Jumat, 29 November 2013

Home » » Perbedaan Pedagang dan Pengusaha

Perbedaan Pedagang dan Pengusaha

Salah satu perbedaan pedagang dan pengusaha adalah adanya sistem dan tujuan jangka panjang

Mafaza-Online.Com | BISNIS - Sebelum kita masuk agak jauh, disini perlu ditegaskan pedagang dan pengusaha disini dalam arti yang konotatif. Sebab mungkin sebagian orang akan mengatakan bahwa pengusaha itu ya pedagang juga…. (denotatif)

Salah satu perbedaan pedagang dan pengusaha adalah adanya sistem dan tujuan jangka panjang. Jika hanya sekdar berdagang, maka kita hanya bicara beli-jual-dapat margin, beli-jual-dapat margin, dst… Sedangkan pengusaha berpikir jauh lebih panjang. Ia berpikir sustainability (keberlangsungan), tujuan jangka panjang dan sistem untuk mencapainya. Ia menyusun langkah strategis hingga taktis untuk mencapai visi besarnya. Ada sederetan milestone yang dibuat sebagai batu pijakan agar proses pencapaian menuju cita-cita menjadi proses yang menyenangkan.

Lalu apakah seorang pedagang tidak bisa kaya? Siapa bilang? Ya bisa lah… Kalau yang diperdagangkan mobil mewah misalnya, atau properti, atau bahkan “proyek”, tentu marginnya nggak sembarangan dan bisa membuat kaya. Ada banyak pedagang yang kaya mendadak karena suatu transaksi, bisa langsung ganti mobil, rumah bahkan yang keterlaluan, sebagiannya ada yang berganti pasangan hidup. Ada pedagang yang hidupnya dari satu transaksi ke transaksi lain. Setiap transaksi menghasilkan margin dan margin itu yang membuatnya jadi kaya. Bahkan bisa jadi ada pedagang yang jauh lebih kaya dari mereka yang mengaku “pengusaha”….

Lalu mengapa ada pengusaha yang tidak kaya? Nah, bagian ini yang kita harus bijak melihatnya. Apakah memang dia tidak kaya atau “belum” kaya. Sebab orientasi pengusaha sejatinya adalah membangun sistem. Dia membangun suatu perusahaan yang jika suatu saat perusahaan itu “jadi”, maka perusahaan itu bisa “bekerja sendiri”. Dia membangun sistem yang bisa membuat perusahaan itu berkembang sendiri. Dia membangun perusahaan itu tidak hanya untuk dia, tapi juga untuk generasi anaknya, cucunya bahkan cicitnya nanti… Tidak ada waktu baku yang bisa menentukan kapan sebuah perusahaan itu “jadi”, ada yang 3 tahun, 5 tahun, 10 tahun bahkan lebih…

Ada sebuah usaha laboratorium klinik, yang setelah 30 tahun baru akhirnya ia bisa bergerak cepat, ekspansi jumlah cabang yang luar biasa… Ada seorang pengusaha di bidang IT yang baru setelah 10 tahun usahanya bisa meroket. Ada pengusaha lembaga kursus yang usahanya mulai ekspansi setelah 12 tahun. Dan masih banyak lagi kisah lainnya. Pengusaha sejati tidak berpikir jangka pendek. Mereka menginvestasikan waktu dan uangnya untuk tujuan jangka panjang.

Para pengusaha membangun “mesin” yang bisa bekerja walaupun suatu saat ia sudah tiada. Bahkan kadang mesin itu masih bekerja 2,3 4 generasi setelahnya. Mungkin kita sering mendengar ada beberapa perusahaan multinasional atau bahkan perusahaan nasional yang umurnya sudah di atas 100 tahun… Mungkin di masa-masa awal perjuangannya, para pengusaha itu kalah dari sisi penampilan dari pedagang dengan definisi di atas. Mobil mereka, gadget mereka atau bahkan rumah mereka “seadanya”. Tetapi, jika “mesin” itu sudah bekerja… boooost! Semua ngebut bahkan ia bisa mengalahkan para pedagang tadi. Dan karena pondasinya lebih kokoh, perusahaan yang dibentuknya bisa lebih stabil menghadapi masa depan.

Salah satu tinjauan yang sesuai kompetensi kami terkait perbedaan pedagang dan pengusaha ini adalah dari sisi komunikasi visual. Biasanya para pengusaha yang sudah “matang”, akan berpindah fase dari “sekedar trading” menjadi mulai “membangun brand”. Sederhananya, mereka mulai “meniupkan ruh” kepada brand produk/jasa atau bahkan perusahaannya dan inilah yang kita sebut dengan branding. Para pengusaha yang sudah “matang” ini biasanya mulai peduli dan membangun “sistem visual”. Sebuah sistem yang bisa membuat identitas tertentu bagi produk/jasa/ perusahaan mereka sehingga ia menjadi “makhluk hidup” yang dikenal dengan definisi tertentu bagi pasar/audience- nya.

Sistem visual ini seperti identitas dan karakter jika di analogikan manusia. Misalnya, logo/kemasan di analogikan dengan “wajah” perusahaan/produk. Semua desain marketing tools dianalogikan dengan “cara berpakaian” seseorang. Pilihan bodycopy pada marketing tools dianalogikan “cara berbicara” seseorang. Dan masih banyak lagi…

Para pengusaha yang sudah matang ini paham benar bahwa mereka tak bisa lagi selamanya “menjadi pedagang” (sekedar trading). Mereka harus membangun sistem, dan salah satu sistem yang paling penting di bangun di awal adalah sistem visual ini. Karena sesemua janji, karakter, value perusahaan akan dilingkupi / diberi frame oleh apa yang tampak/kelihatan di luar.

Hal yang paling sederhana misalnya, apa yang membuat seseorang mengingat keunggulan kualitas dan “perasaan bangga ketika memakai” dari sebuah sepatu Nike, jika bukan logo Nike itu? Bukankah yang dia ingat utamanya adalah logo dan nama-nya? Model sepatu? Merk lain juga banyak yang bagus, bahkan bisa jadi lebih bagus. Logo Nike itu yang membuat semua taste terasa berbeda.

Sebuah notebook, gadget mungkin kadang memiliki bentuk yang hampir sama. Tetapi ketika merek yang terlihat di smartphone itu adalah Apple atau Samsung, maka terjadi recall, mereka menjadi ingat sederet janji akan kualitas, karakter sampai value dari produk tersebut.

Sebuah produk/jasa/ perusahaan yang menawarkan kualitas bagus tapi tak disertai sistem identitas visual yang kuat akan diidentifikasi sebagai komoditi biasa. Konsumen perlu “merekam” kualitas dan value yang anda tawarkan. Jika tidak, maka kualitas dan value yang anda tawarkan akan di copy-paste orang lain, atau bahkan competitor itu memberi nilai lebih, lalu konsumen Anda akan direbutnya dengan mudah.

Mungkin Anda pernah mendengar kisah “blind-test” Pepsi dan Coca-cola. Ketika merek mereka dicopot, dan beberapa volunteer diminta menilai mana yang lebih enak, mereka memilih gelas yang berisi Pepsi. Tetapi ketika mereka diberitahu merek masing-masing minuman tester tersebut, dengan segera pilihan mereka kembali ke Coca-cola. Ini adalah kekuatan brand yang sudah dibangun selama bertahun-tahun, dan mereka (konsumen) harus Anda bantu “pendefinisiannya” agar kualitas dan value anda tetap terdefinisi kepada Anda, bukan kompetitor.

Mari menjadi “pengusaha” dengan lebih concern pada hal-hal yang terkesan “intangible” tapi penting. Mari mulai membangun sistem identitas visual produk/jasa atau perusahaan kita. Dan mari mulai membangun brand…

--
*Hendro Tri Rachmadi*
*Simple Studio Online*
*Desain Profesional untuk Logo & Company Profile?*
Klik 
http://www.SimpleSt udioOnline.com

Gedung Utaka 87, Lantai 3, Ruang 306
Jl. Utan Kayu Raya No. 87
Jakarta Timur 13120
Telp/fax. 021-8590-4493
Twitter : @ssi_creative

Silakan di klik :
┈̥-̶̯͡♈̷̴✽̶♡̨̐M-STORE LengkapiKebutuhanAnda✽̶♈̷̴┈̥-̶̯͡

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Perbedaan Pedagang dan Pengusaha . All Rights Reserved