Kamis, 06 Mei 2021

Home » » BISNIS LANGITAN Abdurrahman bin Auf Tak Kenal Kata Gagal

BISNIS LANGITAN Abdurrahman bin Auf Tak Kenal Kata Gagal

Suasana pasar muslim | Ilustrasi

DNA kaya Abdurrahman bin Auf sukses terus dalam berbisnis, tentang investasinya membeli kurma busuk sungguh inspiratif dan memberi motivasi yang kuat 

Mafaza-Online | Tengah hari, Kota Madinah yang berpasir terik menyengat dikejutkan oleh kedatangan serombongan berkuda yang dipenuhi barang-barang berharga. Tentu saja penduduk Madinah gempar plus resah. Jangan-jangan itu pasukan musuh?!

Ada sekitar 700 orang membawa barang-barang yang memenuhi punggung kuda-kuda gagah dan terbaik itu. Demi memastikan itu bukan pasukan musuh, spontan sebagian penduduk Madinah pun berlarian keluar.

Ternyata,  itu bukan pasukan musuh. melainkan rombongan berkuda para pedagang yang membawa sekitar 700 ekor kuda yang penuh membawa barang-barang dari luar negeri.

Hebatnya lagi, semua barang dagangan itu ternyata hanya dimiliki seorang pengusaha. Abdurrahman bin Auf. Beliau sahabat Nabi yang merupakan golongan orang pertama yang memeluk Islam. Abdurrahman bin Auf adalah seorang pengusaha terkemuka sekaligus milyarder di Kota Makkah. 

Pengusaha itu telah meninggalkan semua aset kekayaannya sehingga tak tersisa sedikit pun lagi kekayaannya. Itu dia lakukan hanya karena ingin ikut berhijrah bersama Rasulullah ﷺ ke Kota Madinah. Setiba di Kota Madinah, Abdurrahman bin Auf itu pun menjadi miskin tak memiliki apa-apa.

Memang ada di antara para sahabat Anshar yang kemudian menawarkannya separuh modal perdagangan dari aset kekayaan sahabat Anshar itu, namun ditolak halus oleh Abdurrahman bin Auf.

Abdurrahman bin Auf hanya meminta agar ditunjukkan dimana lokasi pasar terdekat di Kota Madinah. Beliau memulai bisnis barunya tanpa memiliki modal uang sepeser pun. Namun, begitulah DNA kaya yang dimiliki oleh seorang Abdurrahman bin Auf.

Tak berselang lama berbisnis, ia kembali meraih kekayaan yang berlipat ganda. Ia berhasil kembali menjadi seorang milyarder di Kota Madinah. Salah satunya, kekayaan yang dibawanya masuk ke Kota Madinah dengan membawa barang-barang impor sebanyak 700 ekor kuda-kuda terbaik atau boleh dibayangkan sekarang mungkin nilainya sekitar 70 kontainer barang-barang impor bermerk serta berkualitas tinggi.

Penduduk Madinah dibuat berdecak kagum atas kekayaan yang dimiliki oleh Abdurrahman bin Auf. Sampai-sampai debu-debu dari tapak kuda-kuda itu menyelimuti Kota Madinah.

Melihat rombongan kekayaan yang dibawa oleh ratusan kuda itu, Sayyidah Aisyah RA, ummahatul mukminin yang juga saudara sesusuannya berkomentar sebagaimana yang ia dengar dari Rasulullah ﷺ :

سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم قال رأيت عبد الرحمن بن عوف دخل الجنة حبوا

"Aku mendengar Rasulullah ﷺ pernah berkata bahwa Nabi ﷺ melihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dalam keadaan merangkak."

Ada riwayat lain menyebutkan bahwa ia akan masuk surga 500 tahun terlambat dari para sahabat lainnya, disebabkan kekayaan yang ia miliki. Hitungan 500 tahun di dunia sama dengan setengah hari di akhirat.

Padahal, Abdurrahman bin Auf sendiri termasuk salah seorang dari 10 sahabat yang dijamin dan dijanjikan masuk surga oleh Rasulullah ﷺ . Mendengar itu, Abdurrahman bin Auf segera mendatangi Sayyidah Aisyah untuk mengkonfirmasi kebenaran ucapan Rasulullah ﷺ itu. Dan ternyata benar, Nabi ﷺ pernah mengatakan hal tersebut.

Lantas, Abdurrahman bin Auf langsung mengumumkan di hadapan penduduk Madinah bahwa ia menyedekahkan aset kekayaaannya sebanyak 4.000 Dinar atau senilai Rp6 Miliar pada orang-orang miskin di Kota Madinah.

Pada kesempatan lain, Abdurrahman bin Auf pernah bersedekah untuk persiapan perang 4000 Dinar atau setara Rp6 Miliar. Abdurrahman bin Auf juga pernah menjual aset properti dan menyumbangkan sebanyak 40.000 Dirham atau senilai Rp60 Miliar. Beliau juga pernah menyumbangkan sebanyak 500 ekor kuda atau senilai Rp35 Miliar. Allahu Akbar!!

Benarlah hadis Nabi itu, semakin seseorang kaya di dunia, maka akan semakin lama hisab yang akan dijalaninya di pengadilan di akhirat kelak. Syukur-syukur kekayaan itu dia pergunakan seluruhnya untuk agama Allah, maka ada harapan kesaksiannya meringankannya serta membawanya ke surga.

Itu pun akan memperlambatnya dalam jangka waktu 500 tahun terlambat memasuki surga dari temannya yang tidak banyak harta kekayaannya. Bayangkan, jika kekayaan yang diperoleh dari harta korupsi, menipu, menzalimi orang lain, harta rampasan, harta yang diperoleh dari harta yang tidak halal, sudah menjalani persidangan, masuk neraka lagi. Na'udzubillahi min dzalik. Semoga kita termasuk orang-orang yang dimudahkan hisabnya di Hari Kiamat.

DNA kaya

Waktu pun bergulir. Setelah Perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh. 

Abdurrahman bin Auf ra pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik Sahabat tadi  dengan harga kurma bagus. 

Semuanya bersyukur..Alhamdulillah..kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdurrahman bin Auf. 

Semua gembira. Sahabat gembira.  Abdurrahman bin Auf ra pun gembira. Sahabat lain gembira sebab semua dagangannya laku. Abdurrahman bin Auf ra turut gembira dia pikir ini caranya untuk jatuh miskin! Hitung-hitungannya, pasti merugi dan berujung bangkrut. 

Masya Allah... itulah jalan berpikirnya, semata ridha Allah. Coba kalau kita? Usaha goyang dikit, udah teriak tak tentu arah. Berhasil sedikit, sudah pamer sebagai, "Sang Motivator!" Keliling menjadi trainer sebagai Pengusaha Sukses.

Abdurrahman bin Auf ra merasa sangat lega, sebab tahu akan bakal masuk surga dulu, sebab sudah miskin. Yaialah, kurma busuk, siapa mau. Diberi pun orang enggan menerimanya.  

Ajiiib... Rencana Allah SWT itu memang terbaik, Masya Allah. 

Tiba-tiba, datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk. 

Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang bisa menyembuhkannya adalah KURMA BUSUK !

Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf ra dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa. 

Allahu Akbar...!

Orang lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, Abdurrahman bin Auf berusaha keras jadi miskin tapi selalu gagal. Benarlah firman Allah SWT:

"Wahai manusia, di langit ada rezki bagi kalian. Juga semua karunia yang dijanjikan pada kalian " (QS Adz Dzariat [51] : 22 )

Jadi..yang banyak memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk? 

ALLAH SWT lah yang Memberi Rezeki. 

Ibroh dari kisah ini sangat spesial buat kita, sebab ini membuat kita harus YAKIN bahwa rezeki itu totally dari Allah. 

Bukan hanya karena usaha kita itu sudah cukup bagus atau produk kita yang terbaik yang akan memberi kita omzet yang banyak. 

Kadang-kadang, KEYAKINAN dalam hati kita itu yang belum cukup kuat dan bulat...

Semoga kisah ini dapat menyuntik kembali semangat dalam diri kita semua,  yang sedang diuji dalam pekerjaan dan usaha kita.


Silakan Klik:

MINHAJUL ABIDIN Jalan Para Ahli Ibadah


Menurut Imam Al-Ghazali ada tujuh 'aqobah yang dapat menghambat kualitas ibadah serta faktor-faktor yang menghambat komunikasi personal seorang hamba dengan Tuhan. 

Dalam teks indonesia 'aqobah diterjemahkan sebagai tanjakan. 



Share this article :

Posting Komentar