Rabu, 17 Juli 2013

Home » » Pasca Penyerangan Terhadap Demonstran, Manshour Lantik Kabinet Baru

Pasca Penyerangan Terhadap Demonstran, Manshour Lantik Kabinet Baru

Jika usulan ini disetujui maka akan menjadi jumlah terbanyak keterlibatan perempuan di kabinet dalam sejarah

MafazaOnline | MESIR -  Di tengah arus penolakan rakyat terhadap kudeta militer, Presiden Mesir sementara Adly Mansur melantik 35 menteri baru kabinet pimpinan PM Hasym el Bablawy pada Selasa (16/7).

Penyusunan dan pelantikan ini dilakukan secara marathon dengan melibatkan teknokrat dan golongan liberal di kementerian, setelah militer berhasil menggulingkan Presiden Mursi pada 3 Juli lalu. PM Bablawy mengusulkan 5 orang perempuan untuk ditempatkan di beberapa pos dalam kabinet, termasuk bidang kesehatan dan lingkungan hidup. Jika usulan ini disetujui maka akan menjadi jumlah terbanyak keterlibatan perempuan di kabinet dalam sejarah, sebagaimana diungkap Aljazeera.

Sementara itu arus penolakan terhadap kudeta militer ini mendapat tekanan dan perlawanan dari pihak kepolisian dan militer. Pasca insiden berdarah di wisma Garda Republik pekan lalu, aparat kepolisian dibantu komplotan preman bersenjata tadi malam (15/7) kembali menyerang demonstran pendukung Mursi di Ramsis pada saat mereka menunaikan shalat Tarawih. Setidaknya 7 orang dinyatakan meninggal dunia dan ratusan mengalami luka-luka akibat tembakan senjata api, senjata tajam dan serangan gas air mata.

Menurut kantor berita resmi Mesir -sebagaimana dilansir Aljazeera- 17 orang personal kepolisian mengalami luka-luka. Sementara 401 orang ditangkap dalam bentrokan.

Kerusuhan terjadi beberapa jam setelah kunjungan Wakil Menlu AS Bill Burns dan meminta Mesir mengakhiri kekacauan ini mengingat Mesir sebagai negara penting di Arab.

Sementara itu Juru Bicara Kepresidenan Ahmed al-Muslimani mendesak semua kekuatan politik Mesir, termasuk Ikhwanul Muslimin, untuk mengambil bagian dalam upaya rekonsiliasi nasional. [chan/aljazeera]

Jika usulan ini disetujui maka akan menjadi jumlah terbanyak keterlibatan perempuan di kabinet dalam sejarah

MafazaOnline | MESIR -  Di tengah arus penolakan rakyat terhadap kudeta militer, Presiden Mesir sementara Adly Mansur melantik 35 menteri baru kabinet pimpinan PM Hasym el Bablawy pada Selasa (16/7).

Penyusunan dan pelantikan ini dilakukan secara marathon dengan melibatkan teknokrat dan golongan liberal di kementerian, setelah militer berhasil menggulingkan Presiden Mursi pada 3 Juli lalu. PM Bablawy mengusulkan 5 orang perempuan untuk ditempatkan di beberapa pos dalam kabinet, termasuk bidang kesehatan dan lingkungan hidup. Jika usulan ini disetujui maka akan menjadi jumlah terbanyak keterlibatan perempuan di kabinet dalam sejarah, sebagaimana diungkap Aljazeera.

Sementara itu arus penolakan terhadap kudeta militer ini mendapat tekanan dan perlawanan dari pihak kepolisian dan militer. Pasca insiden berdarah di wisma Garda Republik pekan lalu, aparat kepolisian dibantu komplotan preman bersenjata tadi malam (15/7) kembali menyerang demonstran pendukung Mursi di Ramsis pada saat mereka menunaikan shalat Tarawih. Setidaknya 7 orang dinyatakan meninggal dunia dan ratusan mengalami luka-luka akibat tembakan senjata api, senjata tajam dan serangan gas air mata.

Menurut kantor berita resmi Mesir -sebagaimana dilansir Aljazeera- 17 orang personal kepolisian mengalami luka-luka. Sementara 401 orang ditangkap dalam bentrokan.

Kerusuhan terjadi beberapa jam setelah kunjungan Wakil Menlu AS Bill Burns dan meminta Mesir mengakhiri kekacauan ini mengingat Mesir sebagai negara penting di Arab.

Sementara itu Juru Bicara Kepresidenan Ahmed al-Muslimani mendesak semua kekuatan politik Mesir, termasuk Ikhwanul Muslimin, untuk mengambil bagian dalam upaya rekonsiliasi nasional. [chan/aljazeera]

Jika usulan ini disetujui maka akan menjadi jumlah terbanyak keterlibatan perempuan di kabinet dalam sejarah

MafazaOnline | MESIR -  Di tengah arus penolakan rakyat terhadap kudeta militer, Presiden Mesir sementara Adly Mansur melantik 35 menteri baru kabinet pimpinan PM Hasym el Bablawy pada Selasa (16/7).

Penyusunan dan pelantikan ini dilakukan secara marathon dengan melibatkan teknokrat dan golongan liberal di kementerian, setelah militer berhasil menggulingkan Presiden Mursi pada 3 Juli lalu. PM Bablawy mengusulkan 5 orang perempuan untuk ditempatkan di beberapa pos dalam kabinet, termasuk bidang kesehatan dan lingkungan hidup. Jika usulan ini disetujui maka akan menjadi jumlah terbanyak keterlibatan perempuan di kabinet dalam sejarah, sebagaimana diungkap Aljazeera.

Sementara itu arus penolakan terhadap kudeta militer ini mendapat tekanan dan perlawanan dari pihak kepolisian dan militer. Pasca insiden berdarah di wisma Garda Republik pekan lalu, aparat kepolisian dibantu komplotan preman bersenjata tadi malam (15/7) kembali menyerang demonstran pendukung Mursi di Ramsis pada saat mereka menunaikan shalat Tarawih. Setidaknya 7 orang dinyatakan meninggal dunia dan ratusan mengalami luka-luka akibat tembakan senjata api, senjata tajam dan serangan gas air mata.

Menurut kantor berita resmi Mesir -sebagaimana dilansir Aljazeera- 17 orang personal kepolisian mengalami luka-luka. Sementara 401 orang ditangkap dalam bentrokan.

Kerusuhan terjadi beberapa jam setelah kunjungan Wakil Menlu AS Bill Burns dan meminta Mesir mengakhiri kekacauan ini mengingat Mesir sebagai negara penting di Arab.

Sementara itu Juru Bicara Kepresidenan Ahmed al-Muslimani mendesak semua kekuatan politik Mesir, termasuk Ikhwanul Muslimin, untuk mengambil bagian dalam upaya rekonsiliasi nasional. [sinaionline/chan/aljazeera]




Share this article :

Posting Komentar