Senin, 29 Mei 2017

Home » » Banjir Magelang, Dalam Tiga Detik Aryati Kehilangan Anak dan Suaminya

Banjir Magelang, Dalam Tiga Detik Aryati Kehilangan Anak dan Suaminya

Aryati Rahayu (29) salah satu korban banjir bandang di Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Dia kehilangam anak, suami dan harta benda. Senin (1/5/2017) | FOTO: Kompas.com/Ika Fitriana
Mafaza-Online | Tegar. Satu kata untuk menggambarkan sosok Aryati Rahayu (29), salah satu korban luka bencana banjir bandang di Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Tubuhnya masih berbaring di tempat tidur. Selang infus masih terpasang di tangan kanannya. Namun senyumnya selalu mengembang menyambut tamu yang datang silih berganti menjenguknya di RSU Tidar Kota Magelang, Senin (1/5/2017).

"Saya baik-baik saja, sudah baikan, tidak ada patah tulang seperti yang diberitakan. Cuma luka lebam saja kok. Alhamdulillah," ucap Aryati, mengawali cerita dengan Kompas.com saat menemuinya di bangsal Anyelir, RSU Tidar Kota Magelang.

Baca :

Bidan desa itu memang lolos dari maut saat banjir bandang menerjang, tapi ia kehilangan seluruh keluarga terdiri dari dua anak, Izma Salfina (16 bulan) dan Fazad Zaidan Al Afkari (4), suami Catur Edi Firmanto (35) dan seorang asisten rumah tangga, Pariyah (40).

Rumah sekaligus Poliklinik Desa yang baru ditinggalinya belum lama ini nyaris tak berwujud, rata dengan tanah, seluruh harta bendanya hancur tak tersisa.

Sore itu, sedianya keluarga Aryanti hendak pergi menghadiri pesta pernikahan kerabatnya. Mereka sedang bersiap-siap. Suaminya sedang berada di dalam ruangan bersama anak sulungnya. Sementara anaknya yang masih berusia 16 bulan itu sedang tidur di dalam kamar.

"Wong suami saya itu mau nge-MC di nikahan adik saya kok," tuturnya tersenyum sembari menatap sang adik di sampingnya yang tampak sudah menangis.

Namun tiba-tiba suara gemuruh terdengar sangat keras dari arah belakang rumah.

Aryati sempat melihat air bah itu datang mendekat. Aryati tak mampu berbuat banyak hingga akhirnya banjir yang membawa ribuan kubik air bercampur batu, lumpur, batang pohoh, menghantam rumahnya.

"Saya lihat banjir itu, sekitar tiga detik, lumpur dan air menerjang kami, kami terpisah terseret arus," katanya dengan suara bergetar.

Tubuhnya tiba-tiba terjepit retuntuhan material. Meski sadar, namun Aryati tak mampu bergerak. Berselang 15 menit, ia mulai mendengar suara kentongan dari warga, sebagai tanda telah terjadi bencana.

"Saya sadar kok, tubuh saya terjepit kanan dan kiri. Saya sempat merasa ajal saya sudah tiba," ungkapnya.

Aryati juga melihat banyak warga yang datang mendekat ke arahnya. Mereka mencoba berusaha menyingkirkan batu-batu di sekitar rumahnya. Tapi, mereka kembali berlarian menjauh. Ternyata banjir itu datang lagi. Ia pun merasakan ada air di kakinya terus naik perlahan ke atas tubuhnya. Beruntung air itu hanya sampai ke bahunya sehingga ia masih bisa bernafas dan melafalkan doa-doa.

"Saya terus berdoa, ya Allah kalau ini mati saya mudahkanlah, kalau masih diberi selamat, mudahkan pertolongan saya," kisahnya.

Tidak beselang lama, banjir susulan itu surut. Warga kembali mendekat lalu memberi pertolongan. Aryati dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit. Akan tetapi orang-orang tercintanya belum juga ditemukan ketika itu.

Suami dan anak-anaknya baru dapat ditemukan keesokan harinya, Minggu (30/4/2017), dalam kondisi tak bernyawa. Sang suami dan anak bungsunya sudah dimakamkan di kampung halaman suami di Kaloran Kabupaten Temanggung. Sedangkan anak sulungnya dimakamkan di kampung halaman Aryati di Kalikotes, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

"Saya tuh habis beli baju baru untuk anak-anak, baru dicoba saja sama Mas Fayat (anak sulung), sementara Dik Izma tidur dan akhirnya meninggal pakai baju baru itu," ucapnya.
"Mereka masih anak-anak, tidak punya doa, insyaallah di syurga," tambah dia.

Aryati sudah ikhlas dengan musibah yang menimpa keluarganya. Ia memintakan maaf kesalahan sang suami kepada orang-orang yang mengenalnya. Ia juga mengucapkan beribu terima kasih kepada orang-orang yang telah berjuang memberi pertolongan kepadanya.

Seperti diberitakan, banjir bandang menerjang sejumlah desa di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Sabtu (29/4/2017) sore. Data terakhir Senin (1/5/2017) malam, jumlah korban jiwa mencapai 12 orang, dua luka berat dan seorang lagi masih belum ditemukan. Puluhan rumah, insfrastruktur, fasilitas umum juga rusak parah. 

Sebelumnya: 
FOTO-FOTO Banjir Bandang Grabag Magelang


Suasana Dramatis Penyelamatan Korban Banjir Bandang di 


Share this article :

Posting Komentar