Selasa, 23 April 2013

Home » » Pidato Kebangsaan Presiden PKS, Muh. Anis Matta pada Milad PKS ke-15

Pidato Kebangsaan Presiden PKS, Muh. Anis Matta pada Milad PKS ke-15

Kalau cinta sudah dibuang, jangan harap keadilan akan datang
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahil ladzi faradhal jihad ‘alal muslimin waja’alahu manatha ’izzihim wa raf’ihim. Asyhadu ala ilahaillahu wahdahu laa syarika lahu wa asyhadu anna Muhammadar rasuluhu mab’utsu rahmata lill ’alamin wa uhayikum ma’syiral ikhwah bitahiyatil Islam.
Assalamu ’alaikum wr wb

Saudara-saudaraku yang saya cintai, hari ini kita merayakan hari jadi partai kita yang ke-15. Dan setiap kali kita memperingati hari jadi ini, haruslah selalu kita ingat bahwa hari jadi Partai Keadilan Sejahtera itu juga adalah hari ulang tahun reformasi Indonesia. Kita adalah anak reformasi yang sah. Tapi saudara-saudara sekalian, sesungguhnya kita tidak sedang memperingati hari jadi sebuah partai politik. Tapi, sesungguhnya yang kita peringati adalah lahirnya sebuah cita-cita, lahirnya sebuah generasi. Sebab partai politik sejatinya adalah mesin ideologi, bukan kendaraan pribadi menuju kekuasaan.

Kita adalah generasi baru Indonesia, yang telah melawan tirani, melawan otoritarianisme dan mencetuskan reformasi. Lalu kemudian ikut mengawal jalannya transisi menuju demokrasi selama 15 tahun dan sekarang… dan sekarang…dan sekarang… kita siap membawa Indonesia menuju negara demokrasi yang matang dan dewasa…yang adil dan sejahtera. Oleh karena itu, saya ingin mencanangkan tahun ini, tahun 2013 sebagai tahun kebangkitan generasi baru Indonesia. Dan kita adalah ruh dari generasi baru Indonesia itu.

Saudara-saudara sekalian…

Saya mempunyai sebuah imajinasi. Seandainya seluruh penduduk bumi ini diberi pilihan, di negara manakah ia ingin menjalani hidup? Saya ingin mereka mencatat tebal-tebal bahwa mereka ingin hidup di Indonesia. Sebab Indonesia adalah sepenggal firdaus di muka bumi. Dan oleh karena itu, setiap orang memimpikan suatu saat dapat menjalani hidupnya di negeri ini. Karena di negeri inilah mereka menemukan bagaimana orang-orang menggunakan kebebasannya secara bertanggung jawab. Sebab mereka mempunyai cinta. Di negeri inilah mereka akan menyaksikan, bagaimana hukum itu di tegakkan dengan cara yang adil, sebab penegakan hukum itu dilakukan dengan cinta. Dan dulu Iwan Fals pernah mengatakan “kalau cinta sudah dibuang, jangan harap keadilan akan datang”.

Mereka memilih untuk hidup di Indonesia karena di sini mereka punya harapan untuk kesejahteraan. Semata-mata karena mereka punya semangat kerja. Siapa pun yang ingin bekerja, siapa pun yang ingin bekerja, siapa pun yang ingin bekerja, seharusnya punya tempat di negeri ini. Dan di negeri ini pula mereka menyaksikan bagaimana keragaman itu, menyatu padu dan tidak menjadi sumber konflik yang berkepanjangan. Itulah sebabnya, kita mengangkat tema “Cinta Kerja dan Harmoni”. Karena inilah nilai-nilai masyarakat Indonesia, dan jika kita hidupkan kembali, Insya Allah kita mampu menghidupkan Indonesia yang carut-marut ini menjadi sepenggal firdaus di muka bumi.

Ketiga nilai itu adalah nilai-nilai inti masyarakat Indonesia. Yang telah membentuk budaya masyarakat kita dan kepribadian masyarakat kita dalam waktu yang lama, hanya ketika nilai-nilai itu hilang maka kemudian kita menyaksikan betapa berantakannya, betapa gaduhnya negeri kita ini. Dulu saudara-saudara sekalian, dengan perbedaan pada konteks waktunya ruangnya serta situasinya, Soekarno juga pernah mempunyai ide tentang Trisakti. Berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkarakter dalam budaya. Dulu Soeharto juga punya ide tentang Trilogi; stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan. Saya tidak punya judul untuk tiga nilai inti masyarakat Indonesia ini. Tapi saya tahu, saudara-saudara yang hadir di sini akan belajar bagaimana menemukan judul dari tiga nilai inti ini, dari tiga nilai yang membentuk budaya masyarakat Indonesia, karena tiga nilai inti ini mempunyai akar yang kuat dalam latar budaya kita, juga dalam latar sejarah pemikiran politik di Indonesia.

Saudara-saudara sekalian….

Dengan tiga nilai inti itu, saya ingin seluruh masyarakat Indonesia mengetahui bahwa yang ingin kita bangun adalah negara manusia. Manusia yang punya hati, manusia yang punya pikiran. Dan karena itu kita ingin negara ini mengelola rakyatnya sebagai manusia. dengan semua mimpi-mimpinya, dengan semua harapannya. Dan memberikan mereka apa yang mereka perlukan sebagai manusia. Dan kita ingin angka-angka statistik dalam politik, ekonomi dan budaya itu semuanya pada akhirnya bermuara pada satu cita-cita kemanusiaan yang besar. Pada satu cita-cita yang dialami oleh seluruh manusia, yaitu cita-cita untuk menjadi makhluk yang bahagia di planet ini.

Saudara-saudara sekalian…

Apabila kita merenungi cita-cita ini, saya ingin saudara semuanya menyadari sejak awal bahwa ini bukan sekadar target politik, this is beyond politics. Ini lebih dari sekadar politik, ini adalah misi kemanusiaan, ini adalah misi peradaban. Dan saya ingin saudara-saudara sekalian, kita meletakkan semua target-target kita untuk melakukan pemenangan pemilu, bukan semata-mata sebagai target politik, tetapi lebih dari itu, itu hanyalah merupakan tangga untuk menunaikan misi kemanusiaan yang kita emban. Dan misi kemanusiaan itu sekali lagi dalam kalimat yang sederhana adalah mengubah Indonesia menjadi sepenggal Firdaus.

Saudara-saudara sekalian…

Kita akan menghabiskan seluruh umur kita untuk misi yang suci ini. Kita akan menghabiskan seluruh kekuatan kita untuk misi kemanusiaan ini. Dan kita akan menghabiskan seluruh tenaga kita untuk misi kemanusiaan ini. Kita juga akan menghabiskan seluruh pikiran dan perasaan kita untuk misi kemanusiaan ini. Terlepas apakah kita menang atau kalah. Sebab ini adalah misi kemanusiaan dan bukan sekadar politik.

Saudara-saudara sekalian…

Saya ingin bertanya kepada saudara semuanya. Supaya kita menegaskan kembali bahwa kita seluruh pengurus, seluruh kader Partai Keadilan Sejahtera akan menjadi lokomotif bagi seluruh generasi baru Indonesia yang akan membawa Indonesia menjadi negara demokrasi yang matang dan dewasa yang adil dan sejahtera. Apakah kita siap melakukan misi itu? Apakah kita siap melakukan misi itu? Apakah kita siap melakukan misi itu? Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.

Wassalamu ’alaikum wr wb.

Kesabaran Rakyat Gaza Teladan Pembinaan Karakter Siswa 


Share this article :

Posting Komentar