Jumat, 07 Juni 2013

Home » » Dari Jembatan Buntung Perjuangan Buruh Digelorakan

Dari Jembatan Buntung Perjuangan Buruh Digelorakan

Buat para buruh, Omah Buruh adalah simbol sekaligus wadah perjuangan. Sedangkan jembatan buntung menjadi representasi kebijakan pemerintah yang tidak pernah tuntas di segala bidang, khususnya di sektor perburuhan

MafazaOnline-BEKASI-Jembatan itu sudah lebih dari tujuh tahun mangkrak. Pengerjaan pembangunannya terhenti begitu saja. Dua kawasan industri, MM 2100 dan East Jakarta Industrial Park (EJIP), Cikarang, Bekasi, yang sedianya tersambung oleh jembatan, hingga kini masih terputus. Pada bagian ujung, sisi jembatan masih menggantung sekitar 25 meter dia atas bibir sungai Kali Malang yang berwarna coklat terang. Di sisi kanan jembatan sepanjang 40 meter dengan lebar 8 meter itu, ada hutan kecil lamtoro dan pepohonan bambu. Di sebelah kiri, masih lamtoro dan pesawahan yang baru saja ditanami.

‘Jembatan Buntung’, begitu para buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Bekasi menyebutnya. Di atas jembatan yang mangkrak itulah Omah Buruh 'bertengger'. Omah Buruh hanyalah tenda panjang yang memakan setengah lebar jembatan. Beratap terpal plastik yang ditopang rangka bambu dan tiang-tiang kaso seadanya. Tendanya terbuat dari bermacam  bahan plastik. Ada terpal, bekas spanduk digital printing, juga plastik bening sebagai alas, campur aduk. Di bagian ujung jembatan yang menggantung, ada mushola  seadanya dengan lantai papan 10 cm lebih tinggi. Agak di sebelah kiri depan, ada dapur dengan peralatan yang juga seadanya.

"Omah Buruh adalah tempat kami berdiskusi dan berbagi informasi. Di sini kami menggelar rapat-rapat, pendidikan dan pelatihan, konsolidasi organisasi, dan lainnya. Banyak keputusan penting dan strategis menyangkut perburuhan, termasuk demo yang menutup jalan tol Bekasi beberapa waktu lalu, kami putuskan di sini. ," ujar Ismail Rifai, Pengurus FSPMI yang menangani Forum EJIP.

Buat para buruh, Omah Buruh adalah simbol sekaligus wadah perjuangan. Sedangkan jembatan buntung menjadi representasi kebijakan pemerintah yang tidak pernah tuntas di segala bidang, khususnya di sektor perburuhan.

"Setelah lebih tujuh tahun, jembatan tidak kunjung selesai. Begitu juga dengan berbagai persoalan di negeri ini, tidak ada kebijakan pemerintah yang tuntas. Kami ingin menjadikan Omah Buruh dan jembatan buntung sebagai simbol dan wadah perjuangan kaum buruh," ungkap Roni, seorang pengurus FSPMI.

Di Omah Buruh itulah tokoh nasional yang jadi ikon perubahan DR Rizal Ramli duduk bersila. Sore berteman rintik gerimis, Ketua Umum Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARUP) itu berdialog tentang banyak hal dengan sekitar 500 buruh. 

“Saya terharu sekaligus bangga bisa duduk bersama teman-teman buruh di sini. Anggota-anggota FSPMI masih muda-muda dan militan. Semangat juang yang terpancar dari teman-teman buruh, memberi energi tambahan bagi saya untuk terus berkhidmat membela kepentingan rakyat, termasuk para buruh,” ujar Capres Paling Reformis versi Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) yang disambut dengan tepuk tangan panjang hadirin.

Selanjutnya obrolan para buruh dan lelaki yang sore tadi berkemeja batik hijau lengan pendek dan celana biru gelap tadi mengalir lancar. Tidak ada sekat yang membatasi mereka. Padahal, selain sebagai ekonom senior, sederet jabatan dan posisi penting pernah disandang Rizal Ramli. Menteri Koordinator Perekonomian, dan Kepala Badan Urusan Logistik adalah sebagian saja dari pos  bergengsi yang pernah ada di genggamannya.

Menyangkut soal rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), Capres Alternatif versi The Presiden Centre ini menegaskan penolakannya. Menurut dia, masih banyak cara lain yang bisa ditempuh untuk menyelamatkan APBN, tanpa harus menaikkan harga BBM. Cara itu antara lain meningkatkan lifting produksi hingga kembali ke angka 1,2 juta barel per hari seperti dulu, menyikat mafia migas yang merugikan negara, membangun kilang di dalam negeri, meningkatkan penggunaan gas sebagai energi alternatif yang murah dan bersih lingkungan hingga menghentikan pembayaran bunga Obligasi Rekap di APBN yang sekitar Rp60 triliun per tahun hingga 30 tahun ke depan.

“Buruh adalah kekuatan besar yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Kenaikan upah dari Rp1,5 juta menjadi Rp2,2 juta tempo hari, adalah buah dari perjuangan panjang buruh. Tapi kenaikan upah itu akan kehilangan nilainya kalau harga BBM dinaikkan. Jangan katakan harga BBM hanya dinikmati kelompok kaya. Itu bohong besar. 63 juta pengguna sepeda motor adalah masyarakat kalangan bawah. Jangan korbankan rakyat karena kesalahan kebijakan penguasa. Ini tidak adil dan harus dihentikan,” kata Menteri Keuangan era Presiden Gus Dur ini yang disambut gemuruh tepuk tangan.

Buat para buruh, kehadiran Rizal Ramli di tengah-tengah mereka adalah bukanlah suatu hal yang luar biasa. Aktivis pergerakan sejak mahasiswa akhir tahun 1970-an ini memang dekat dengan grass root, termasuk para buruh. Rekam jejak dan keberpihakannya yang konsistens terhadap rakyat kecil tidak diragukan lagi.

“Bang Rizal bersama-sama buruh konsisten berjuang menggolkan UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Dukungan bang Rizal konkret, bukan hanya retorika. Dia bahkan ikut turun  ke jalan memperjuangkan Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS). Kita doakan semoga bang Rizal bisa menjadi presiden pada 2014, agar nasib buruh dan sebagian besar rakyat Indonesia bisa sejahtera,” papar Roni yang disambut koor ‘amiin’ panjang.


Share this article :

Posting Komentar