Jumat, 01 November 2013

Home » » Umat Islam Jangan Anggap Sepele Perayaan Kaum Syi’ah

Umat Islam Jangan Anggap Sepele Perayaan Kaum Syi’ah

Menghadiri acaranya bisa dianggap mendukung atau membenarkan keyakinannya

Mafaza-Online.Com | Bandung - Hingga kini umat Islam  masih banyak yang belum tahu atau pura-pura tidak tahu akan kesesatan aqidah Syiah. Sebagian berpendapat tidak ada perbedaan hakiki Sunni-Syiah. Pun masih ada yang hadir dalam acara ritualnya.

Padahal setiap perayaan yang digelar bisa dipastikan ada kaitannya dengan keyakinan atau aqidah yang dianut kaum Syiah. Sehingga menghadiri acaranya bisa dianggap mendukung atau membenarkan keyakinannya.

Pernyataan diatas disampaikan Wasekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Dr. Fahmi Salim, MA saat menjadi narasumber acara tablig akbar dengan tema “Bahaya Laten Syi’ah” yang di gelar Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jabar di Kota Cimahi, Ahad (27/10/2013).

Fahmi menjelaskan, harusnya umat Islam sadar bahwa dengan adanya perayaan-perayaan tersebut  membuktikan adanya perbedaan secara prinsip yakni secara aqidah.

“Kalau kehadiran mereka dalam rangka berdakwah kepada kaum Syiah, itu jelas bagus. Namun jika ikut membenarkan atau mendukung perayaan, itu yang berbahaya karena akan menjadi virus aqidah,”ungkapnya.

Untuk itu ia mengingatkan agar kaum muslimin tidak terjebak dalam perangkap kaum syiah baik pemikiran atau amaliyah. Karena menurut Fahmi jebakan yang di tebar seolah-olah Syiah masih bagian dari Islam dengan dalih sebagai pembela atau pecinta keluarga Rasulullah saw. Padahal secara aqidah sudah sangat jauh menyimpang dari ajaran Rasulullah saw.

Sementara itu dalam rangka menghadapi propaganda kaum Syiah, Fahmi menghimbau agar umat Islam terus menguatkan kultur anti syiah kapan dan dimana saja. Bahkan ia menghimbau agar setiap khutbah Jum’at  khatib senantiasa mengingatkan akan bahayanya ajaran Syiah.

“Momen shalat Jum’at saya rasa efektif  jika khatib selalu mengingatkan tentang bahaya Syiah kepada jamaah,” imbuhnya.

Senada dengannya, salah satu anggota Komisi Fatwa MUI Pusat,Prof. Dr. Baharun mengingatkan agar ajaran Syiah tidak lagi dianggap sebagai perbedaan fiqh semata  namun sudah masuk pada wilayah tauhid.

Sambil menyitir pernyataan salah satu ulama besar di Indonesia bahwa syiah akan menjadi bom waktu, harusnya menyadarkan semua pihak khususnya kaum muslimin.

“Terakhir di Jember. Haruskah menunggu yang lebih besar lagi korbannya?,”tanyanya.

Untuk itu Baharun juga menghimbau agar ajaran sesat Syiah tersebut menjadi kajian rutin baik secara individu maupun berjamaah, di masjid atau dalam keluarga. Umat Islam diminta untuk tidak malas belajar dan membaca sejarah secara benar bukan sekadar mendengar propaganda Syiah yang terkesan ilmiah . (Deffy Ruspiyandy/Iman)


Silakan di Klik:
✽̶ M-STORE LengkapiKebutuhanAnda ♈̷̴✽̶⌣̊

Share this article :

Posting Komentar