Minggu, 25 Agustus 2019

Home » , » Pengalaman Ketinggalan Tas Laptop di Stasiun Komuter

Pengalaman Ketinggalan Tas Laptop di Stasiun Komuter

  • Facebook




Suasana Stasiun Komuter
Alhamdulilah. Ya Allah, makasih. Makasih!
Saya duduk sebentar. Menghela nafas. Masih nggak percaya bahwa nggak ada yang ilang, dari sebuah tas laptop yang ketinggalan di deretan tempat duduk umum. Di stasiun kereta komuter. Di Jakarta!
Sempat mikir, apakah ini karena sedekah tempat duduk tadi?


Mafaza-Online | Turun dari kereta komuter, saya cari tempat duduk, dan duduk dulu. Tas berisi pakaian saya letakkan dekat kaki, dan ransel berisi laptop, data, buku, kartu-kartu dan kertas saya letakkan di kursi kosong sebelah saya.

Saya buka roti Maryam yang baru dibeli, dan makan. Enak, masih hangat. Lalu, sambil makan roti, seperti kebiasaan semua orang, saya ambil hape dan baca-baca WA.

Nggak berapa lama, roti habis. Sambil tetap baca-baca WA, saya berdiri, ambil tas pakaian, dan melangkah menjauh. Lalu turun ke platform, arah keluar. Saya turun ke pintu keluar. Selama itu, mata tetap ke layar, sambil jempol gerak ke sana sini cari ojek online.

Di dekat pintu keluar, saya berdiri, dan saya letakkan tas pakaian di dekat kaki. Tapi kok aneh: rasanya ada yang nggak biasa.

Ya ampun. Punggung saya enteng. Wah... Tas laptop ketinggalan! Di lantai atas!
Saya langsung balik sambil setengah berlari, naik lagi, dan di atas lari lagi ke arah deretan tempat duduk..

Dari kejauhan platform stasiun yang luas banget, terlihat ransel saya masih di kursi duduk. Bersender di senderannya. Alhamdulilah. Karena udah kelihatan, saya kurangi kecepatan.

Begitu sampai, sambil sok kalem biar nggak menarik perhatian, saya cek. Nggak ada bekas resleting terbuka. Saya buka, saya masukkan tangan. Teraba: laptop ada. Charger, ada. Buku, lengkap. Kartu-kartu, kayaknya komplit. I can't believe it.

Saya buka lagi lebih lebar, raba lagi. Semua ada.

Saya intip, buka laptop case di dalam. Beneran ada. Semua lengkap. Gak ada yang ilang.




Silakan Klik



Alhamdulilah. Ya Allah, makasih. Makasih!
Saya duduk sebentar. Menghela nafas. Masih nggak percaya bahwa nggak ada yang ilang, dari sebuah tas laptop yang ketinggalan di deretan tempat duduk umum. Di stasiun kereta komuter. Di Jakarta!

Sempat mikir, apakah ini karena sedekah tempat duduk tadi? Tadi di kereta saya berdiri ngasih tempat duduk ke seorang ibu. Sebenarnya masih muda, sih. Tapi bawa anak tiga, kecil-kecil. Keringatnya bercucuran di wajahnya. Karena masih muda, sepertinya bukan tipe orang yang akan diberi tempat duduk jika di kereta komuter.

Wallahu a'lam. Bisa jadi. Bisa juga bukan. Apapun itu, saya bersyukur bahwa kehilangan laptop bukan takdir saya sore itu, walaupun memang kata Rasulullah (Saw) sedekah mencegah musibah.

Yang jelas, saya merasakan ini sebagai peringatan. Peringatan untuk selalu menjaga agar tetap aware, tetap 'waras'. Perhatikan dunia yang Allah gelar untukmu. Bahwa buka hape ada saatnya. Bukan setiap saat: begitu tangan terasa kosong, otomatis meraba kantong dan ambil hape.

Ah. Hape. It such a huge distractor. Huge! Bikin seluruh perhatian dan isi kepala tersedot ke dalamnya. Kebayang kalo sambil jagain bayi.

Status Facebook: Herry Mardian



Silakan klik:
Lengkapi Kebutuhan Anda


Share this article :

Posting Komentar