Senin, 24 Juli 2017

Home » » Kompetensi Berbahasa adalah Pintu Masuk Ilmu Pengetahuan

Kompetensi Berbahasa adalah Pintu Masuk Ilmu Pengetahuan

   
SDIT Ihsanul Fikri | Ilustrasi
Mafaza
-Online |
Dalam salah satu segmen pembelajarannya, salah satu guru bahasa Inggris di SDIT Ibnu Sina Duren Sawit menerapkan pendekatan projek dalam proses pencapaian kompetensi berbahasa. Yup...betul pendekatan projek tidak melulu di asosiasikan kepada mata pelajaran bidang sains, seni ataupun pra karya.

Pembelajaran bahasa juga sangat relevan dilakukan dengan pendekatan projek. Bahkan dengan pendekatan projek tersebut, seorang guru dalam melakukan peningkatan kemampuan siswa tidak hanya 4 kompetensi dasar berbahasa melainkan juga sekaligus berperan aktif dalam pengkondisian dan pembentukan karakter.

Empat kompetensi dasar berbahasa itu adalah kemampuan membaca, mendengar, menulis dan berbicara. Menggunakan bahasa apapun maka Empat kemampuan dasar berbahasa tersebut hendaknya menjadi kompetensi utama yang harus menjadi perhatian seorang guru atau kita yang hendak belajar bahasa. Dalam konteks sekolah dasar, maka kompetensi dasar berbahasa tersebut menjadi sangat mendasar karena berhasil tidaknya seorang siswa memiliki Empat kompetensi dasar berbahasa tersebut akan secara signifikan mempengaruhi usahanya dalam menyerap informasi dan pengetahuan dalam berbagai bidang sebagai penunjang hidup mereka kelak dewasa.

Membaca dan mendengar adalah pintu seseorang untuk menyerap informasi dan pengetahuan. Kecerdasan seseorang dalam membaca dan mendengar dalam berbagai bahasa tentu akan memudahkan orang tersebut untuk menyerap informasi dan pengetahuan dari sumber yang lebih luas, terlebih dengan era informasi saat ini dimana informasi dan pengetahuan tersebar mudah dan dekat untuk diambil. sebaliknya, keterbatasan seseorang dalam membaca dan mendengar tentu akan terbatas juga kapasitas seseorang untuk bisa menyerap informasi dan pengetahuan.

Menulis dan berbicara adalah pintu seseorang untuk menyebarkan kembali informasi dan pengetahuan yang di dapat, bahkan informasi dan pengetahuan hasil olah pemikiran sendiri. Kemampuan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara verbal maupun tulisan tentu akan memudahkan juga seseorang untuk memahami informasi dan pengetahuan yang di dapat dari proses membaca dan mendengar. sehingga secara tidak langsung akan mempercepat pengayaan seseorang untuk meningkatkan pengetahuan bahkan keterampilan yang lain.

Pertanyaannya… Kapan kita harus mengoptimalkan kompetensi berbahasa ini ?

Secara umum, tidak ada istilah terlambat dalam belajar bahasa, namun menguasai dasar dasar berbahasa tentu lebih tepat dilakukan saat pendidikan usia dini dan lebih intensif dilakukan pada pendidikan dasar. Jadi metode dan orientasi yang tepat dalam pembelajaran bahasa akan mempengaruhi ketercapaian kompetensi berbahasa siswa di sekolah. Jangan sampai guru atau sekolah lebih berorientasi pada capaian kompetensi pengetahuan berbahasa tapi lupa terhadap capaian 4 kompetensi dasar berbahasa itu sendiri.

Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang rektor kampus pendidikan di Jakarta bahwa kompetensi minimal anak anak sekolah dasar setidaknya mencakup kemampuan membaca, menulis, berhitung dan lompat lompat. Umumnya sekolah dasar di Indonesia sudah memperhatikan kompetensi dasar tadi walau pada kenyataannya banyak kompetensi yang berlebihan sehingga membuat capaian kompetensi dasar menjadi tidak fokus.

*Ketua Wilayah JSIT DKI Jakarta, Direktur Pendidikan Yayasan Ibnu Sina



Artikel Sebelumnya:
 
Silakan klik:
                                                         Lengkapi Kebutuhan Anda
Share this article :

Posting Komentar