Selasa, 04 Juni 2013

Home » » Adhie M Massardi, Indonesia Butuh Pemimpin yang Egaliter dan Berani

Adhie M Massardi, Indonesia Butuh Pemimpin yang Egaliter dan Berani

Orang yang sejak awal berniat memperbaiki nasib rakyat, ketika terpilih menjadi Presiden, akan bersungguh- sungguh berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Orang seperti ini tidak akan ragu-ragu membuat kebijakan yang membela kepentingan bangsa dan rakyatnya, kendati harus menanggung risiko karena berhadapan dengan dominasi kapitalisme global


MafazaOnline-BANTEN-Indonesia membutuhkan presiden yang berani mengambil keputusan untuk kepentingan rakyat. Bukan presiden yang membuat kebijakan atas perhitungan untung-rugi bagi kekuasaanya. Hal ini hanya bisa terjadi pada orang yang maju sebagai Capres dengan niat benar-benar ingin menyejahterakan sebagian besar rakyatnya.

“Saya melihat DR. Rizal Ramli bisa menjadi kunci perbaikan negeri ini. Dia punya jejak rekam yang panjang dalam keberpihakan pada kepentingan rakyat dan bangsa. Semasa menjadi pejabat, Pak Rizal Ramli juga terbukti sebagai pemimpin yang egaliter dan berani. Hal ini menjadi garansi, bahwa jabatan presiden yang akan disandangnya bukanlah untuk memuaskan ambisinya untuk berkuasa,” papar Adhie M Massardi, Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid, saat bicara pada pembangunan Masjid Jami’ Raudhatul Shalihin di Binong Permai,  Tangerang, Sabtu (1/6).

Pernyataan Adhie yang juga Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) itu langsung disambut dengan tepuk tangan dan koor “aamiin” panjang dari hadirin. Sedangkan Rizal Ramli yang juga hadir pada acara tersebut, hanya tersenyum simpul. Namun sejurus kemudian, Menko Perekonomian dan Menkeu era Presiden Gus Dur ini terlihat serius. Pandangannya untuk sesaat menerawang. Entah apa yang dipikirkannya. Namun bisa jadi, dia menyadari pernyataan Adhie, juga harapan dan doa hadirin tadi adalah sekaligus suatu amanah yang berat yang kelak dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah Sang Pengusasa Alam Semesta.

Menurut Adhie, sedikitnya ada dua perbedaan mendasar antara orang yang ingin menjadi Presiden dan orang yang ingin menyejahterakan rakyat. Orang yang maju karena ingin jadi presiden dapat dipastikan setelah dia terpilih tidak akan melakukan apa-apa untuk rakyat. Bisa jadi setelah jabatan presiden dalam genggaman, yang bersangkutan hanya sibuk menggelembungkan kekayaan pribadi dan kelompoknya serta berusaha melestarikan kekuasaannya belaka dengan segala cara.

Sebaliknya, orang yang sejak awal berniat memperbaiki nasib rakyat, ketika terpilih menjadi Presiden, akan bersungguh- sungguh berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Orang seperti ini tidak akan ragu-ragu membuat kebijakan yang membela kepentingan bangsa dan rakyatnya, kendati harus menanggung risiko karena berhadapan dengan dominasi kapitalisme global.

"Saya melihat Pak Rizal Ramli seperti Gus Dur yang punya cita-cita mengubah negeri ini menjadi lebih sejahtera dan lebih baik. Keduanya sama-sama merasa prihatin Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang melimpah tapi rakyatnya miskin. Itulah kenapa saya katakan pak Rizal Ramli harus jadi kunci perbaikan negeri ini," ujar Adhie yang  juga dikenal sebagai penyair “Negeri Para Bedebah.”

Ketika diberi kesempatan bicara, Rizal Ramli sendiri tidak banyak menyinggung seputar pencalonannya sebagai Presiden pada 2014. Hadir dengan setelan batik cokelat lengan pendek dipadu celana warna gelap, tokoh yang dinobatkan sebagai Capres Paling Reformis versi survei terbaru Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) ini justru lebih asyik bicara soal masjid yang tengah dikunjunginya.

“Nama masjid ini luar biasa, Roduhatul Sholihin, taman orang-orang shaleh. Saya berharap masjid ini benar-benar menjadi tempat berkumpulnya orang-orang shaleh. Dari sini ini kelak lahir generasi yang peduli terhadap nasib bangsa dan rakyat Indonesia. Saya berharap  kita semua bersama-sama berjuang memajukan kesejahteraan rakyat dan bangsa Indonesia,” ungkap Ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARUP) yang juga menjadi Calon Presiden Alternatif versi The President Center ini.

Share this article :

Posting Komentar