningkat tinggi maka sekolah dapat menolak hasil UN 2013 karena evaluasi pendidikan nasional kita telah gagal.
Zainuddin menilai kemendikbud harus segera menyiapkan langkah antisipatif terhadap hasil UN ini, agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
Dalam rapat kerja dengan komisi X pada 26 April mendatang Zainuddin minta agar Menteri Nuh bersikap ksatria dalam mempertanggung jawabkan hal ini. “Semoga tidak terjadi lagi peristiwa serupa di tahun yang akan datang,” pungkasnya.
MafazaOnline-JAKARTA-Pelaksanaan UN tahun 2013 ini merupakan yang terburuk sehingga banyak menuai kritik dari berbagai kalangan. Menteri Nuh harus bertanggung jawab atas hal ini, karena telah mencoreng wajah pendidikan Indonesia. Demikian pernyataan Ahmad Zainuddin, anggota komisi X DPR RI di Jakarta, 24/04/13.
Penundaan waktu ujian, masih kata Zainuddin, akibat keterlambatan distribusi soal, lembar jawaban yang berkualitas sangat rendah yang mudah rusak. Hingga jumlah naskah soal yang mencapai 20 jenis soal adalah cermin ketidaksiapan pemerintah dalam mempersiapkan UN dengan baik.
“Hal ini ditenggarai akan mempengaruhi kondisi psikologis siswa dalam menghadapi dan mengerjakan soal dalam UN,” jelas Zainuddin.
Zainuddin juga melaporkan, hasil kunjungan komisi X ke daerah menunjukkan betapa tingkat kegelisahan dan kekhawatiran siswa sangat tinggi. Pihak sekolah pun begitu, sangat tinggi rasa khawatirnya terhadap hasil yang diperoleh dalam UN tahun ini. Mereka menyesalkan akibat dari sistem sentralisasi pencetakan soal oleh kemendikbud.
“Sentralisasi itu mengakibatkan keterlambatan distribusi soal ke seluruh pelosok daerah, dan ini tentu mempengaruhi secara keseluruhan persiapan di daerah,” ungkapnya.
Legislator PKS ini mendesak menteri Nuh untuk bertanggung jawab atas semua yang terjadi dalam pelaksanaan UN tahun ini. Tidak cukup hanya dengan meminta maaf atas persoalan yang terjadi, akan tetapi harus ada tindakan nyata dalam upaya perbaikan metode evaluasi pendidikan ke depannya.
“Pemerintah harus berani untuk menyerahkan pelaksanaan UN pada badan independen di setiap daerah atau jika pemerintah tidak mampu, maka UN selayaknya harus dihapuskan,” tegas politisi dari dapil Jakarta Timur ini.
Zainuddin mensinyalir, jika hasil UN secara nasional nanti menunjukkan penurunan kualitas atau bahkan jika prosentase ke tidak lulusan siswa meningkat tinggi maka sekolah dapat menolak hasil UN 2013 karena evaluasi pendidikan nasional kita telah gagal.
Zainuddin menilai kemendikbud harus segera menyiapkan langkah antisipatif terhadap hasil UN ini, agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
Dalam rapat kerja dengan komisi X pada 26 April mendatang Zainuddin minta agar Menteri Nuh bersikap ksatria dalam mempertanggung jawabkan hal ini. “Semoga tidak terjadi lagi peristiwa serupa di tahun yang akan datang,” pungkasnya.
Nasi Jagung Manglie: Solusi untuk Penderita Diabetes
Penundaan waktu ujian, masih kata Zainuddin, akibat keterlambatan distribusi soal, lembar jawaban yang berkualitas sangat rendah yang mudah rusak. Hingga jumlah naskah soal yang mencapai 20 jenis soal adalah cermin ketidaksiapan pemerintah dalam mempersiapkan UN dengan baik.
“Hal ini ditenggarai akan mempengaruhi kondisi psikologis siswa dalam menghadapi dan mengerjakan soal dalam UN,” jelas Zainuddin.
Zainuddin juga melaporkan, hasil kunjungan komisi X ke daerah menunjukkan betapa tingkat kegelisahan dan kekhawatiran siswa sangat tinggi. Pihak sekolah pun begitu, sangat tinggi rasa khawatirnya terhadap hasil yang diperoleh dalam UN tahun ini. Mereka menyesalkan akibat dari sistem sentralisasi pencetakan soal oleh kemendikbud.
“Sentralisasi itu mengakibatkan keterlambatan distribusi soal ke seluruh pelosok daerah, dan ini tentu mempengaruhi secara keseluruhan persiapan di daerah,” ungkapnya.
Legislator PKS ini mendesak menteri Nuh untuk bertanggung jawab atas semua yang terjadi dalam pelaksanaan UN tahun ini. Tidak cukup hanya dengan meminta maaf atas persoalan yang terjadi, akan tetapi harus ada tindakan nyata dalam upaya perbaikan metode evaluasi pendidikan ke depannya.
“Pemerintah harus berani untuk menyerahkan pelaksanaan UN pada badan independen di setiap daerah atau jika pemerintah tidak mampu, maka UN selayaknya harus dihapuskan,” tegas politisi dari dapil Jakarta Timur ini.
Zainuddin mensinyalir, jika hasil UN secara nasional nanti menunjukkan penurunan kualitas atau bahkan jika prosentase ke tidak lulusan siswa meningkat tinggi maka sekolah dapat menolak hasil UN 2013 karena evaluasi pendidikan nasional kita telah gagal.
Zainuddin menilai kemendikbud harus segera menyiapkan langkah antisipatif terhadap hasil UN ini, agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
Dalam rapat kerja dengan komisi X pada 26 April mendatang Zainuddin minta agar Menteri Nuh bersikap ksatria dalam mempertanggung jawabkan hal ini. “Semoga tidak terjadi lagi peristiwa serupa di tahun yang akan datang,” pungkasnya.
MafazaOnline-JAKARTA-Pelaksanaan UN tahun 2013 ini merupakan yang terburuk sehingga banyak menuai kritik dari berbagai kalangan. Menteri Nuh harus bertanggung jawab atas hal ini, karena telah mencoreng wajah pendidikan Indonesia. Demikian pernyataan Ahmad Zainuddin, anggota komisi X DPR RI di Jakarta, 24/04/13.
Penundaan waktu ujian, masih kata Zainuddin, akibat keterlambatan distribusi soal, lembar jawaban yang berkualitas sangat rendah yang mudah rusak. Hingga jumlah naskah soal yang mencapai 20 jenis soal adalah cermin ketidaksiapan pemerintah dalam mempersiapkan UN dengan baik.
“Hal ini ditenggarai akan mempengaruhi kondisi psikologis siswa dalam menghadapi dan mengerjakan soal dalam UN,” jelas Zainuddin.
Zainuddin juga melaporkan, hasil kunjungan komisi X ke daerah menunjukkan betapa tingkat kegelisahan dan kekhawatiran siswa sangat tinggi. Pihak sekolah pun begitu, sangat tinggi rasa khawatirnya terhadap hasil yang diperoleh dalam UN tahun ini. Mereka menyesalkan akibat dari sistem sentralisasi pencetakan soal oleh kemendikbud.
“Sentralisasi itu mengakibatkan keterlambatan distribusi soal ke seluruh pelosok daerah, dan ini tentu mempengaruhi secara keseluruhan persiapan di daerah,” ungkapnya.
Legislator PKS ini mendesak menteri Nuh untuk bertanggung jawab atas semua yang terjadi dalam pelaksanaan UN tahun ini. Tidak cukup hanya dengan meminta maaf atas persoalan yang terjadi, akan tetapi harus ada tindakan nyata dalam upaya perbaikan metode evaluasi pendidikan ke depannya.
“Pemerintah harus berani untuk menyerahkan pelaksanaan UN pada badan independen di setiap daerah atau jika pemerintah tidak mampu, maka UN selayaknya harus dihapuskan,” tegas politisi dari dapil Jakarta Timur ini.
Zainuddin mensinyalir, jika hasil UN secara nasional nanti menunjukkan penurunan kualitas atau bahkan jika prosentase ke tidak lulusan siswa meningkat tinggi maka sekolah dapat menolak hasil UN 2013 karena evaluasi pendidikan nasional kita telah gagal.
Zainuddin menilai kemendikbud harus segera menyiapkan langkah antisipatif terhadap hasil UN ini, agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
Dalam rapat kerja dengan komisi X pada 26 April mendatang Zainuddin minta agar Menteri Nuh bersikap ksatria dalam mempertanggung jawabkan hal ini. “Semoga tidak terjadi lagi peristiwa serupa di tahun yang akan datang,” pungkasnya.
Nasi Jagung Manglie: Solusi untuk Penderita Diabetes
Posting Komentar