Senin, 11 November 2019

Home » » BANGSA dan PAHLAWAN: Tentang KELAHIRAN dan KEMATIAN

BANGSA dan PAHLAWAN: Tentang KELAHIRAN dan KEMATIAN

BANGSA dan PAHLAWAN: Tentang KELAHIRAN dan KEMATIAN



Partai Gelora Gelombang Rakyat Siap Deklarasi
Gelora

Mafaza-Online | Begitu dekat, jarak Sumpah Pemuda dengan Hari Pahlawan, begitu dekat maknanya.

Setelah lahir menjadi diri sendiri dalam hari Sumpah Pemuda, hari ini aku mati demi bangsaku.

Telah lama aku dikubur, walau kau tak tahu kuburku dimana, tetapi harumku semerbak takkan punah.

Harumku hidup pada setiap zaman dan karena aku lahir kembali pada setiap zaman.

"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. (Ali Imran: 169)"

Dan, karena mereka hidup di sisi Tuhan lalu kita pun mendapat rizki menjadi bangsa yang beruntung.

Dalam Sumpah Pemuda, kita peringati betapa pentingnya kelahiran.

Dan dalam Hari Pahlawan, kita peringati betapa pentingnya kematian.
Kematianlah yang telah memberi kita kehidupan yang baik.

Hari ini Hari Pahlawan kita peringati mereka yang rela mati untuk kita.

Mereka adalah pahlawan kita dan Tuhan memberikan balasan yang luar biasa.
Lalu apa maknanya Hari Pahlawan bagi kita?

Tanggal 10 November 1945 diambil oleh Bung Karno sebagai Hari Pahlawan adalah karena ia momentum mempertahankan proklamasi.

Pertempuran arek-arek Suroboyo yang dipimpin BungTomo adalah perang melawan kembalinya kolonialisme.

Dalam sejarah, perang ini dianggap perang terberat dalam revolusi Indonesia.
Karena Barat ingin kembali menjajah.

Maka, kita berikan makna Hari Pahlawan ini sebagai hari mempertahankan apa yang baik yang sudah kita miliki sebagai bangsa.

Kemerdekaan, NKRI, Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Hukum, dll, harus dipertahankan.

Semangat untuk berjuang menyelenggarakan kebaikan bagi sesama adalah nilai kepahlawanan di Hari Pahlawan ini.

Masalahnya adalah, apakah kita masih punya tenaga untuk menjadi pahlawan dan merayakan hari ini Hari Pahlawan?

Bangsa yang nampak lelah dan kehilangan arah juga nampak seperti tak memiliki pahlawan.

Terasa sepi di Hari Pahlawan ini.
Semuanya berangkat dari ketiadaan tenaga.

Dan tenaga itu selalu berasal dari dalam.
Sesuatu yang asli dan tak bisa direkayasa.
Namun, jika kepalsuan merajalela, maka kita takkan sanggup mengangkat muka.
Apatah lagi membangkitkan energi sejarah.

Maka, apakah pesimisme kita hari ini berakat dari kelemahan dan kelelahan? 
Ini tergambar pada wajah elite di satu sisi.
Pada sisi yang lain, rakyat nampak kecewa dan marah..

Kerusuhan merajalela, elite berseminar dan menerima gelar Satria.
Energi sejarah, arah, narasi, tekad dan keyakinan mungkin akan dilahirkan kembali oleh pahlawan baru.

Ia tak mungkin dikatakan oleh yang palsu, narasi kebangkitan akan menemukan juru bicaranya sendiri.

Apakah kita harus menanti? 
Tidak! 
Tetapi yang jelas kita sedang membiarkan yang ada segera pergi.


Twitter @Fahrihamzah 10/11/2012

http://mafaza-store.blogspot.com/2019/07/kampung-hijrah-residence.html

Silakan Klik:
Share this article :

Posting Komentar