Minggu, 06 Januari 2013

Home » » Mengenang Sewindu Tsunami Aceh

Mengenang Sewindu Tsunami Aceh


Prangko peringatan tragedi tsunami Aceh terbit 20 Mei 2005.

MafazaOnline-BANDA ACEH -Hari ini genap sudah sewindu tragedi tsunami Aceh yang menewaskan ratusan ribu korban. Berbagai cara pun digelar untuk mengingat peristiwa maha dahsyat yang melululantakkan Aceh pada tahun 26 Desember 2004 lalu itu.

Salah satunya komunitas sineas muda Aceh menggelar pemutaran film 12 film, terutama bertemakan pembelajaran penanganan risiko bencana.

Film-film yang diputar antara lain; “Smong & Nandong Semangat Nelayan Pulau Simeulue” karya Sarang Multimedia, “Meulinteng Saheh” karya Leubeng, “Benang Merah Harapan” karya Benang Merah Productions, “Berguru Sebelum Petaka” karya Seukeum, “Nyanyian 1907” karya Komunitas Audio Visual Anek Nanggroe (KAVAN), “Tsunami Song” karya Layar Kaca Production, “26 Desember 2004” karya Museum Tsunami.

Film-film tersebut diputar di Gedung Sultan Selim Turki tadi malam (25/12) dan Museum Tsunami Aceh hari ini. “Kegiatan ini untuk membangun nilai silaturrahim antarkomunitas dan sineas dengan masyarakat Aceh dan menjadi inspirasi bagi pembangunan Aceh pascatsunami,” kata Muhammad Isya, panitia seperti dilansir laman Aceh Kita.

Simulasi Tsunami Desember 2004
Selain pemutaran film, kata Isya, ada penampilan musikalisasi puisi, musik religi dan dialog bersama Delisa, korban tsunami yang terpaksa harus diamputasi kakinya. Di sini, Delisa juga unjuk kebolehan dengan memainkan piano.

Sementara acara puncak peringatan sewindu tsunami versi pemerintah berpusat di Kota Banda Aceh (26/12). Acara yang diperkirakan diikuti sekitar 5 ribu warga Aceh ini dimulai pada pukul 09.00 WIB.  Acara tersebut juga dihadiri oleh pemerintah lokal Aceh, tokoh masyarakat dan perwakilan aktivis NGO lokal dan internasional.

Sebelumnya Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Zaini Abdullah telah menginstruksikan, agar di seluruh Aceh mengibarkan bendera setengah tiang, termasuk jajaran pemerintahan, swasta, dan masyarakat.

"Kibarkan bendera merah-putih setengah tiang untuk mengenang dan menghormati korban tsunami delapan tahun silam," sebutnya dalam surat edaran.

Prangko peringatan tragedi ini terbit 20 Mei 2005.
Kepala bagian Humas Pemerintah Aceh Usamah El-Madny menyatakan, instruksi itu dituangkan dalam surat edaran yang dikirim ke seluruh instansi pemerintah, lembaga swasta di Provinsi Aceh. Instruksi pengibaran bendera setengah tiang juga karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menetapkan gempa dan tsunami Aceh sebagai musibah nasional. “Pengibaran bendera setengah tiang ini sebagai tanda berkabung," kata Usamah, di Banda Aceh seperti dilansir Sindonews.

Warga juga menggelar doa dan zikir di berbagai mesjid di Aceh untuk mendoakan korban tsunami."Kita yang selamat dan masih diberi umur panjang ini agar menjadi pelajaran yang besar atas musibah tersebut dengan lebih meningkatkan ketaqwaan kita terhadap Alllah SWT,"kata Nasir Jamil,`Anggota DPR RI Fraksi PKS yang juga asal Aceh ini seperti dikutip Islamicmedia.

Seperti diketahui bencana terdahsyat yang menimpa warga Aceh itu terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 lalu. Saat itu, lepas pantai Aceh diguncang gempa berkekuatan 9,3 skala ricter. Gempa dan tsunami  ini menghantam 12 negara termasuk Indonesia yang menewaskan 230 ribu orang di Indonesia, Pantai Barat Semanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka bahkan sampai Pantai Timur Afrika.

Gempa yang diiringi ombak tsunami setinggi 9 meter ini merupakan gempa terdahsyat dalam 40 tahun terakhir dan menyebabkan kematian terbesar sepanjang sejarah.  Indonesia merupakan negara yang paling terparah terkena tsunami. Kerusakan dan korban jiwa terbanyak terjadi di Serambi Makkah.

Sebuah kuburan massal di Ujung Karang, Meulaboh, Aceh Barat, menjadi saksi senyap kedahsyatan tsunami. Di kuburan itu, ada ribuan korban tewas tsunami yang dimakamkan. Meulaboh adalah salah satu daerah terparah yang dilanda musibah.

Musibah tsunami Aceh itu mendorong solidaritas antara sesama anak bangsa dan dunia untuk berbagi, meringankan beban korban tsunami. Kejadian itu juga menjadi  titik awal rekonsialiasi antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk menciptakan kedamaian di Bumi Serambi Mekkah. Kini Aceh terus membaik dan warga sudah beraktivitas dan membangun seperti sedia kala.

Sumber:
Marwan Azis


-----------------------------------------------------------------------------------------------
Buat Kamu yang ingin tampil cantik dan shalihat, segera beralih ke pengobatan Herbal non alkohol
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 




Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Mengenang Sewindu Tsunami Aceh . All Rights Reserved