Oleh: Bahron Ansori
Suatu umat dan bangsa mengalami pasang surut, ada saat
dimana mereka hidup dengan kemuliaan dan kejayaan, namun pada saat yang lain
dalam kehinaan dan kesengsaraan hingga tercatat dalam sejarah sebagai umat yang
terpuruk.
Sebagai umat Islam dan bangsa Indonesia yang mayoritas
muslim, kita tentu tidak ingin menjadi umat dan bangsa yang terpuruk. Karena
itu, perlu kita cari sebab utama kehancuran suatu umat atau bangsa agar kita
bisa mencegahnya sejak dini dan bila tanda-tanda itu sudah ada segera kita hentikan.
Dalam suatu hadits, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya
Allah Azza wa Jalla, jika Dia berkehendak untuk membinasakan (menghancurkan)
seorang hamba, maka Dia akan mencabut rasa malu dari hamba tersebut. Jika rasa
malu telah tercabut darinya, maka Allah tidak akan mendapati hamba tersebut
kecuali sebagai orang yang dimurkai dan dibenci-Nya. Jika ia telah menjadi
orang yang dimurkai dan dibenci oleh Allah, maka tercabutlah darinya amanah.
Jika sikap amanah telah tercabut darinya, maka Allah tidak akan mendapatinya
kecuali sebagai orang yang berkhianat dan pembuat khianat, maka akan
tercabutlah darinya kasih sayang (rahmat) Allah. Jika kasih sayang Allah telah
dicabut darinya, maka ia tidak lain adalah orang yang terkutuk dan terlaknat.
Dan jika Allah telah menetapkannya sebagai orang yang terkutuk, maka
tercabutlah darinya perlindungan Islam,” (HR
Ibnu Majah).
Dari hadits di atas, ada tiga tahap yang apabila dimiliki
oleh umat Islam, baik secara pribadi, keluarga maupun jamaah, masyarakat dan
bangsa akan mengalami kehancuran yang tidak bisa terelakkan.
1. Tercabutnya Rasa Malu
Memiliki sifat malu merupakan sesuatu yang amat penting,
yakni malu bila melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh Allah swt dan
Rasul-Nya. Hai ini karena, bila kita dan anggota masyarakat lainnya telah
memiliki rasa malu seperti ini, maka tidak akan ada penyimpangan yang
dilakukan. Karenanya hal ini menjadi salah satu cabang penting dari iman yang
berarti keimanan seseorang perlu kita pertanyakan apabila pada dirinya tidak
ada perasaan malu. Rasulullah saw bersabda: “Malu itu cabang dari iman” (HR.
Bukhari).
Bila manusia masih memiliki sifat malu tentu tidak akan
melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Namun bila
rasa malu ini sudah tidak lagi dimiliki oleh manusia, ia bisa melakukan apa
saja sesuai dengan kehendaknya, dalam satu hadits yang berasal dari Abu Mas’ud
Uqbah bin Amr Al Anshari Al Badri dinyatakan: “Sesungguhnya sebagian dari apa
yang telah dikenal orang dari ungkapan kenabian yang pertama adalah: Jika
engkau tidak malu, berbuatlah sekehendak hatimu ” (HR. Bukhari).
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk
selalu memperkokoh rasa malu, karena tidak ada kejelekan sedikitpun dari sifat
malu ini sehingga Rasuluilah saw bersabda: Manakala rasa malu sudah tercabut
dari jiwa seseorang, maka kehancuran dirinya tidak bisa dihindarkan lagi karena
ia akan menjadi manusia yang dibenci dan dimurkai oleh Allah swt.
2. Tercabut Amanah
Sesudah rasa malu tercabut dari jiwa seseorang, maka ia tidak
peduli dengan citra dirinya yang rusah, karenanya iapun akan mengabaikan amanah
yang dibebaankan kepadanya. Dalam hidup ini, kita mendapatkan begitu banyak
amanah, baik dari Allah swt maupun dari sesama manusia. Secara harfiyah, amanah
artinya dipercaya.
Secara khusus, amanah berarti mengembalikan sesuatu yang
dititipkan oleh seseorang kepadanya. Adapun makna umum-nya adalah menyampaikan
atau melaksanakan sesuatu yang ditugaskan kepadanya. Sifat ini bukan hanya
penting karena termasuk akhlak yang mulia, tapi justeru kualitas keimanan
seseorang sangat tergantung pada apakah ia bisa menjalankan amanah atau malah
berkhianat.
Oleh karena itu, dalam satu hadits, Rasulullah saw bersabda:
“Tidak (sempuma) iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak (sempurna) agama
seseorang yang tidak menunaikan janji ” (HR. Ahmad).
Karena amanah merupakan sesuatu yang sangat penting, maka
Allah swt memerintahkan kepada manusia untuk menunaikan amanah sebagaimana
firman-Nya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang
berhak menerimanya ” (QS An Nisa [4]:58).
Disamping itu, Allah swt juga melarang kita untuk
mengkhianati amanah yang sudah diberikan kepada kita, Allah swt berfirman: “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan
jangan (pula) mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang
kamu mengetahui ” (QS Al Anfal [8]:27).
Manakala seorang muslim sudah bisa menunaikan amanah dengan
baik, seandainya dalam hidup ini sudah tidak punya apa-apa secara duniawi, ia
masih tetap menjadi orang yang bahagia dalam arti bukan orang yang lagi,
Rasulullah saw bersabda: “Empat perkara yang apabila ada padamu, tidak akan
merugikan lepasnya segala sesuatu dari dunia daripadamu, yaitu: memelihara
amanah, tutur kata yang benar, akhlak yang baik dan bersih dari tamak ” (HR.
Ahmad).
3. Tercabut Kasih Sayang
Saling berkasih sayang merupakan salah satu kunci kekuatan
umat Islam, ini tercermin pada sikap hormat menghormati, berbaik sangka, tolong
menolong bahkan mengutamakan orang lain ketimbang dirinya sendiri.
Bila kasih sayang telah tercabut dari jiwa kaum muslimin,
yang terjadi adalah permusuhan yang bermula dari sikap marah. Karenanya sikap
marah itu harus kita hindari dari diri kita.
Al ghadhab atau marah merupakan salah satu sifat yang sangat
berba-haya, ini telah menghancurkan manusia, baik secara pribadi maupun
kelompok. Karenanya, sesama muslim seharusnya tidak saling menunjukkan
kemarahan.
Ada beberapa bahaya dari sifat marah yang harus diwaspadai :
Pertama, merusak iman, karena semestinya bila seseorang sudah beriman dia akan
memiliki akhlak yang mulia yang salah satunya adalah mampu mengendalikan
dirinya sehingga tidak mudah marah kepada orang lain, Rasulullah saw bersabda:
“Marah itu dapat merusak iman seperti pahitnya jadam merusak manisnya madu ”
(HR. Baihaki).
Kedua, mudah mendapatkan murka dari Allah swt terutama pada
hari kiamat, karena itu pada saat kita hendak marah kepada orang lain mestinya
kita segera mengingat Allah sehingga tidak melampiaskan kemarahan dengan
hai-hal yang tidak benar, Allah swt berfirman sebagaimana yang disebutkan dalam
hadits qudsi : “Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku ketika kamu marah. Maka Aku
akan mengingatmu jika Aku sedang marah (pada hari akhir) “.
Ketiga, mudah marah juga akan mudah menyulut kemarahan orang
lain sehingga hu-bungan kita kepada orang lain bisa menjadi renggang bahkan
terputus sama sekali. Oleh karena itu, seseorang baru disebut sebagai orang
yang kuat ketika ia mampu mengendalikan dirinya pada saat marah sehingga
kemarahan itu dalam rangka kebenaran bukan dalam rangka kebathilan,Rasulullah
saw bersabda: “Orang kuat bukanlah yang dapat mengalahkan musuh, namun orang
yang kuat adalah orang yang dapat mengontrol dirinya ketika marah ” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Apabila seseorang mampu menahan ama-rahnya, maka dia akan
mendapatkan nilai keutamaan yang sangat besar dari Allah swt, dalam hal ini
Rasulullah saw menjelaskan di dalam sabdanya:
“Tiada tegukan yang ditelan seorang hamba yang lebih besar
pahalanya daripada tegukan kemarahan yang ditahannya semata-mata karenaAllah
ta’ala ” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad).
Di dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa
yang menyembunyikan kemarahan, padahal dia mampu melakukannya, maka Allah akan
menyerunya di hadapan para pemimpin makhluk sehingga Dia memilihkan bidadari
untuknya, lalu menikahkan dengannya sesuai dengan kehendaknya ” (HR. Abu Daud
dan Tirmidzi).
Dari uraian di atas, menjadi jelas bagi kita bahwa
tanda-tanda kehancuran harus kita jauhi dari diri, keluarga, jamaah, masyarakat
dan bangsa kita agar kita bisa selamat di dunia dan akhirat.
Mafaza Market
===========================================================================
Bagi Ukhti muslimah
yang ingin tampil cantik nan shalihat, segera beralih ke pengobatan Herbal non
alkohol. Tersedia: Aliya Natural Anti Acne dan Aliya Natural Regenerating
Harga: Rp 40.000,- (Plus Ongkos kirim) Hub: Winwin (0293)5540586
Silakan di Klik
NASI Jagung Manglie Harga
@Rp 10.000 disc 30% bagi agen atau pembelian 1 karton (48 dus) Harga Belum
Termasuk Ongkos Kirim Bagi Anda yang berminat silakan hubungi kami:
085717238073 (Muhammad Nur) Kami juga melayani Terapi, konsultasi kesehatan,
ruqyah dan keharmonisan rumahtangga (permasalahan pria).
Silakan di Klik:
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Posting Komentar