Rabu, 16 Juli 2014

Home » » Ini Peran Bill Clinton dalam Proses Politik di Indonesia

Ini Peran Bill Clinton dalam Proses Politik di Indonesia

Menurut Bintang, Clinton punya hubungan baik dengan orang-orang yang ada di Indonesia. Mereka adalah Harry Tjan Silalahi, yang merupakan salah seorang pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Clinton juga dekat dengan James Riady, pemilik Lippo Group


  
Mafaza-Online.Com | INTERNASIONAL - Kedatangan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Bill Clinton ke Indonesia bersamaan dengan momentum pengumuman hasil pemilihan presiden oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus menuai pro dan kontra, bahkan spekulasi.

Ada yang menilai kedatangan Bill Clinton ini bisa mempengaruhi hasil pilpres. Ada juga yang menilai kunjungan ini biasa, hanya waktunya saja yang bersamaan.

Tekait hal ini, aktivis pergerakan yang juga menjadi tokoh oposisi di era Soehato, Sri Bintang Pamungkas, punya catatan sendiri. Baginya, kedatangan Clinton itu memang terkait erat dengan Pilpres. Bahkan bisa dikatakan, tujuan utama Clinton datang ke Indonesia memang terkait dengan Pilpres.

Menurut Bintang, Clinton punya hubungan baik dengan orang-orang yang ada di Indonesia. Mereka adalah Harry Tjan Silalahi, yang merupakan salah seorang pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Clinton juga dekat dengan James Riady, pemilik Lippo Group.


"Trio Bill Clinton, Hari Tjan dan James Riady berhasil menjatuhkan Soeharto pada Mei 1998," kata Sri Bintang dalam keterangan kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Senin, 14/7).

Setelah menjatuhkan Soeharto, lanjut Bintang, Trio ini terus bergerak untuk merekayasa kasus bantuan likuiditas bank Indonesia (BLBI). Selain membuat rekayasa terjadi krisis moneter, Trio ini juga berada di balik lepasnya Timor-Timur dari Indonesia dan berada di balik jatuhnya Presiden Habibie dan Presiden Abdurrahman Wahid. Trio ini pun bergerak dalam upaya melakukan amandemen UUD 1945 sehingga sangat liberal.

Menurut Bintang, posisi Clinton sempat digantikan oleh George Bush. Dan Bush inilah yang memaksakan agar ada UU Terorisme disahkan. Sementara itu, posisi Harry Tjan di CSIS juga sudah mulai digantikan oleh Jusuf Wanandi

"Bush, Jusuf Wanandi CSIS, dan James Riady berhasil menjatuhkan Megawati, dan menjadikan SBY sebagai presiden," ungkap Bintang, yang juga mantan Ketua Umum Partai Uni Demokrasi Indonesia (PUDI), partai yang berdiri ketika rezim Orba berkusa.

"Kini, Barack Obama minta tolong ke Clinton untuk datang ke Jakarta dan bantu CSIS serta Lippo untuk dukung Joko-Kalla dalam Pilpres 2014," demikian Bintang.

YAYAN SOPYANI AL HADI | RMOL




Silakan klik:  
 

Share this article :

Posting Komentar