Rabu, 07 Agustus 2013

Home » » 6784 Pedagang Senjata Zionis Aktif di Seluruh Dunia

6784 Pedagang Senjata Zionis Aktif di Seluruh Dunia

‘Israel’ saat ini menduduki tempat ke-6 negara pengekspor senjata di dunia

Mafaza-Online | ISRAEL – Tidak kurang dari 6784 pedagang senjara di ‘Israel’ mendapatkan izin untuk mengekspor senjata. Angka ini muncul dari jawaban negara Zionis atas permohonan administratif yang meminta negara agar mengungkap nama-nama orang dan perusahaan yang terdaftar dalam daftar ekspor keamanan, di samping tentang izin yang diberikan kepada mereka oleh departemen pertahanan.

Seperti dilaporkan surat kabar Zionis “Ha’aretz”, dalam jawabannya negara Zionis mengklaim tidak mungkin mengungkap informasi yang diminta. “Yang demikian itu karena pertimbangan-pertimbangan jelas berhubungan dengan menjaga keamanan negara dan hubungan perdagangan negara.”

Alasan untuk itu sebagaimana yang nampak dalam jabawan negara adalah bahwa mengungkap secara rinci tentang eksportir senjata ‘Israel’ “dengans endirinya, hampir dipastikan, menempatkan mereka dan aktivitas perdagangan mereka dalam perhatian pihak-pihak musuh, sehingga membahayakan keamanan pribadi mereka dan keamanan negara pada level yang sama.”

Meski demikian, dalam jawaban tersebut, muncul beberapa data tentang pembuat senjata ‘Israel’ yang memperdagangkan logistik perang. Hingga akhir tahun 2012, ada 6784 orang yang bekerja mengespor keamanan. Yaitu tentang nama-nama orang yang bekerja memasarkan dan mengekspor keamanan di 1006 perusahaan (termasuk di dalamnya adalah para pekerja teknologi dan pemeliharaan), di samping 312 pedatang independen di bidang ekspor keamanan. Sampai akhir 2012, bidang pengawasan senjata memberi izin 1900 izin pemasaran dan 8716 izin ekspor.

Dalam permohonan yang diajukan oleh pengacara Ety Mak, disebutkan bahwa “tabiat khusus ekspor keamanan dari ‘Israel’, yang memperoleh reputasi dan pengalamanya dengan darah warga negara sepanjang puluhan tahun perang dan kontrol militer di wilayah-wilayah pendudukan, mengharuskan pengungkapan dan transparansi khusus di hadapan masyarakat ‘Israel’.”

Sedangkan dalih negara menolak permohonan ini adalah menjaga keamanan negara dan hubungan dagangnya serta melindungi keselamatan para eksportir keamanan. Menurut negara, mengungkap para eksportir senjata bisa membahayakan keamanan mereka dan keluarganya sebagai target aksi-aksi terorisme dan penculikan. Demikian juga penyebaran daftar eksportir senjata bia mengakibatkan penghimpunan informasi vital tentang mereka yang bisa membahayakan negara dan hubungan dagangnya.

‘Israel’ saat ini menduduki tempat ke-6 negara pengekspor senjata di dunia. Dalam beberapa bidang termasuk yang pertama, seperti ekspor pesawat tanpa awak. ‘Israel’ juga menyembunyikan besarnya penjualan senjata dalam rangka menyembunyikan hakikat anggaran pertahanan yang sesungguhnya. Sudah diketahui bahwa institusi militer ‘Israel’ menutupi sisi kekurangan anggarannya dengan dana penjualan senjata dan dari luar anggaran yang ditetapkan dan bantuan setiap tahun dari Amerika.

Perdagangan senjata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ide strategis ‘Israel’ yang bertolak dari prinsip bahwa “kekerasan adalah kekuatan ekonomi itu sendiri.” Sehingga perang dan perdagangan senjata secara kontinyu selalu berkaitan dengan “identitas Israel” yang memberikan para mantan senior perwira semacam pembatasan informasi dari dimensi ini.

‘Israel’ terkenal dalam penjualans enjata di pasar-pasar gelap di Asia, Afrika dan Amerika Latin. Namun dalam dua dekade terakhir, ‘Israel’ sudah menngarah kepada pasaar-pasar besar, khususnya di Cina dan India setelah membuka diri pintu teknologi tepatnya di bidang-bidang pengintaian, perangkat mata-mata dan pesawat tanpa awak.

Selain nilai spirit, intelijen dan juga politik, kebijakan ekspor senjata di ‘Israel’ memiliki nilai ekonomi besar. Berdasarkan data terakhir di ‘Israel’, tidak kurang dari 150 ribu keluarga hidup dari pembuatan senjata dan logistik militer yang hanya sedikit sekali digunakan sendiri oleh ‘Israel’.

Penting untuk diketahui, daftar negara-negara yang membeli senjata dan logistik militer keamanan dari ‘Israel’ menjadi panjang meliputi 125 negara. Di antaranya adalah sejumlah negara Arab, yang memberinya secara langsung maupun melalui pihak ketiga. Para pengamat dan pakar berpendapat bahwa ‘Israel’, meski negara kecil, merupakan negara yang berperan sentral dalam perlombaan persenjataan di dunia.

Pengamat strategi, Yuse Milman, berpendapat bahwa tujuan ‘Israel’ menjual senjata adalah mendapatkan untung dan hubungan diplomatic dengan negara-negara dunia ketiga. Dalam perkiraannya, 10% perdagangan senjata di dunia dikuasai oleh negara Zionis. Dia menyatakan ‘Israel’ mendapatkan keuntungan dana sangat besar dari transaksi senjata. Namun ‘Israel’ tidak mempedulikan bahaya besar yang bisa merusak citranya setelah diketahui hubungannya dengan organisasi yang melanggar HAM.

Yuse Milman menambahkan, Tel Aviv lebih mengutamakan melakukan transaksi penjualan senjata ke banyak negara di Afrika dan Amerika Latin secara tidak langsung dan melalui perusahaan-perusahaan swasta mencapai 220 perusahaan. Ini dilakukan sebagai upaya untuk menyembunyikan jadi dirinya dari tanggung jawab penggunaan senjata tersebut dalam kejahatan terhadap manusia bila itu terjadi. Milman mengutip dari sumber di Tel Aviv yang menegaskan bahwa ‘Israel’ masih merupakan negara ke-4 dalam perdagangan senjata di dunia, dengan harapan mendapaatkan keuntungan yang besar meskipun tindakan ini tidak bermoral dan membahayakan.

Mantan perwira militer Zionis, Ely Shahal, kepada media ‘Israel’ mengatakan bahwa dinas intelijen luar negarai Zionis Mossad berhasil membentuk sebuah kelompok jaringan rahasia yang bertugas memasarkan senjata ‘Israel’ ke lebih 50 negara, utamanya adalah ke Amerika yang membeli sejumlah jenis senjata ‘Israel’, berdasarkan kesepakatan strategi yang ditandatangani antara tel Aviv dan Washington. Yedeot Aharonot, 6/8/2013 (asw/PIP)


Share this article :

Posting Komentar