Sabtu, 07 Desember 2013

Home » » Jadi Jubir Ketika Partai Tertimpa Prahara

Jadi Jubir Ketika Partai Tertimpa Prahara

Indra adalah politisi muda. Namun, sebagai juru bicara fraksinya di DPR, Fraksi Partai Keadilan dan Sejahtera (FPKS) dia dikenal kritis

Mafaza-Online.Com | SILATURRAHIM - JANGAN sepelekan bila dia berargumen. Suaranya bisa meledak-ledak dan berapi-api. Itulah Indra, anggota Komisi IX DPR asal Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Di kalangan wartawan, Indra tergolong sumber yang terbuka. Sangat mudah diwawancarai bila materi yang ditanyakan terkait bidangnya atau mengenai partainya. Ketika partai kena prahara, beberapa kali Indra tampil ke depan untuk berdebat, baik di dalam acara debat televisi atau forum diskusi.

Sebut saja ketika partainya terseruduk isu suap impor daging sapi. Indra secara terbuka menuding, partainya menjadi korban kebusukan tersangka kasus suap impor daging sapi Ahmad Fathanah. Padahal, Fathanah yang disebut-sebut dekat dengan bekas Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaaq itu bukan kader apalagi pengurus partai. "PKS adalah korban dari keliaran dan akal busuk dari Ahmad Fathanah. Dia mencatut PKS," kata Indra dalam sebuah forum.

Begitu juga ketika dalam sebuah rapat kerja dengan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, Indra mengkritisi soal kampanye kondom yang dianggapnya kebablasan. Kondom menjadi isu nasional setelah Nafsiah Mboi menyebut-nyebut kondom sebagai salah satu ikhtiar untuk menanggulangi atau menekan penyebaran HIV/AIDS pada seks berisiko tinggi.

Kata Indra ketika itu, Menteri Nafsiah beberapa kali menyampaikan, program penanganan HIV/AIDS dilakukan secara total football. "Sepertinya Ibu dan saya sama-sama penggemar bola. Tetapi kita berbeda. Ibu ternyata juga penggemar kondom tetapi saya tidak suka kondom. Kebetulan saya tidak gemar kondom," kata Indra mengundang tawa anggota Dewan lainnya.

Indra memang merasa nyaman duduk di Komisi IX yang membawa kesehatan dan ketenagakerjaan. Maklum, Indra sendiri sebelum menjadi wakil rakyat adalah pengacara yang biasa membela buruh. Itu pula sebabnya, sebelum berada di Komisi IX, dia sempat duduk menjadi anggota Komisi III.

Bakat Indra sebagai politisi memang sudah mulai terasah saat dia menjadi staf ahli anggota Komisi I Soeripto. Nah, setelah Soeripto pensiun jadi anggota dewan, DPP PKS menawarinya untuk menjadi calon legislatif. "Budaya di PKS kita tidak minta tetapi diminta menjadi calon legislatif," katanya.

Tidak hanya itu, meski asli Minang,  pada Pemilu Legislatif 2009 DPP PKS yang menempatkan Indra di daerah pemilihan (dapil) Banten III yang meliputi Kota dan Kabupaten Tangerang, serta Tangerang Selatan.

Penempatan ini sempat mengundang tanya, apakah sebenarnya DPP PKS serius ingin mendudukkan Indra menjadi wakil rakyat. Maklum, selain bukan orang asli daerah tersebut, Indra tak pernah tahu seluk beluk wilayah tersebut.  "Ketika Pak Soeripto tidak lagi jadi anggota DPR, saya memutuskan untuk fokus membesarkan kantor pengacara saya," kata Indra kepada sebuah harian nasional.

Namun, Indra tak punya pilihan. Dia harus menerima putusan partai yang mendaftarkan ke KPU dengan ditempatkan di dapil Banten III. Indra pun mencoba menjalankan amanat partai. "Saya bisa diibaratkan merambah hutan baru yang tidak saya kenal, bahkan dengan struktur PKS Banten pun, meski saya pengurus DPP," terangnya.

Berada di nomor urut 5 dalam pencalegan di dapil Banten III, Indra mengaku peluangnya saat itu untuk menembus Gedung DPR tidak mudah. Dengan kerja keras, ia meraup hasil sangat mengejutkan. Hanya dalam waktu sebulan berkampanye, Indra cukup mengagetkan DPP PKS. "Meski tidak terpilih, saya bisa mendapatkan suara hampir 10 ribu. Dan membuat PKS di dapil itu meraih dua kursi di DPR," jelasnya.

Padahal, kata Indra, dia sebelumnya dianggap hanya sebagai pelengkap karena ditempatkan di nomor urut 5. "Tapi suara saya berada di nomor 4. Di bawah ustad Jazuli, almarhumah Bu Yoyoh, dan dokter Warsito. Saya dapat suara banyak, bukan karena saya, tapi kontribusi dari para buruh di Tangerang," ujar mantan Ketua Divisi Hukum & Advokasi ASPEK Indonesia ini. (jurnal-parlemen)



Silakan di Klik
┈̥-̶̯͡♈̷̴✽̶♡̨̐M-STORE LengkapiKebutuhanAnda✽̶♈̷̴┈̥-̶̯͡
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Jadi Jubir Ketika Partai Tertimpa Prahara . All Rights Reserved