Puncak Gerbang Angin |
Unforgettable Sumbing Via Desa Mangli Magelang Jawa Tengah (Part
I)
Pagi hari terdengar suara Aris yang membangunkan saya untuk
melihat sesuatu yang indah dan di tunggu para pendaki, yaaa itulah sunrise
dengan latar gunung Merapi dan Merbabu yang berdiri megah dengan pemandangan
yang sungguh wooow banget. Subhanallah
Fery Puji Nova
(Pergi Meninggalkan Jejak Pulang Membawa Kenangan)
Setelah menurunkan Carrier-carrier besar kami dari
Bus Sumber Kencono yang membawa kami dari Surabaya perlahan meninggalkan kami di terminal Giwangan
Jogjakarta. Dari terminal Giwangan kami melanjutkan
perjalanan menuju Magelang naik bis kecil. Sesampainya di Magelang kami
istirahat sejenak dan mengisi perut yang sudah mulai keroncongan. Dari terminal
Magelang kami langsung menuju rumah seorang teman —yang juga di gunakan sebagai
toko alat-alat outdoor— yang berada di magelang. Tidak jauh sih cuma berjalan
sekitar 10 menit dari terminal Magelang. Sesampainya di sana kami sudah di
sambut Kang Udin yang memang telah menunggu kami.
Sore hari dengan menggunakan pick up yang telah di sediakan
oleh Kang Udin kami berangkat menuju desa Mangli Magelang. Sore itu cuaca agak
mendung tapi tidak menurunkan hasrat kami ber-Sembilan untuk mendaki Gunung
Sumbing lewat jalur desa Mangli yang memang jarang di gunakan oleh pendaki
lain. Melewati perkampungan penduduk kami selalu di sapa oleh senyum ramah
penduduk lokal yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Kami
juga di ingatkan untuk membawa kelapa muda dan gula merah. Karena itu adat dari
penduduk lokal yang lebih mengerti tentang sini jadi kami menurut saja untuk
gula merah kami memang sudah membawa tapi untuk kelapa? Akhirnya kang udin
menuju perkampungan penduduk untuk mengambil atau membeli kelapa (saya sendiri
kurang paham) karena kami terpecah menjadi dua rombongan rombongan pertama
mengambil kelapa dan rombongan kedua meneruskan perjalanan menuju pos satu
tempat yang kami sepakati untuk bertemu. Oh iya karena ini bukan jalur resmi
pendakian maka tidak ada pos perizinan yang seperti biasanya kalau kita naik
gunung. Kami hanya melapor dan meminta izin sama kepala dusun agar di beri
restu dan meminta doa agar selamat sampai tujuan.
Di tengah perjlanan menuju pos satu hujan sudah mengguyur
yang memaksa kami mempercepat langkah kami menuju pos satu. Sampai di pos satu
kami langsung membentangkan fly sheet sambil menunggu rombongan pertama datang.
Tidak berapa lama rombongan pertama pun datang sambil menuggu hujan reda kami
langsung memasak untuk mengisi perut dan
mengembalikan tenaga kami. Selepas pos satu kami melewati alas ruwet
atau jika di terjemahkan dalam bahasa
Indonesia berarti hutan yang ruwet (apa sih bahasa indonesianya ruwet itu hehe)
atau di sebut hutan yang membingungkan saja-lah dan sesuai namanya memang jalur
di sini agak membingungkan karena banyak persimpangan dan semuanya relatif sama
alias serupa.
Keluar dari alas ruwet kami sampai di pos 2 dan hari sudah
petang di sini terdapat sungai kecil dan kami tidak menyia-nyiakannya untuk
mengisi botol-botol air minum yang telah berkurang untuk minum dan memasak. Tapi,
harus tetap waspada karena ada banyak lintah di sana. Karena memang dalam tim
ini terdapat banyak orang perdebatan di mulai satu pihak menginginkan untuk
mendirikan camp di sini mengingat di sini tempatnya baik untuk di jadikan
camping ground dan dekat dengan sumber mata air juga. Pihak yang lain
menginginkan melanjutkan perjalanan Karena masih jam 7 dan mereka ingin
mengejar waktu dan melanjutkan pendakian langsung menuju gunung sindoro. Saya
sih tidak mendukung blok manapun lah mau lanjut ayo! Mau istirahat juga ayo.
Akhirnya setelah berunding di putuskan untuk melanjutkan
perjlanan saja. Tapi yang saya takutkan jika melanjutkan perjalanan sih cuma
satu, gak menemukan camping ground yang cukup buat tiga tenda mengingat jalan
yang terus menanjak. Jarang sekali kami menemukan jalan yang datar dan bagus
untuk mendirikan tenda. Berjalan terus menerus tentu membuat kaki kami pegal
dan kebetulan kami menemukan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda walaupun cuma
untuk 2 tenda besar. Waahh saya dan Aris tidur di mana nih? Akhirnya kami
memutuskan untuk membuat sendiri camping ground yang pas di pinggir tebing yang
menganga. But it’s the challenge, itulah tantangan saat mendaki. Menciptakan
kenyamanan kita sendiri hehe. Yah, malam itu kami nge-camp di tempat antah
barantah itu, In the middle of nowhere.
Pagi hari terdengar suara Aris yang membangunkan saya untuk
melihat sesuatu yang indah dan di tunggu para pendaki, yaaa itulah sunrise
dengan latar gunung Merapi dan Merbabu yang berdiri megah dengan pemandangan
yang sungguh wooow banget. Setelah sarapan dan packing kami langsung
melanjutkan perjalanan melewati puntuk lalu pertigaan sereal. Setelah melewati
pertigaan sereal kami seharusnya melewati pertigaan butuh atau pos tiga, tapi
karena kata Kang Udin bisa melewati jalur pintas walaupun jalurnya, “astaghfirullah”
banget.
Waktu serasa berjalan cepat sekali padahal kami berangkat
jam 7 pagi dan sekarang sudah hampir jam 12 dan kami masih sampai di
ereng-ereng putih. Stamina sudah sangat berkurang dan tanda-tanda puncak pun
belum Nampak.
Mental kami serasa di banting-banting tapi kami tidak
semudah itu untuk menyerah. Setelah istirahat sangat lama kami meneruskan
perjalanan. Kang Udin, Mas Yono dan Kampling sudah melesat jauh meningglkan
kami. Rupanya mereka sampai di satu dataran yang tinggi dan mereka berteriak
kepada kami bahwa itu adalah puncaknya. Karena mendengar kata puncak saya
sangat bersemangat untuk terus dan terus dan akhirnya kami sampai juga di
puncak. Tapi tunggu dulu ternyata itu hanya fatamorgana saja hweeek =(
menyebalkan kan pemirsa ternyata itu bukan puncak sumbing. Itu di sebut dengan
gerbang angin. Pemandangannya sih emang bagus pake banget. Tapi rasanya badan
ini sudah capek sekali kalau harus turun lagi tapi karena panggilan puncak
sumbing terasa seperti melambai-lambai penuh godaan ya apa boleh buat semangat
tak boleh padam, =)
Sumber:
NASI Jagung Manglie Harga @Rp 10.000
disc 30% bagi agen atau pembelian 1 karton (48 dus) Harga Belum Termasuk Ongkos
Kirim Bagi Anda yang berminat silakan hubungi kami: 085717238073 (Muhammad Nur)
Kami juga melayani Terapi, konsultasi kesehatan, ruqyah dan keharmonisan
rumahtangga (permasalahan pria). Silakan di Klik:
===================================================================
Bagi Ukhti muslimah yang ingin
tampil cantik nan shalihat, segera beralih ke pengobatan Herbal non alkohol.
Tersedia: Aliya Natural Anti Acne dan Aliya Natural Regenerating Harga: Rp
40.000,- (Plus Ongkos kirim) Hub: Winwin (0293)5540586
Posting Komentar